Sunday, December 24, 2006

Ada Yang Mau Ikutan Gak?

Akhir tahun saatnya jalan-jalan dan menghilangkan diri dari kepenatan. Berikut jadwal akhir tahunku. Ada yang mau ikutan??...:p
25 Des: Keliling kota Melben untuk menikmati suasana natal di sini. Di hari itu transportasi kota gratis tis..tiss..Jadi bisa ke mana2 sesuka hati.
26 Des: Diundang2 barbeque-an oleh teman2 yang merayakan natal di Clayton. Pasti bakalan kenyang dan seru nih..hehehe.
28 Des-2 Jan: Diajak rombongan 'sirkus' ke Canberra dan Sydney. Kalo gak ada halangan akan merayakan tahun baru di Sydney.

Udah gitu aja. Sekalian mau mengucapkan selamat merayakan hari Natal bagi rekan2 yang merayakannya dan Selamat Tahun Baru 2007 buat semua!

Tuesday, December 19, 2006

Update Gatosoideas

Masih Mau Jadi Akuntan? Saat XBRL Mendekati Kenyataan
Perubahan dokumentasi laporan keuangan ke format XBRL disebut-sebut lebih revolusiner dibandingkan perubahan penggunaan analisis via pensil dan kertas ke format elektronik seperti sekarang ini. Lalu apa itu XBRL? Seperti apa perubahannya?
Selengkapnya

Masih Mau Jadi Akuntan (2)? Saat Laporan Keuangan Berubah Wujud
FASB dan IASB sudah sepakat untuk mengeluarkan standar baru berkenaan dengan format baru laporan keuangan di tahun 2008-2009. Ganti baju atau ganti warna saja?? Jadi buku Akuntansi Keuangan karya Pak Zaki Baridwan-yang jadi kitab kuningku, sudah saatnya dibuang dong??
Selengkapnya

Pengalaman Belajar di Oz (3): Exam Viewings
Gak puas dengan nilai yang didapat dan ingin protes dengan dosen? Silahkan. Biar lebih oke argumentasinya, kita yang belajar di Monash punya kesempatan untuk ikutan exam viewings.
Selengkapnya

Korupsi Banyak, Tapi Mana Koruptornya???
Memerangi korupsi seperti memerangi bayangan. Terlihat sosoknya, tapi sulit dijamah wujudnya. Saatnya untuk frustrasi?
Selengkapnya

Sunday, December 17, 2006

Satu

Satu...
Semoga kita tetap tegar bergandengan tangan, layaknya dulu saat kita menghadapi pelbagai rintangan;
Semoga kita tetap berbagi ceria dan duka, seperti dulu saat kita menemui pasang surut perjalanan hari;
Semoga engkau tetap mengenggam tanganku, mendengar senandungku dan menerangi mimpiku, seperti halnya dulu saat engkau menjadi bintang yang terpilih untukku;
Semoga engkau selalu sabar menemaniku, karena aku ingin belajar untuk menjadi lebih baik lagi untukmu.
17122006

Thursday, December 14, 2006

Bangsa Lupa Prioritas

Hampir semua milis yang saya ikuti membahas tentang 2 topik utama media massa dalam 2 minggu terakhir ini. Yang pertama berkaitan dengan pernikahan kedua (poligami) ustad terkenal dari Bandung yang kemudian menyulut diskusi pro dan kontra baik dalam tataran hukum negara dan agama. Topik kedua adalah beredarnya video mesum anggota DPR RI dari partai terbesar di tanah air dengan seorang penyanyi dangdut.

Saya tidak ingin bercerita tentang pendapat saya soal kedua masalah di atas, tapi saya ingin menyatakan keprihatinan saya terhadap sikap bangsa kita dalam menghadapi suatu masalah. Entah mengapa, bangsa kita gemar bertukar argumen dan tak segan mengumbar energinya untuk berdebat tentang masalah-masalah yang bukan menjadi prioritas ruang diskusi kita. Macam2lah diskusi kita, mulai dari RUU Pornografi, debat poligami sampai masalah video 'esek-esek' dan majalah 'syur'. Praktis, bangsa kita cuma mengurus masalah sekwilha (sekitar wilayah paha) dan sekwilda (sekitar wilayah dada).

Sesungguhnya, yang dibutuhkan oleh bangsa ini adalah solusi memadai tentang distribusi minyak tanah yang kacau balau, kebutuhan bahan pokok yang kian melambung, birokrasi yang semakin korup, transportasi publik yang semakin jauh dari kata 'nyaman', keadilan yang makin sulit dicari sampai lapangan pekerjaan yang memenuhi pengharapan setiap pencari asa. Belum lagi isu2 masa depan yang butuh persiapan dari sekarang, antara lain masalah kelangkaan air bersih, energi alternatif sampai ke isu pemanasan global.

Lebih jauh, bangsa ini butuh figur yang bisa mempersatukan segala macam perbedaan untuk bersama-sama menghadapi kesulitan yang menerjang. Bangsa ini sudah cukup dipecah belah dengan urusan beda ideologi yang sempit, beda warna parpol, beda etnis dan lain2nya. Sudah saatnya kita kembali berpikir tentang prioritas masalah yang harus dituntaskan oleh bangsa kita, jangan sampai kita terjebak pada diskusi 'ecek-ecek' yang menguras energi.

Menarik untuk disimak komentar presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad saat ditanya apakah dia akan mengekang penggunaan jilbab yang kurang Islami di kalangan remaja Teheran, dia menjawab "Orang cenderung berpikir bahwa kembali ke nilai-nilai revolusioner itu hanya urusan memakai jilbab yang baik". Padahal, lanjutnya, "Masalah sejati negeri ini adalah lapangan kerja dan perumahan untuk semua, bukan apa yang harus dipakai" (Muhsin Labib, et al, 2006). Nah, kira-kira, pejabat negara kita berani gak yah bilang gitu?? kalo mereka masih gak bisa fokus pada prioritas masalah yang harus diselesaikan, kayaknya kita butuh 'perubahan' lagi neh.

Thursday, December 07, 2006

Jalan Itu Masih Panjang (2)

Ada yang sedikit beda saat sore ini aku membuka my.monash menu. Ada yang berubah di bagian kiri menu yang menunjukkan mata kuliah yang akan kuambil 2 semester ke depan. Jika biasanya per-semester ada 4 mata kuliah, sehingga total 8 untuk 2 semester, maka kali ini yang terlihat hanyalah 5 mata kuliah. Loh kenapa? Iya, karena aku sudah dapat approval untuk mengambil research dissertation tahun depan. Di semester 3, aku akan mengambil research method, research proposal dan competitive advantage 1 (mata kuliah wajib), total aku ambil 3 mata kuliah. Di semester 4, aku 'hanya' ada 2 mata kuliah, yaitu competitive advantage 2 (wajib) dan research dissertation-yang sama dengan 4 mata kuliah, sehingga total aku ambil 5 mata kuliah di semester terakhirku. Kok bisa? iya, hasil lobi2 dan kenekatanku. Setengah berjudi memang...tapi itulah keputusan yang sudah aku ambil. Kita tak kan pernah merasa tahu sebelum kita mencoba...:). Hari2 kita terlalu indah untuk diburamkan dengan pencapaian yang sisa-sisa.

Hari Senin lalu, 'di luar dugaan' aku langsung dicarikan calon supervisor untuk thesis-ku dan kebetulan memang dosen yang aku inginkan. Dengan setengah gugup aku pun berdiskusi dengan beliau. Walhasil, seminggu ini aku langsung disibukkan dengan mencari tema thesisku. Semua dimulai dari nol, benar2 harus cari ide yang orisinil, menarik dan memungkinkan buat dijadikan bahan riset. Ceritanya panjang sih, sehingga aku ada rencana untuk bikin cerita berseri tentang perjuanganku menulis thesis, mulai dari titik sekarang (cari tema) sampai nanti saat harus ujian thesisnya. Jika tertarik buat mengikuti, teman2 bisa buka blog-ku yang gatosoideas, aku usahakan untuk update seminggu sekali.

