Tuesday, March 01, 2005

BINTANG YANG (TAK) TERPILIH...

"Kamu yang sekarang adalah hasil dari pilihan-pilihan kamu di masa lalu"

Wew..kata2 itu terus mengiang di benak Gaizka sampai sekarang. Bukannya apa2, di usia2 kritis seperti sekarang ini (remaja enggak, dewasa-berkeluarga juga belum), setiap pilihan yang diambil, sangat menentukan jalan kita ke masa yang akan datang.
*So what gitu loo??*
Bukannya gitu, kalo soal pilihan karier, Gaizka memiliki pilihan karier yang cukup jelas...pilihan jalan yang memang berbeda dengan orang kebanyakan. Gaizka gak mau jadi orang yang berada di gedung2 tinggi dan berdasi tetapi setiap hari mencari cara untuk korupsi dan manipulasi. Gaizka tidak mau menjadi orang yang setiap hari datang pergi hanya demi materi dan dunia. Gaizka memang memilih untuk berbeda dengan yang lain, ia memilih untuk mengabdikan dirinya bagi kemajuan peradaban. Mulai dari peradaban sekelas kampung RW sampai peradaban dunia kelak...
*Tapi itu untuk karier....untuk percintaan???*
Itu masalahnya. Meminjam istilah Gaizka..baginya pendamping hidup itu haruslah seperti bintang di langit malam. Maksudnya? bahwa pendamping hidup tak harus se indah bunga mawar apalagi seterang cahaya bulan. Pendamping hidup juga tak harus seperti matahari yang bersinar terang dan angkuh di kala siang. Pendamping hidup juga tak harus seperti permata yang mahal dan eksotik. Cukuplah pendamping hidup seperti cahaya bintang redup yang menerangi diri di saat gelap malam, cukuplah bintang waluku menjadi penunjuk arah di kala tersesat, cukuplah tatapan bintang nun jauh di sana menyejukkan perjalanan walau tak harus bersama setiap waktu...cukuplah sang bintang yang rendah hati memantulkan sinarnya ke bulan demi ia terlihat lebih terang........
*Oke, kalo bintang..terus kenapa??*
Masalahnya, bintang itu bertaburan di seluruh jagat langit dengan acak. Bagaimana memilihnya yang cocok itu yang jadi pertimbangan berat. Tak mudah loh, menunjuk satu bintang di antara jutaan bintang di langit gelap. Fiuhh...aku semakin gak ngerti ama anak ini...jadi bingung juga mengikuti jalan pikirannya.
Tapi sebenarnya saat ini aku sudah ada sih Bintang yang Terpilih...tiba2 Gaizka memecah kebingunganku. Wah, kalo gitu, sudah jelas dong..tinggal digenggam aja bintang-nya, candaku.
*Iya, kenapa gak digenggam langsung bintang-nya??*
Hahahahah...life is not that easy bro...
apa yang harus digenggam jika bintang itu sinarnya berbeda dengan sinar bintang yang seharusnya?? apa yang harus aku genggam jika perbedaan sinar itu adalah perbedaan yang hakiki? apa yang harus aku peluk jika beda sinar itu tak mungkin menyatu? Apa yang harus aku lakukan jika sinar itu harus berjalan sendiri-sendiri?
Itulah bintang yang terpilih...bintang yang aku yakini mampu menerangi malamku, membantu menunjuk jalanku, bintang yang rendah hati dan bintang yang berbeda terangnya dengan bintang yang lain??
*Segera ambil keputusan dong...genggam atau lepas...*
bah..semua orang seluruh dunia rasanya bilang seperti itu. iya..iya...aku selalu berusaha untuk mencari keputusan yang terbaik...aku sedang berusaha...seperti usaha yang tak kenal henti dari Sekutu untuk melakukan pendaratan di Sicilia dan Normandia kala Perang Dunia II.
Aku juga tak pernah berhenti berdoa, layaknya Nelson Mandela, kala ia di-penjara puluhan tahun di penjara Capetown...aku juga tak pernah berhenti berharap layaknya Yasser Arafat yang selalu ingin ada nya perdamaian di Jalur Gaza hingga hembusan nafas terakhir...
Gai
zka...sedang dan selalu mencari yang yang terbaik...demi Bintang Yang (Tak) Terpilih....
Hmm..kalo begitu, selamat mencari jalan yang terbaik sahabat...semoga jalan terbaik itu segera terbuka....


No comments: