Tuesday, May 30, 2006

Bersatu Kita Teguh...

Hanya ucapan salut dan terima kasih untuk 2 rekan belajarku di Caulfied: Om Rutacs dan Pakdhe Kalas. Atas determinasi dan semangat pantang menyerah dalam menghadapi tekanan perkuliahan semester pertama Monash yang tidak kenal belas kasihan. Atas kekompakan dan saling mengisi dalam mengerjakan setiap jengkal alinea assignments. Atas pengorbanan kalian untuk tetap terjaga hingga pagi dengan meninggalkan keluarga tercinta kedinginan di rumah (kita juga kedinginana sih...:p).
Untuk perdebatan hangat, konstruktif tapi tetap dengan kepala dingin. Untuk semua kesabaran yang kalian punya dikala sifat anak mudaku yang tak mau kalah, egois dan emosional muncul. Untuk waktu yang kalian bagi untuk sekedar mendengarkan betapa lelah bertahan dalam deras badai ini dan mengingatkan bahwa perjalanan penuh liku ini kelak akan berbuah manis. Untuk kesatuan pandangan tentang tujuan kita di kampus ini. Juga untuk rendang daging dan ayam pedas di-kala malam-malam yang melelahkan. Juga untuk makan siang bersama dengan menu NASI UDUK sebagai penutup session assignments di semester ini, Perfect!! I couldn't ask for more!
Mulai besok, nilai2 kita akan segera keluar. Tapi itu semua menjadi tidak penting, karena menurutku yang terpenting adalah proses dalam mencapainya bukan hasil. Sampai ketemu di Semester depan, semoga kita bisa menjadi lebih baik....Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Kawin LAGI....
7/8 Tattenham St Caulfield East...saat tubuh mulai terserang demam.

Saturday, May 27, 2006

Pita Hitam untuk Yogya

Hari ini pagi pukul 10, seperti biasa aku bergegas siap2 untuk latihan sepakbola. Tidak ada perasaan aneh atau apa. Selesai main sepakbola sekitar pukul 14.00, saat aku sedang bertelfon ria dengan istri, muncul sms dari sahabat di yogya yang memberi kabar bahwa ada gempa dahsyat di Yogya pagi ini pukul 05.55 WIB (thanks for the sms Rud..). Sontak aku kaget, karena kota ini sudah begitu lekat dengan perjalanan karierku selama ini, selain tentu jagi masih banyak sanak keluarga dan rekan2 yang tinggal di-sana. Jujur saja, secara relatif, Yogya memang tidak memiliki sejarah panjang terhadap bencana alam seperti banjir, gempa bumi atau tanah longsor, kecuali memang ancaman laten Gunung Merapi.
---
Langsung saja aku menjelajah berita via internet yang ternyata memang efek gempa tersebut begitu dahsyat, terparah adalah di-daerah Bantul dan sekitaran Parangtritis. Sampai Sabtu pukul 18.00 Melbourne, sekitar 1300 orang diperkirakan jadi korban gempa berkekuatan 6,2 SR (USGS, Amerika). Padahal, Yogya baru saja menurunkan kesiagaan-nya menjadi 'awas' berkaitan dengan gunung merapi. Keluarga2ku di Yogya aku telfon dan yang bikin panik, ternyata telefonnya tidak ada yang nyambung. Aku baru sadar, mungkin sedang blankspot. Aku coba sms, ternyata dibales dan syukur Alhamdulillah, keluargaku di sana, semua selamat dan baik2 saja.
---
Semua yang terjadi tentunya ada hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik. Seperti kata kang Ebiet G. Ade, '...mungkin Alam mulai muak, dengan segala tingkah dan dosa-dosa kita'. Mungkin ini juga 'teguran' kepada warga Yogya atas perilaku mereka selama ini atau bisa jadi tanda 'sayang' Sang Maha Kuasa pada warga kota Gudeg.
Apapun itu, doaku selalu buat Yogya tercinta. Kota di-mana intelektualitas dan semangat bertahan hidup-ku ditempa. Semoga semua korban yang luka, bisa segera sembuh, sementara bagi keluarga yang ditinggalkan oleh para korban meninggal, selalu tabah dalam menghadapi cobaan ini.
---
=Dari pria kecil yang selalu merindukan hangat kota Yogya=

Friday, May 26, 2006

Kembali...