Terakhir, mohon doanya selalu...jujur aja baru awal2 gini udah stress..apalagi nanti kalo udah mulai analisis data dan menulis hasilnya. Huhhuhu....tetap semangatt...!!

Tuesday, December 05, 2006

5 Alasan Gak Suka Summer

Sekarang ini, di Australia, waktu summer udah benar2 tiba. Dan ada 5 alasan buatku untuk tidak menyukainya.
1) Hidup terasa di oven, karena terik panasnya benar2 gak tanggung2, bisa mencapai 37-42 derajat,
2) Menghitamkan kulitku yang udah gelap...kulit jadi kusam dan pecah2.
3) Waktu terasa lebih panjang...matahari terbenam lebih lambat, kurang lebih pukul 9. Sangat sulit menyesuaikan 'jam' tubuh dengan kondisi seperti ini. Oya, shalat Isya jadinya sekitar jam 10.20an...busett dah...lama banget nunggunya.
4) Cuaca panas membuat dehidrasi. Salah satunya adalah banyak minum yang dingin2. Sementara aku sangat rentan terhadap es dan minuman dingin, walhasil tenggorok jadi sering kena radang.
5) Selisih waktu dengan Indonesia menjadi 4 jam dan Singapura 3 jam...terlalu jauh...jadi kesulitan menyesuaikan waktu dengan kehidupan keluarga di sana.

Hmm...kalo udah gini jadi ingat judul lagunya Green Day- Wake Me Up When Summer (September) Ends...

Wednesday, November 29, 2006

Form is Temporary but Class is Permanent!

18.01 waktu Cauflield:
+61427042290: my.monash: S2 Results: AFF4281 D 70, AFF4020 D 78, AFF5120 HD 81, AFF5150 HD 97. Well done! Alhamdulillah, nilai semester 2 ku sesuai harapan. Sejujurnya, aku menargetkan dapat 3HD, tapi nilai AFF4020 (Adv. Management Accounting) meleset tipis 2 poin saja. Namun aku tetap bersyukur, terlebih lagi 2 mata kuliah 'maut' AFF5120 (Adv. Audit) bisa dapat HD dan bahkan AFF5150 (Financial Reporting Issues) bisa dapat 97, alias hampir sempurna (100). Hasil ini jelas membawa aku melewati batas 70%, sehingga jalanku mulai ada sedikit kejelasan. Esok atau lusa, aku akan berdiskusi dengan petinggi2 jurusanku mengenai nasibku lebih lanjut.

Untuk semua yang meragukanku,
Untuk sebelah mata yang memandangku,
Untuk sebuah idealisme yang takkan pernah mati,
Untuk perjuangan yang tak pernah putus,
Untuk suara dan detak asa yang selalu mendorongku,
Untuk malam-malam dingin yang terlewati dengan keresahan,
Untuk teka-teki mimpi yang tak kunjung terjawab,
Untuk badai dan kerikil di jalan yang setapak ini,
Hasil ini untuk KALIAN...

Kok Bingung?

Ini cerita soal kegundahan hati, bukan pesimisme.

Saat selesai kuliah di Yogya Saya ingin segera bekerja. Saat sudah bekerja, Saya ingin mendapat pekerjaan yang lebih baik, bisa memberikan gaji yang memuaskan dan menawarkan jenjang karir yang lebih baik. Saat mendapatkan pekerjaan tersebut, Saya lantas menyadari bahwa dunia kerja sesungguhnya penuh dengan rutinitas dan birokrasi yang memenjarakan naluri intelektualitas. Selanjutnya Saya berpikir untuk membebaskan naluri itu dengan cara belajar lagi ke jenjang yang lebih tinggi. Saat Saya mendapatkannya, tiba-tiba Saya menjadi bingung...

Saat ini Saya mengibaratkan diri Saya sedang berada di menara gading yang indah dan mempesona. Saya hidup dalam ruang mimpi dan kenyamanan. Naluri intelektualitasku dimanjakan, fasilitas pendidikan yang Saya dapatkan membawa fantasi ilmuku ke nirwana dan diskusi-diskusi yang ada mengenyangkan jiwaku yang lapar akan pengetahuan. Tapi, tiba-tiba Saya menjadi bingung...

Kebingungan itu dipicu oleh diskusi rekan2 ku di milis AusAid Monash tentang jargon 'masyarakat salah insentif' (disincentive society)- (tolong koreksi istilah ini, kayaknya kok janggal yah-red). Seorang rekan (Akbar-yang notabene juga rekan saya di FE UGM dulu-red) mendefinisikannya sebagai berikut "masyarakat di mana struktur reward dan punishment-nya begitu buruk sehingga setiap orang di dalam masyarakat tersebut "dipaksa" untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya dalam kerangka masyarakat secara keseluruhan justru merugikan". Ia memberi contoh jargon tersebut dengan sangat cerdas antara lain:
-Sekolah pinter= baik. Tapi kalau sekolah pinter gak dapat pekerjaan, kalah sama yang gak sekolah tapi punya link kekuasaan, jadi percuma -> gak usah sekolah pinter2, cari link saja.
-Tidak menyuap= baik. Tapi kalau tidak menyuap, jadinya kalah tender sama yang nyuap, walaupun tawaran bagus -> gak usah bagus2 bikin proyek, duit yang untuk beli material dipake nyuap aja.
- Auditor bilang jujur= baik. tapi kalau bilang jujur malah jadi masalah -> gak usah cari penyakit lah..
- Polisi nangkep pelaku illegal logging= baik. tapi kalau nangkep trus malah mati sendiri atau dimusuhi atasan->gak usah macam2lah...
-Mengajak pejabat ke masjid itu baik. tapi kalau yang diajak ke masjid justru menggunakan itu untuk kampanye-> gak usah ngajak ke masjid
dan seterusnya.

Kebingunganku tingkat kultur di atas, semakin diperparah dengan kebingungan ditingkat ekonomi yaitu jumlah pengangguran terdidik di Indonesia yang terus menerus meningkat tajam (berdasar ekstrapolasi 'pengangguran tersamar' Mas Ikhsan di sini, jumlahnya bisa mencapai 1,6 juta). Kalo sudah begini, persiapan matang harus aku lakukan sebelum tiba saatnya pulang kembali ke Indonesia nanti. Dengan kata lain, kalo ada lowongan pekerjaan di Indonesia nanti, jangan ragu untuk bagi-bagi ke Saya yah...hehehe. Namun, apapun itu, pulang ke Indonesia adalah pilihan paling paling bijak untuk saat ini. Terakhir, doakan Saya supaya cepat hilang dari kebingungan ini.

Thursday, November 23, 2006

Kenapa Ada Audit? Penjelasan Dari Sisi Permintaan

Banyak orang yang berpikir bahwa audit terhadap laporan keuangan perusahaan timbul, karena ada keharusan dari regulator atau dengan kata lain audit dilakukan karena disyaratkan peraturan tertentu. Namun, bukti empiris menunjukkan bahwa tuntutan dari regulator bukanlah faktor yang menentukan kebutuhan akan audit.
Chow (1982) mendokumentasikan bahwa pada tahun 1926, sebelum adanya peraturan yang mengharuskan perusahaan melakukan audit terhadap laporan keuangannya, 82% dari perusahaan yang listed di bursa saham New York, secara sukarela telah menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit. Lalu, faktor apa yang menentukan kebutuhan akan audit? Sedikitnya ada 3 teori yang dapat menjelaskan hal tersebut.

Selengkapnya

Sunday, November 19, 2006

Transaksi Spin-Off Lapindo: Ada Udang di Balik Lumpur?

Panasnya lumpur Lapindo ternyata mulai menyentuh diskusi seputar corporate finance, setelah sebelumnya berputar di sekeliling isu corporate social responsibility, yang mana Lapindo telah gagal memberikan tanggung jawab sosial yang memadai terhadap lingkungan sekitar. Hal ini terkait dengan rencana spin off (pemisahan anak usaha lewat penjualan kepemilikan) Lapindo Brantas Inc dari perusahaan induknya PT Energi Mega Persada (EMP) Tbk.

Selengkapnya

Saturday, November 18, 2006

Ada Yang Punya Obatnya Gak?

Setiap baca koran atau majalah, kolom olah raga adalah bagian pertama yang Saya baca, apalagi kalo bukan mencari berita soal sepakbola. Di internet, semua informasi soal sepakbola dalam dan luar negeri, selalu Saya lacak: detiksport, tribalfootball, the sun, the times, the world game, uefa.com, fifa.com dan berbagai website tim-tim sepakbola di berbagai liga.

Setiap Rabu dan Kamis subuh, Saya juga selalu bangun lebih awal, demi menyaksikan jagoan2 saya beraksi di Liga Champions Eropa. Sayangnya, di Oz tidak ada siaran langsung EPL atau La Liga, jadi ritual nonton bola tiap malam minggu dan malam senin diganti dengan 'mantengin' livescore.com atau yahoo live matchcase untuk mendapat update terbaru skor pertandingan. Tapi kadang Saya masih kurang puas, karena banyak aksi2 pertandingan yang tak bisa saya saksikan. Akhirnya, youtube.com, metacafe.com dan uefa.com pun saya 'ubek-ubek' untuk cari highlights pertandingannya. Sekarang, Saya lagi senang 'cuap-cuap' di milis detiksport. Saya merasa senang karena di sana ketemu banyak orang yang senang berdiskusi sepakbola, utamanya lagi, Saya bisa puas mengekspresikan ketidaksukaan saya terhadap liga Italia dan timnas Italia..:p

Tapi semua itu masih kurang, saya ingin terlibat langsung! Maka jadilah tiap hari Sabtu dari pagi sampe sore Saya main sepakbola. Sabtu pagi bersama (mayoritas) rekan2 Indonesia di Caulfield Park, Sabtu sore bersama teman2 kuliah berbagai bangsa di Caulfield East Park atau tanah lapang sekitaran kampus. Sebagai catatan, kurun sebulan Saya bermain sepakbola di Oz, cidera engkel kaki kanan saya kambuh lagi. Karena di sini tidak ada nenek tersayang yang siap mengurut kaki saya, maka jasa physioterapist pun saya gunakan. Walhasil, uang $150 (Rp975.000) pun keluar dari kantong Saya.

Sayangnya, Saya terus merasa ketagihan. Saya ingin punya 'klub' sepakbola dan mengendalikannya. Lalu terlibatlah Saya di klub sepakbola maya di freekick.org dan hattrick.org. Untuk game yang disebut terakhir, Saya malahan terpilih jadi Moderator Conference-nya alias jadi orang nomor 2 dari lebih 1,550 pemilik klub sepakbola maya di Indonesia dan jadi satu dari sekitar 100 moderator dari hampir 1 juta users di seluruh dunia. Puas? belum, Saya lagi berjuang agar tim saya jadi kampiun di gim tersebut. Hmm..masih lama kayaknya sih, tapi Saya akan berusaha, heheh.

Kekecewaan karena jagoan Saya kalah di Piala Dunia 2006 lalu dari timnas yang tidak Saya suka, ternyata gagal melunturkan kegilaan saya pada olah raga sepak menyepak si kulit bundar ini. Parahnya, sekarang Saya berkhayal untuk menyaksikan anak Saya kelak bisa main di klub-klub ternama liga sepakbola dunia, sebuah impian yang jelas2 tidak adil, karena anaknya aja belum ada, eh...udah diharap2 bakal jadi olahragawan bola sepak.
Hmmm...rasanya kadar kegilaan dan ketagihan saya terhadap sepakbola sudah sangat kronis. Ada yang punya obatnya gak?

Tuesday, November 14, 2006

Terjual diRI (2)

Jika di-posting-an sebelumnya disini aku bercerita tentang kebun2 kelapa sawit yang bukan lagi milik kita. Maka obrolanku dengan rekan2 'bankir' yang sedang bersekolah di Monash, memberikan tambahan cerita pilu serupa.
***
Kaget. Itu ekspresi yang muncul dariku saat rekan2 'bankir' ku bercerita tentang kepemilikan asing di bank-bank swasta nasional. OK, aku pasrah disebut ignorance karena paling2 aku hanya fokus pada cerita bank2 plat merah milik pemerintah dan BCA yang didivestasi ke tangan konsorsium Farallon Capital. Sisanya? aku gak perhatikan sama sekali. Lalu tersebutlah nama2 investor asing penguasa mayoritas bank2 swasta nasional: Temasek di BII dan Danamon, Commerce Berhad di Niaga, Stanchart di Permata, serta Khazanah di Lippo plus Farallon di BCA!! Kok banyak amatt?? emberr!! Oke. Jika memang faktanya seperti itu, SWGL (So What Gitu Loch)??

Yang pertama, sebagai konsekuensi dari kepemilikan modal asing, maka bagian dari keuntungan yang didapat (dividen), tentu saja harus diberikan kepada si pemegang modal, dalam hal ini pihak2 asing di atas. Menurut rekan bankir-ku, satu tahun minimal Rp8 trilyun per bank uang dividen mengalir ke kantong pemodal asing.

Yang kedua, kepemilikan modal asing dikhawatirkan bisa membawa kepentingan negara lain ke dalam negeri. Salah satu contohnya adalah pemberian fasilitas kredit kepada grup asing tertentu dan 'melupakan' investor lokal.

Ketiga, ada ketakutan bahwa kontrol pemodal asing terhadap bank-bank swasta lokal akan ikut mempengaruhi pasar tenaga kerja. Dengan kata lain, tenaga kerja lokal dinomor duakan dan digantikan oleh tenaga kerja asing.

Selanjutnya, ada juga kekhawatiran munculnya motivasi 'keuntungan jangka pendek' di sini. Para pemodal asing membeli bank2 yang 'pingsan' saat krisis moneter tahun 1998 dengan harga super diskon. Saat bank2 tersebut sudah mulai membaik dan menunjukkan kinerjanya, maka para pemodal itu menjual saham bank2 tadi dengan harga yang lebih tinggi. Singkatnya, apa yang mereka lakukan hanyalah aksi profit taking jangka pendek belaka, tanpa ada komitmen untuk ikut berinvestasi dan membantu memperbaiki kinerja ekonomi Indonesia.
***
Kritik soal kebijakan privatisasi badan2 usaha negara oleh pemerintah memang tidak ada habisnya. Divestasi saham pemerintah di Indosat salah satunya. Saat ini pemerintah seperti 'menyesal' menjual porsi kepemilikannya ke Singtel dengan harga 'murah' sehingga saat ini pemerintah ingin membeli kembali (buy-back) saham tersebut. Padahal beberapa pengamat sudah banyak mengingatkan tentang arti strategis industri telekomunikasi dan Indosat.

Alangkah baiknya jika pemerintah melepas kepemilikannya di perusahaan di industri yang sifatnya non-strategis dan tidak memberikan keuntungan yang layak bagi pemerintah. Antara lain industri kereta api (PT INKA), perkapalan (PT PAL), pesawat terbang (PT DI) atau bahkan Garuda. Salah satu alasannya mungkin karena perusahaan tersebut terus menerus merugi jadi tak layak dijual. Lalu, kalo memang terus merugi, kenapa pemerintah harus mempertahankannya?

Debat tentang efektivitas privatisasi memang tak pernah kunjung berakhir. Yang satu dari sudut pandang ekonomi: atas nama efisiensi pengelolaan BUMN, penerimaan negara dan terbukanya kran investasi. Di sisi lain argumen politik dan kebangsaan atas nama kemandirian dan nasib bangsa.

Biarlah waktu yang menjawab. Akankah kita akan menjadi pengemis di negeri sendiri dan membiarkan bangsa kita dijajah lagi. Akankah terjual diri, terjual diRI.