Halo semua! yang di sini yang di sana yang jauh yang dekat, pokoke semuanya deh...!
Setelah "bertarung sengit" selama kurang lebih 4 minggu, akhirnya badai assignments berhasil dilalui. Tinggal tersisa satu presentasi lagi hari Rabu depan, tapi at least weekend ini aku bisa sedikit terbebas dari beban tugas-tugas yang menumpuk, heheh.
Terlepas dari nilai/hasil dari tugas-tugas tersebut, aku merasa cukup puas dengan kerja keras, kerja sama dan diskusi akademik yang dituangkan dalam assignments2 tersebut. Kendala utama memang bahasa, tapi hal tersebut jadi tantangan tersendiri tentunya. Kendala kedua adalah perbedaan ide. 70% assignments ku tuh adalah group assignments dan karena banyak kepala, banyak juga ide dan usulan, perbedaan kadang sering terungkap. Hal tersebut terkadang membuat waktu pengerjaan semakin molor, walaupun memang diskusi akademik seperti itulah yang dibutuhkan oleh kami. Overall, aku puas dengan pengalaman baru ini. Sedikit beristirahat boleh, tapi jangan lupa, tantangan kedua sudah membentang...EXAM!! Dan untuk itu, aku akan mengasah lebih tajam pedang2ku...Let's kick their ass!

Monday, May 15, 2006

DUEL

Angin derasmu menciutkan nyali,
Suhu rendahmu membekukan dinding tubuh,
Bahasamu,
Caramu,
Sistem-mu,
Keangkuhan takhta sucimu,
Kesepian ini,
Keterasingan ini,
Kemandirian tak berujung,
Dualisme isi kepala,
Rapuh jiwa ini,
Sakit yang menerpa tubuh,
Kerinduan yang mencekam,
Ketidakberdayaan ini,
Kelelahan,
Penantian,
Kebimbangan,
Sang waktu yang pongah,

TAK AKAN,

membuatku terhempas,
membungkam mulutku,
membelenggu tanganku
mengingkat kakiku,
meratapi jiwa meronta,
bertahan berdiam diri,
tenggelam dalam kepasrahan,
patah berkeping,
hancur berderai,

Karena DUEL ini,

bukan hanya untukku,
bukan untuk hari ini,
bukan hanya satu kali,
Demi satu RUANG kelak. Demi untuk yang TERPILIH.

*Tetap bertahan Menunggu Pagi
**........Victory belongs to the most persevering.” (Napoleon Bonaparte, 1769 - 1821)

Sunday, May 14, 2006

Pokoknya Sheila...

Biarpun jadwalnya keluar albumnya diundur, tapi tembang2 SO7 udah bisa didengar di radio-radio lohh. Hehe, semoga keren...dan bagi yang punya MP3-nya, jangan lupa berbuat amal dengan mengirimnya via email ke aku.
----
507; Sheila 0n 7 Coba Lepas Dari Titik Kritis
----
MEMANG, SHEILA on 7 [S07] sedang "kalah pamor" dengan band-band baru yang bermunculan dan menelorkan hits. Memang, S07 juga sedang dirundung masalah, dengan keluarnya Sakti, gitaris, yang memilih mendalamai agama. Memang S07 juga dianggap "hanya" mengais-ais sisa kesuksesan. Benarkah? Tampaknya tudingan-tudingan itu masih harus dibuktikan. Keraguan yang yang mengatakan S07 sudah "habis" masih harus diperdebatkan lagi. Apalagi kalau kamu menyimak album terbaru band asal Jogjakarta ini yang diberi titel simpel "507". TEMBANG.com yang sudah mendengar lagu-lagu yang ada, melihat ada kecenderungan band ini kembali pada kesederhanaan lirik dan musikalitas yang tidak "neko-neko" lagi. Wajar saja sebenarnya. Band yang kini diawaki Eross Chandra [gitar], Adam Subarkah [bass], Brian [drum, personil baru] dan Duta [vokal], sudah menginjak 10 tahun berkarir di pentas musik Indonesia. Kalau sekarang mereka merilis album baru, itu bagian dari eksistensi dari sekumpulan anak Jogja yang sudah menelorkan banyak hits ini. Album ini terdengar lebih "personal" dan matang secara penjiwaan. Single pertamanya Mantan Kekasih bisa membuat kamu nangis-nangis kalau menyimak liriknya yang dibuat Eross. Lagu yang penulis sebut "hymne-pop" ini terdengar menyayat tapi gampang dihapal dan langsung kena. Penggarapan yang lebih santai, membuat album ini terdengar lebih fresh dengan muatan bobot yang berkualitas. Beberapa lagu penting mendapat catatan. Selain single pertama, lagu Pemenang juga menjadi penting lantaran masuk dalam theme song Piala Dunia 2006. Kemudian lagu Radio. Pernah mendengar S07 membuat lirik dan musik yang nge-dance? Di lagu ini, kamu bisa mendapatkannya. Sakti, personil yang memilih keluar, masih sempat menyumbangkan karyanya di lagu Cahaya Terang. Lagu ini bertutur soal pengalaman batin Sakti setelah memutuskan untuk mendalami agama. Jadi, kinilah saatnya Sheila on 7 memberi pembuktian, tudingan-tudingan yang mulai meremahkan itu salah. Toh karya mereka sebenarnya sudah jadi bukti. Bagaimana?