Jalan itu masih panjang...

Hari yang melelahkan. Tapi gak sia-sia karena berhasil meyakinkan course director-ku tentang hak-hak yang aku punya. Memang masih harus menunggu persetujuan ketua jurusan dan juga hasil ujian 30 November nanti plus berharap nilai rerata total 2 semesterku adalah 70%.

Kemudian harus cari calon pembimbing, cari tema dan presentasi proposal di dewan penguji. Selanjutnya harus menghadapi AFX 4000 dan AFX 4010 di semester 3. Nilai minimal 70% juga harus aku dapat di dua mata kuliah itu. Perjalanan itu masih panjang...aku tak tahu di mana akan berakhir. Tapi yang pasti di titik ini mimpi itu telah dimulai. Dan demi menyelamatkan mimpi itu, aku akan melakukan apa saja...
Fight!

Saturday, November 04, 2006

Pengalaman Belajar di Oz (2): Dag Dig Dug Exam

Macem-macem sindrom yang aku alami sebelum ujian berlangsung. Dari yang gak bisa tidur, gak nafsu makan, mual2, sakit perut pengen ke toilet, kebelet pipis terus, sampai badan menggigil kedinginan karena grogi.
Selengkapnya

Thursday, November 02, 2006

9 days in Melben (2)

Day5
Pagi
Aku ujian dari pagi ampe siang hari. Deg2an...sebab ini ujian pertama di semester ini, sementara istri tinggal dulu di rumah (beberes, masak sayur lodeh dan gosok baju, hihihiih...tkw abiss..:p).
Siang
Sepulang ujian, agenda hari ini adalah jalan2 ke St. Kilda Beach dan Dockland. Tapi berhubung jarak keduanya agak berjauhan dan sedikit merepotkan jika dilakukan dalam waktu sehari, sementara malamnya mau ke Camberwell, akhirnya diputuskan, bahwa kami hanya akan mengunjungi Dockland aja. Kami ke Dockland via City Circle trem-yaitu trem antik yang dikhususkan untuk para pelancong guna mengeliling kawasan sentral kota Melben. Naik City Circle juga tidak dipungut bayaran, jadi pelancong kota Melben benar2 dimanjakan deh. Di sekitaran Dockland ada juga bbp bangunan menarik, antara lain kantor-nya Channel 7 Melben dan Telstra Dome. Di Dockland sendiri, kami sibuk berfoto2 ria, makan es krim dan jalan2 menyusuri pertokoan dan restoran sekitar dermaga. Siang itu, Dockland semakin cantik dengan adanya boat2 dan yacht2 yang diparkir di sekitarnya. Hmm...jadi pengen naik boat menyusuri Yarra...:)
Malam
Via Melbourne Central, kami meluncur ke Camberwell untuk makan malam. Istriku bilang kita seperti ke kawasan kampung bule, karena memang daerahnya penuh dipenuhi bangunan2 tua dan jalanan juga jauh dari kesan ramai perkotaan. Di Camberwell, kami makan di restoran Sofia ala Italia. Resto ini andalan kita2 kala menjamu tamu2 dari luar Melben. Karena, selain lezat, tempatnya nyaman dan porsinya gede2. Salad dan Chicken Polo Avocado-nya mantaff banget. Bikin haikk..karena porsi-nya memang cukup untuk 4-5 orang.

Photobucket - Video and Image HostingPhotobucket - Video and Image HostingPhotobucket - Video and Image Hosting
Kiri: Di sekitaran Channel 7 dan Telstra Dome, Tengah: Pose di tengah2 Dockland suit..suitt...Kanan: Camberwell, "kampung bule".
Day6
Hari Kamis. Tujuannya ke Great Ocean Road (GOR) seharian. Berangkat dari City jam 8 teng. Kebetulan kita ikutan paket tour China sehingga tour guide-nya berbahasa Mandarin (lebih murah 50% dari English tour). Dasar sial, tour guide-nya cerewet bangett...mana gak ngerti lagi bahasanya, huhuhu, perjalanan jadi terasa lama banget. Setelah sempat berhenti beberapa kali (antara lain ngisi bensin dan lunch di Apollo Bay) akhirnya kami tiba di Twelve Apostles (TA) sekitar jam 2 siang. Daya tarik utama GOR adalah hamparan batu2 coklat yang terbentang di lautan lepas. Jujur sih, pemandangannya memang keren abiss ...top dah! Selain TA (yang sebenarnya kalo aku hitung cuma ada 8, sisanya sudah hancur terkena abrasi) ada juga "The Razorback" (yang menurutku sih susunan bebatuan dan warnanya lebih kerena dari TA) dan "The London Bridge" (LB). LB ini semacam bebatuan yang menjorok ke laut gitu. Sayangnya sekarang udah patah jadi 2. Lucunya, seperti yang aku baca di sana, saat LB patah jadi 2 (tahun 1990), ada 2 turis yang terjebak di patahan yang di arah laut lepas. Akibatnya, mereka terjebak dan akhirnya diselamatkan dengan helikopter. Untungnya tidak ada turis yang jaruh tepat di LB yang runtuh itu, kalo enggak? beuhh..bakal terjun ke laut deh mereka. Seusai dari GOR, istriku mulai gak fit badannya, mungkin kecapekan dan badannya belum bisa beradaptasi dengan dinginnya Melben.

Photobucket - Video and Image HostingPhotobucket - Video and Image HostingPhotobucket - Video and Image Hosting

Day7
Pagi
Ini hari jalan2 bersama rekan2 Melbenian yang lain. Janjian di pagi hari dengan Mbak Arum untuk ke DFO (Direct Factory Outlet). Udah jelas kan, siapa yang mau belanja?? Heheh. DFO-nya lumayan seru, ada di daerah Cheltenham, naik Frankston line dari Caulfield sekitar 15 menit, terus nyambung naik bus ke arah Berwick sekitar 10 menit. Ternyata mbak Arum bukan hanya jadi guide, doi juga ikut kalap berbelanja. Hasilnya? tas dan sepatu jadi jinjingan dia di hari itu.
Siang
Selanjutnya, Mbak Arum ngajakin aku, istri dan Dr. Yanti buat lunch bareng. Tempatnya di Lygoon St. aka Little Italia. Restoran yang kita tuju adalah reso Mercadante khas Italia. Di sana ada lengkap properti berbau Italia termasuk Ferrari, timnas Italia en bendera tricolore. Menu spesial adalah Piza Coklat! weww...lezaatt abiss. Thanks banget buat mbak Arum yang udah traktir kita ampe kenyang, heheh
Sore
Jam 6 janjian ketemuan ama Mbak Syuli, rekan kami di EY Jakarta dulu, sekarang dia udah pindah ke EY Melben. Kita janjian di Melben Central, sambil minum coklat di Max Brener. Yummy...coklatnya enak, juga waffel-nya. Pelanggannya penuh jadi rame bangett. Btw, kalo ada modal, pengen juga nih invest franchise Max Brener di Jakarta siapa tahu bisa laku keras di sana dan mampu bersaing ama coffe stores yang udah ada, hehehe. Setelah ngobrol2 ngalor ngidul, akhirnya kita semua dianter Mbak Syuli ke rumah masing sekitar jam 9an. Thanks mbak. Sampai ketemu lagi.

Day 8
Sabtu. Akumulasi dari kecapekan dan cuaca dingin, membuat tkw-ku mulai demam tinggi, batuk dan pilek. Untung obat dari Dr. Yanti en OBH Combi favoritku, bisa meredam sakitnya. Alhasil, agak siangan sedikit, badannya sudah fit lagi. Begitu fit, udah minta jalan lagi deh, heheh. Akhirnya Chadstone shopping centre jadi tujuan kita. Selain melihat2 Borders dan food court2 ala mall bule, kita memutuskan buat nonton di Hoyts. Filmnya ada yang bagus lagi: "The Departed" by Jack Nicholson, DiCaprio en Matt Damon. Keren abiss!!! puas deh nonton filmnya, walaupun kita harus pulang sekitar jam 8an dan harus kedinginan nunggu bus (karena weekend, jadwal bus agak renggang, sekitar 30 menit sekali setelah jam 5 sore).

Day 9
Minggu. Saatnya si tkw buat pulang. Huhuhuh, sedih...untung pesawatnya agak sorean, jadi masih bisa pergi dari rumah agak siangan. Well...sampai ketemu lagi ya hun! I had a great time with you here.

9 days in Melben (1)

Day1
Pagi
Jemput istri di bandara. Agak telat, karena aku salah naik platform kereta, padahal udah standy-by di Cauflield station dari jam 5. Akhirnya nyampai di airport jam 7.30. Tunggu punya tunggu, ternyata si tkw baru muncul jam 8.30 an gitu, fiuh..untung, kirain aku terlambat jemput. Pas di bandara, cukup banyak orang2 yang jemput keluarga-nya, ada yang bawa tulisan "welcome home", boneka sampai buket bunga. Lha, aku bawain apa buat si tkw? seperti biasa, bermodal senyum manis dan pelukan hangat perjumpaan saja.
Siang
Siang jam 2an, aku dan tkw sudah beredar di Clayton market. 15 menit naik train dari Caulfield. Di sana, kami sibuk berbelanja buat keperluan lebaran plus bahan demonstrasi masak memasak istri selama seminggu di sini. Puas berbelanja, sekitar jam 4 kami berbenah untuk mas Rudi dan istri di city.
Malam
Kami janjian ketemu di restoran Nelayan, sekaligus berbuka puasa di-sana. Selesai makan malam, kami foto2 sembari menyusuri Swanston Street sampai Yarra Banks. Setelah puas ngobrol2 dan pose sana sini, sekitar pukul 9 kami pun berpisah.

Photobucket - Video and Image HostingPhotobucket - Video and Image HostingPhotobucket - Video and Image Hosting
Kiri: Di perempatan Flinders St, Tengah: Bersama Mas Rudi di Yarra Bank, Kanan: Lampu2nya keren...
Day 2
Pagi
Istri dah mulai sibuk masak2 buat persiapan lebaran esok hari (Day3), sementara jadwal pergi ke Philip Island sekitar pukul 1 siang. Aku sih nge-boss aja...:p
Siang
Sudah di bus menuju Philip Island. Agak sedikit melankolis, karena biasanya H-1 lebaran, aku sedang berada di perjalanan menuju Lampung buat mudik, tapi kemarin, aku naik bus buat jadi turis. Persinggahan pertama dalam perjalanan ke Philip Island adalah Mauru Fauna Park. Di-sana kita bisa lihat Koala, Kangguru, Wallabies, Emu, dan Wombat. Lebih istimewa lagi karena kita bisa kasih makan Kangguru dan Wallabies secara langsung. Istriku awalnya agak takut kasih makan ke mereka, tapi seterusnya dia jadi kegirangan, karena merasa "seleb" dikejar2 Kangguru dan Wallabies yang minta "snack" dari kita. Menjelang sore, kami mulai memasuki kawasan Philip Island (pantai-nya keren banget, apalagi sekitar kawasan San Remo, macam Anyer gitu sih, tapi yang ini lebih eksotis). Di San Remo kami juga singgah sebentar di sebuah pantai (lupa namanya) lalu menuju ke "the Nobbies" untuk melihat anjing laut dan burung2 camar. The Nobbies ini keren bangett...kita bisa lihat anjing laut dari kejauhan dengan latar belakang 2 batu karang besar, via teropong, sekaligus juga melihat burung2 camar berterbangan dari sarangnya. Tapi awas! mereka gemar "nge-bom" sesuka hati plus bersuka cita nyamber makanan yang ada di tangan para pengunjung.
Malam
Menuju lokasi Penguin Parade-nya (ini sebenarnya inti kunjungan ke Philip Island). Brrr...udara dingin udah mulai terasa. Tapi gak sia2 kok, karena penguinnya lucu2 (biarpun2 tdk sebesar penguin kutub yg biasa kita lihat di TV). Tapi ya maaf, kalo lihat penguin parade-nya di sekitar pantai, dinginnya gak ketulungan banget. Enakan juga di-backstage, gak terlalu dingin dan bisa melihat penguinnya pulang ke sarang dengan lebih dekat.

Photobucket - Video and Image HostingPhotobucket - Video and Image HostingPhotobucket - Video and Image Hosting
Kiri: Sok Akrab ama The Roos ,Tengah: Koala-nya lagi bobo-cakarnya ngeriii..., Kanan: mini penguin..
Day3
Pagi
Lebaran!! kami shalat Ied di kampus Monash Clayton. Mumpung ada istri, aku sekalian BYO (bring your own) ke sana: sambel goreng daging ala tkw spore!, hehe. Biarpun mayoritas makanan di sana kue2 (bukan makanan berat), ternyata sambel goreng daging istriku tetep aja ludesss...selamat ya hun, launcing "dapur ira"-nya sukses. Semoga yang makan gak sakit perut...:p
Siang
Saatnya bersilaturahmi ke rekan2 student. Antara lain berkunjung ke rumah pak Eko, student PhD dan bu Diana, rekan APSku, sisanya udah ketemu langsung pas shalat Ied, heheh.
Malam
Baru sempet deh makan sayur opor. Gak lupa juga tele2 keluarga di Indonesia untuk mengucapkan selamat hari raya Iedul Fitri.

Photobucket - Video and Image HostingPhotobucket - Video and Image HostingPhotobucket - Video and Image Hosting
Kiri: pose brsma 'KH' Ali Formen,khatib shalat Ied, Tengah: Air mancur di Mateson Lib, Kanan: bergaya with Dr Yanti & Budi (2-2nya dr Ponti tuh..)
Day4
Pagi-Siang-Malam
Praktis gak ke mana2, karena aku harus belajar buat ujian (iya, belajarnya sehari sebelum ujian alias cramming, hehehe) sementara istri sibuk demonstrasi di dapur (antara lain bikin tahu isi dan tempe mendoan, juga bikin oseng2 marinara..lezaatt). Cerita day 4-9 berlanjut di-seri 2, heheh.

Monday, October 30, 2006

Dan "TKW"-ku pun pulang......

8 hari kemarin rasanya benar2 kayak tinggal di alam mimpi. Setelah biasanya lontang lantung sendirian, "TKW"-ku yang di Singapore, akhirnya bisa menemaniku di sini. 8 hari yang seru! Mulai dari keliling2 di kota Melben dan sekitarnya, nyobain kafe2 dan resto2, 'menjajah' factory outlet Melben (kayaknya ini agenda terfavorit sang "TKW"), menjelajah wilayah outback Victoria, sampai masak memasak di dapur untuk sarapan dan makan malam.
Trims buat semuanya ya hun...semoga tahun depan bisa ke sini lagi. Thanks udah nemenin aku waktu ujian pertama kemarin, juga "bekal" masakan untuk 2 ujian-ku selanjutnya. Keahlianmu dalam memasak benar2 jauh meningkat, luar biasa... hihihih. Gak sia2 menyandang gelar "TKW" dari Singapur..:p. Doain aku bisa yah ujiannya.
@All: Cerita detail jalan2 si "TKW" di Melben menyusul yah, secara harus belajar buat ngadepin ujian nih, hehe.

Thursday, October 26, 2006

Lebaran di Caulfield (dan Sekitarnya)

Lebaranku di Oz jatuh di hari Senin lalu. Kami yang di Caulfield, menunaikan shalat Ied di kampus Monash Clayton, tepatnya di Campus Center lantai 2. Shalat dimulai pukul 07.45 pagi. Selesai shalat Ied, kami 'saling bermaaf2an satu sama lain dan menyantap makanan 'ala kadar'-nya. Selesai shalat Ied, kami berkunjung ke rumah rekan2 yang sudah berkeluarga. Terutama rekan2 student yang PhD, karena mereka biasanya sudah menyiapkan panganan yang lumayan menggiurkan, hehe. Acara lebaran hari itu ditutup dengan makan sore di rumahku, dengan menu sambal goreng daging dan opor ayam spesial buatan istri tercinta....:)
***
Singkatnya, acara lebaran di sini 'sunyi senyap', tambahan lagi, hari rabu-nya aku harus siap2 untuk ujian. Untung, kehadiran istri, yang ambil cuti TKW-nya, mampu membuat lebaran kali ini 'sedikit berbeda', hehehe. Terakhir, walaupun agak2 telat dikit, aku mengucapkan:
"Selamat Idul Fitri 1427 H, Mohon Maaf Lahir dan Bathin". Semoga masa 'latihan' di bulan Ramadhan lalu, bermanfaat menghadapi bulan2 berikut ke depan.

Tuesday, October 17, 2006

Ramadhan di Caulfield

Setelah kurang lebih 25 tahun selalu ber-Ramadhan di negeri sendiri, untuk pertama kalinya, tahun ini aku merasakan berpuasa di negeri orang. Wajar, bila aku kangen suasana Ramadhan di Indonesia. Atas permintaan beberapa teman, berikut aku tuangkan sedikit cerita tentang Ramadhan di Australia lebih khususnya lagi Caulfield, daerah di mana aku tinggal, sebuah sub-urb, kurang lebih 35 menit via train dari pusat kota Melbourne.

Ramadhan kali ini, jatuh di musim semi-peralihan antara musim dingin ke musim panas. Sehingga waktu puasanya terbilang 'normal', yaitu kurang lebih 14 jam-dimulai dari pukul 4 pagi sampai kurang lebih pukul 6.30 an malam. Cuaca juga cukup bersahabat, tidak terlalu dingin juga tidak terlalu panas. Bayangkan jika Ramadhan jatuh di musim panas (mulai Desember), di mana waktu puasanya jadi 17-18 jam, dimulai dari pukul 4 pagi sampai pukul 9 sore. Ditambah lagi dengan temperatur yang 'suam-suam kuku' antara 30 - 40 derajat aja tuh.

Ramadhanku di Caulfield, lebih banyak aku habiskan di kampus. Karena tugas2 kampus juga sudah mulai banyak yang due, sehingga postgraduate lounge Building A Monash Caulfield jadi pilihan tempat nge-pos tetap sepanjang hari. Konsekuensi mengerjakan tugas yang hampir due membuat aku harus pulang agak malam, sehingga buka puasa kadang aku lakukan di kampus. Untuk yang satu ini, menu buka puasanya adalah menu internasional, karena aku berbuka puasa di mushola kampus. Karena mayoritas 'pengelola' mushola-nya adalah brothers dari India, maka harap maklum aja kalo menu-nya juga ala Indihe. Mulai dari kari2an, kue manis (gak tahu nama aslinya), salad en acar Indihe, sampai ke nasi briyani (semacam nasi kuning- yang enak bangett, krn dimasak sendiri oleh mereka). Kalo kebetulan ada brothers dari Turki dan Libanon yang ikutan buka puasa, biasanya mereka bawa kurma dan roti Libanon-yang besarnya segede tampah dan kalo mau makan disobek2 dulu terus 'dicocol' ke kuah kari-nya. Nyam2..juga ternyata, hehehe.

Berpuasa ala mahasiswa 'single' juga membawa konsekuensi tersendiri. Kita harus cepat dan tanggap dalam mencari info buka puasa bersama. Kalo masih bisa dijangkau transport umum, maka kesempatan makan gratis adalah peluang yang gak boleh terlewat-selain juga memperat tali silaturahmi tentunya (hihihi, yang ini alasan ke-sekian kayaknya). Mulai dari buka puasa bersama Kagama Victoria, MUIS (kumpulan pelajar Muslim Monash), MIIS (kumpulan pelajar Indonesia di Monash), Konjen RI di Melben, APS di Monash, sampai undangan2 'belas kasihan' dari teman2 pelajar yang ingin beramal di bulan Ramadhan (antara lain Dr. Yanti, yang sering memintaku jadi sukarelawan buat icip2 percobaan masak memasak-nya, hehehe).

Tentunya, berpuasa di Caufield tidak melulu soal makan2 dan keluh kesah kerinduan akan Indonesia. Ada hikmah yang lebih mendalam dibandingkan dengan berpuasa di Indonesia yang mayoritasnya muslim. Seperti diketahui, muslim di Australia adalah kaum minoritas. Jelas sebuah tantangan yang besar untuk tetap berpuasa, sementara toko2 tetap buka dan menjual makanan, orang2 tetap makan dan minum, serta 'kulit-kulit' terbuka ada di mana2. Bahkan suatu ketika, saat siang sedang terik, seorang rekan mahasiswa internasional, menawarkan sebotol jus yang dingin menyegarkan kepadaku. Saat aku bilang aku sedang berpuasa, rekanku tadi bilang.."lho, puasa kan gak boleh makan aja, kalo minum boleh kan?", :p

Hidup sebagai minoritas, jangan berharap anda mendapat previlage tertentu, hanya karena anda berpuasa. Jika jadwal kuliah kebetulan jam 6 sampai jam 9 malam, siap2 aja ke kelas bawa bekal ringan untuk buka puasa. Begitu juga dengan jadwal ujian. Beberapa rekanku ada yang dapat jadwal ujian hari Senin 23 Oktober pukul 09.30, yang mana pada saat itu bertepatan dengan hari lebaran dan shalat Ied. Karena shalat Ied-nya pukul 8 pagi di Clayton (25 menit dari dari kampus Caulfield) jadi mereka harus siap2 meninggalkan shalat setahun sekali itu...:).

Ramadhan kali ini memang gak dihiasi setup pisang, perkedel jagung, sambel mentah dan tahu isi buatan Emak di Lampung. Juga gak ada mudik ke kampung halaman plus gak ada takbir riuh berkumandang. Tapi Ramadhan tahun ini tetap saja berarti. Di antara beragam perbedaan, tak ada permusuhan, kedengkian dan keterburu2an akan rutinitas keduniawian. Ramadhan adalah urusan hati dan ibadah, di mana pun kita berada.

Friday, October 13, 2006

Terjual diRI

Kemarin, sewaktu berpacaran di jalur telefon, istriku sempat mengeluh tentang publikasi buruk tentang Indonesia di Singapura. Salah satunya akibat ekspor kabut asap Indonesia ke negara tetangga macam Singapura dan Malaysia. Dia kesal karena terus2an dicecar pertanyaan tentang tanggung jawab Indonesia terhadap hal tersebut. Sadar akan pentingnya advokasi terhadap nama baik bangsa, walaupun sama sekali kita bukan diplomat, kemudian aku berikan tips bagaimana menjawab pertanyaan pertanyaan tadi.
***
Kabut asap disebabkan oleh adanya pembakaran hutan oleh perusahaan-perusahaan kelapa sawit di Sumatera dan Kalimantan. Tujuannya jelas, untuk pembukaan lahan guna menanam pohon-pohon sawit yang baru. Mengapa dibakar? karena cara itu lebih mudah dan murah dibandingkan dengan menebang dan membersihkan lahan secara wajar. Jadi motifnya eknonomi juga, demi efisiensi. Lalu, punya siapa perusahaan kelapa sawit itu? jawabnya punya pengusaha2 Singapura dan Malaysia!!, baik yang dimiliki langsung maupun tidak langsung. Sewaktu jadi auditor EY dulu yang secara kebetulan adalah spesialis kebun sawit, kami sudah mafhum jika harus mengkonsolidasi laporan keuangan perusahaan2 kelapa sawit di Indonesia ke perusahaan2 milik Singapura. Adalah fakta bahwa hijau dan rimbunnya kelapa sawit yang bertebaran di bumi Indonesia, ternyata bukanlah milik kita lagi.
***
Nah, jika sekarang kabut asap melanda Singapura dan Malaysia, perlu disadari juga bahwa ada kontribusi pengusaha2 negara tetangga tersebut dalam membikin warganya 'sesak nafas'. Semoga saja mereka bisa berpikir rasional untuk sama2 menjaga alam sekitar, agar jangan melulu menyalahkan Indonesia, sementara mereka asyik mengeruk keuntungan dari alam nusantara. Lebih lanjut, penting juga buat pemerintah untuk mampu belajar dari peristiwa 'ekspor asap' ini. Kejadiannya terus berulang dari tahun ke tahun, tapi tak mampu jua pemerintah mencegah dan menanggulanginya.
***
Malang nian nasib kita memang. Sudahlah lahan habis dibakar dan asapnya bikin sesak nafas kita, kepemilikan lahan pun bukan lagi milik anak negeri. Bisa dibayangkan kerusakan alam yang kita wariskan buat anak cucu kita nantinya, demi keuntungan segelintir orang.
Terjual diRI kita, terjual di Republik Indonesia.

Disclaimer:
+ argumen di-atas adalah anecdotal evidence, belum ada data valid yang mendukungnya. Sehingga intrepretasinya masih sangat terbatas.

Wednesday, October 11, 2006

Pantasnya

Sebuah paradoks tentang sikap kita dalam menghadapi pandangan orang lain. Lebih baik berpikir "seberapa pantas" daripada berpikir "pantasnya" per se.
***
Sering kali kita mendengar komentar2 seperti berikut: "pantasnya kamu bergaya seperti ini, dengan status kamu yang seperti itu", "pantasnya kamu memiliki ini, dengan kondisi kamu yang seperti itu" atau "pantasnya kamu tampil seperti ini, dengan latar belakang seperi itu" dan banyak lagi komentar orang sekitar yang intinya lebih mengedepankan sebuah idealita dibandingkan realita.

Bahayanya, kita terkadang terlarut dalam konsep idealita yang dibentuk oleh orang di sekitar kita tadi. Komentar-komentar seperti "pantasnya kamu pake baju merk ini, dengan wajah setampan kamu" (ini contoh ya, bukan narsis, hihihhi), "pantasnya kamu naik mobil, kan kerja di bank-megang uang terus", "pantasnya kamu punya rumah sebesar ini, kan jabatan kamu manajer" lantas menjadi beban yang menggelayut dipundak. Gara-gara komentar "pantasnya" tadi, banyak orang yang berusaha untuk mewujudkannya dengan harga berapapun dan kondisi apapun. Tak peduli apakah kantongnya cukup atau tidak, tak peduli apakah ia butuh atau tidak, tak berpikir bahwa ada kepentingan yang lebih mendesak dan lain sebagainya. Akibatnya, banyak orang memilih jargon "biar miskin yang penting gaya", "besar pasak daripada tiang", "gali lubang tutup lubang yang penting happy", "aku suka kamu suka sudah jangan bilang siapa2" (lohh??) dan lain2nya.

Perlu memang memperhatikan pandangan orang lain tentang kita, tapi akan lebih penting untuk memperhatikan kondisi diri kita sendiri. Singkatnya, sebelum berpikir "pantasnya", lebih baik berpikir "seberapa pantas" dulu, biar kita gak terjebak dalam idealita semu. Semua orang tentu ingin meraih bintang di langit yang bercahaya terang. Tapi kemampuan kita untuk menggapainya mungkin berbeda-beda, tak usah terlalu dipaksakan. Kalo tak mampu meraih bintang di langit, cukup aja meraih lampu neon, gak usah dipaksain naik2 tangga untuk menggapi sang bintang. Atau jika ingin memiliki bintang, menikahlah dengan orang yang punya nama bintang (ini kasusnya saya, hihihihihi). Adalah pilihan bukan kesempatan - yang menentukan takdir kita (Jean Nidetch). Saatnya memilih untuk berubah, daripada terjebak dalam perangkap idealita semu.

*Di-inspirasi dari komentar pak Mulyoto (petinggi MIIS) di acara buber Kagama Vic. Sekaligus sebagai penegasan, bahwa "Life's a journey not a race".
**It's not another righteous talk, it just a reminder (for me).

Friday, September 29, 2006

Maafkan Aku Jika Salah Menyebut Namamu: the VT's Story

Salah satu cerita unik tentang keberagaman budaya di kampusku adalah kisah seputar temen2 Vietnamku. Dan untuk menyamarkan cerita (siapa tahu sebagian dari mereka berkunjung ke blog ini lalu mentranslate postinganku via google dan nanti bisa menimbulkan interprestasi yang enggak2) lebih baik sebutan Vietnam disingkat dengan VT saja, hehehe.
***
Kekhasan dari temen2 VTku salah satunya ada pada nama2 mereka yang susahnya minta ampun buat dilafalkan. Berbeda dengan nama2 Indonesia yang sifatnya 'what you write is what you pronounce' (maksa banget istilahnya), nama2 VT cenderung suka2 udel mereka aja lafalnya. Sebagai contoh, temanku Hanh. Alih2 menyebutnya dengan 'Han', eh ternyata yang benar adalah 'Haiikk!' plus tanda seru karena memang ada penekanan diakhirnya. Iya!! persis kayak orang Jepang bilang 'Haikkk". Lain Hanh, hal lagi dengan Hoa. Maksud hati menyebutnya 'lurus2' saja dengan 'Hoa', ternyata lafal yang benar adalah 'Howaaa' dengan agak2 sengau di-antara 'o' dan 'w', persis kaya' anak bayi nangis, howa..howaa..gitu..:p. Saking sengaunya, mungkin hanya Pingkan ex-Ratu yang paling pas buat melafalkannya. Selanjutnya ada lagi Huong. Bukan disebut lurus2 saja layaknya nama orang Cina, lafal yang benar ternyata adalah 'Huuweeng' dengan 'e' lemah seperti pada kata 'erat'. Bisa dibayangin kan repotnya lidahku saat harus menyapa mereka bertiga? semisal "Hei, Hanh, Hoa dan Huong, how are you?"......Ampunn DJ!
***
Kalo dipikir cuma sampai disitu aja daftar nama mereka, maka Anda salah! masih ada sederet nama unik lainnya: Hao (dibaca 'Haww'), Hong (dibaca 'Heng' dengan 'e' lemah), Thu (dibaca 'Tehu' dengan 'e' lemah), Nga (dibaca 'Ngaa' dengan akhiran mangap abiss) dan last but not least Nguyen (dibaca 'Nguwin'). Yang terakhir ini, kebanyakan digunakan sebagai nama belakang. Kata salah satu 'usernya', sekitar 97% orang VT memiliki surname Nguyen. Sehingga tak heran, kalo aku membaca email dari mereka atau melihat presentasi mereka di kelas, bertebaranlah nama2 seperti: Nguyen Hao, Hanh T. Nguyen, Hong Nguyen, Thu Chu Thi Nguyen dan yang paling bikin pusing: Nguyen Phong Nguyen!! Alias nama depan dan nama belakangnya sama2 Nguyen...Ampunn DJ!
***
Suatu ketika aku pernah mengusulkan kepada mereka untuk memiliki nama bule selain nama asli mereka (seperti teman2 Cina-ku, Timchung aka Ronald, Huang Yuting aka Nicole atau Huang Wei aka Carmen), sehingga kita2 orang non VT jadi lebih mudah nyebutnya. Tapi, sayangnya sampai sekarang belum ada tanggapan positif, hehhe. Terlepas dari nama mereka yang sulit buat dilafalkan, di mataku, mereka adalah teman2 yang asyik buat diajak bergaul. Rata-rata mereka rendah hati, sederhana, pekerja keras dan memiliki selera humor garing yang hampir sama denganku. Oya, gak lupa aku ucapkan 'Gam Eun' (terima kasih) atas kesabaran kalian mengajari aku cari mengeja nama2 kalian. Maafkan aku jika salah menyebut namamu....Hehehe.

Wednesday, September 27, 2006

Gua Suka Gaya Lo...

Sehabis mengalahkan FC Porto Portugal dengan skor 2-0 tadi malam, manajer Arsenal, Arsene Wenger berkomentar:
"I listened to Tony Blair and he was talking about 10 years. I thought he was talking about me " (quoted from The Sun).
Ya, di pertandingan tersebut, Arsene genap merayakan 10 tahun kepelatihannya di Arsenal. Secara kebetulan, Tony Blair malam itu, juga menyampaikan pidato 'perpisahan'-nya di depan publik, yang mana tahun depan (jika masih bertahan) ia akan merayakan 10 tahun kepemimpinannya sebagai Perdana Menteri di Inggris. Catatan 'perpisahan' dan 'jika masih bertahan' dituliskan, karena desakan mundur yang semakin kuat dari parlemen dan publik Inggris terhadap dirinya, yang membuat posisi Tony di 'ujung tanduk'.
***
Well, mereka berdua sama2 merayakan 10 tahun kepemimpinan memang, bedanya Arsene akan terus memimpin pasukan muda The Gunners di masa yang akan datang, sementara Tony, kemungkinan besar akan segera meninggalkan kursi 'panas'-nya.
Arsene, gua suka gaya loo...:)

Monday, September 25, 2006

Apakah Transfer Duo Argentina ke West Ham Bagian Dari Praktik Money Laundering?

Hasil 'investigasi' kecil2an beberapa waktu yang lalu. Kebetulan aku pernah nulis paper soal money laundering.
***
Beberapa jam sebelum deadline transfer pemain Liga Inggris, 30 Agustus 2006 berlalu, duo pemain timnas Argentina - Carlos Teves dan Javier Mascherano, dari klub Brasil Corinthians, dipastikan pindah ke West Ham, klub papan tengah Liga Primer Inggris. Hampir semua penggila bola di seluruh dunia tidak percaya dengan berita tersebut. Reputasi dan bakat kedua pemain yang menjadi tulang punggung Argentina di Piala Dunia 2006, begitu menjulang tinggi, sehingga hampir mustahil klub medioker macam West Ham bisa merekrut mereka. Tambahan lagi, detail transfer mereka pun sangat tertutup, tidak ada ekspos sama sekali. Spekulasi pun bermunculan berkaitan dengan transfer tersebut, salah satunya adalah skema pencucian uang atau money laundering. Bagaimana ceritanya?

Friday, September 22, 2006

Interest

Kamis lalu, pas kuliah Institutional Asset & Liability Management - kuliah tentang manajemen bank gitu deh, ada kejadian menarik (dan juga lucu sih) di kelas. Dosen kuliah ini berasal dari Bangladesh namanya Dr. Mohammad Hoque – seorang muslim. Orangnya lucu, ngomongnya kenceng dan aksen ala Indianya masih kental banget. Minggu ini topiknya kuliahnya adalah Liability Management, yang salah satunya membahas tentang sumber kewajiban bank yaitu deposit.

Dia menjelaskan bahwa Deposit terbagi 2: interest deposit dan non-interest deposit. Interest deposit jelas berupa tabungan yang mendapat bunga, seperti saving deposit, term deposit, certificate deposit etc. Sedangkan non-interest deposit adalah deposit yang tidak memberikan bunga, salah satu alasannya karena konsumen memang tidak mengingankannya. Ia memberikan contoh bahwa sebagian muslim tidak mau menerima bunga dari bank. Makanya ada produk bank yang non-interest deposit.

Lalu, temanku di kelas, Thu – cewek dari Vietnam, kontan bertanya,
Thu:Why Moslem don’t like interest?
Lalu dosenku menjawab:
Hoque: OK. In our holy book: Koran, God says: “don’t eat interest, if you do so, I will throw you to HELL”. Because many Moslem, don’t like to go to HELL, so they choose not to eat interest.
Jawabannya yang simple, langsung tapi mengena plus aksen dan gaya geleng2 kepalanya, jelas mengundang gelak tawa temen2 sekelasku yang berasal dari kurang lebih 11 bangsa. Si penanya-Thu, tersenyum juga, dan menjawab terima kasih karena sudah dijelaskan, karena dia memang tidak tahu alasannya. Hehehe.
Message-nya buat kita2 yang muslim: kalo gak mau masuk neraka jangan makan bunga bank, alias riba, hohohoh.
***
Sekalian ingin mengucapkan, Selamat Menunaikan Ibadah Puasa 1427 H ya buat teman2 semua. Mohon Maaf Lahir Bathin, semoga kita bisa menjadi pemenang di akhir Ramadhan nanti.

Wednesday, September 20, 2006

Asal Usul Istilah

Dari milis tetangga. Kalo memang benar, lucu juga yah...:D
***
"Good Night, Sleep tight"
Jaman dulu di Inggris, matras untuk tidur biasanya diikat ujung-ujungnya dengan tali yang dikaitkan kerangka tempat tidur. Ketika seseorang hendak berangkat tidur, maka tali-tali tersebut ditarik sehingga matras menjadi lebih kencang, lebih "firm" untuk tidur. Maka dari sinilah lahir ekspresi "Good Night, Sleep Tight"
"Honeymoon"
Dimasa Babylon 4000 tahun lalu, selama sebulan setelah acara pernikahan,ayah dari mempelai putri biasanya akan menyediakan sejenis minuman yangterbuat dari madu lebah. Dan karena mereka menggunakan kalender lunar sebagai sistem penanggalan, maka tenggang masa selama sebulan itu mereka sebut sebagai "Honeymoon"
"You're fired"
Orang-orang Scotland pada millenium pertama mempunyai kesepakatan untuk mengusir orang tak berkenan dari kampung mereka, dengan jalan membakar rumah orang Tersebut tanpa memberikanperingatan sebelumnya. Dari sinilah istilah "Get fired"untuk orang yang dikeluarkan secara paksa dari organisasi.
"FUCK"
Nah yang ini paling seru....., di zaman baheula di Inggris sono seseorang tidak bisa berhubungan badan tanpa memiliki izin tertulis dari raja (kecuali kalau) memang dia anggota keluar kerajaan. Jadi jika seseorang ingin memiliki bayi, mereka akan pergi ke raja untuk meminta izin tertulis. Sang raja kemudian memberikan semacam kartu pass yang harus digantung didaun pintu kamar ketika mereka berhubungan badan. Kartu ini bertulisan "FUCK" (Fortification Under Consent of the King).

Wednesday, September 13, 2006

Yoa...Gatot=Peter Parker!

You Are Spider-Man
Quick and agile, you have killer instincts (literally).And that kind of makes up for the whole creepy spider thing.

Sunday, September 10, 2006

Akademisi vs Praktisi: Biarkan Tetap Apa Adanya

Sebuah otokritik atas pemikiranku dulu yang meyakini bahwa akademisi yang baik adalah akademisi yang mampu memberikan gambaran dunia nyata/praktik ke pada para mahasiswanya tidak melulu hanya gambaran teoritis belaka.
Disclaimer:
- tulisan ini lumayan panjang, jadi luangkan waktumu dulu sebelum membaca, biar idenya bisa ditangkap dengan jelas.
- cukup banyak istilah2 teknis di sini, yang mungkin di kesempatan lain akan dibahas satu persatu.
- kalo udah selesai dibaca, mohon komentarnya dari rekan2 sekalian. trims.
***
Berangkat dari rasa frustrasi saat mendapati kenyataan bahwa pengetahuan yang didapat di bangku kuliah ternyata sama sekali tidak banyak membantuku untuk bertahan di dunia kerja, aku (dan beberapa rekan2), kerap menyuarakan tuntutan bagi dunia pendidikan (baca universitas) untuk segera mereformasi sistem mereka. Lebih spesifik lagi, kami berharap agar dunia pendidikan mampu memperkecil jurang perbedaan antara apa yang diajarkan di bangku kuliah dengan kenyataan di dunia praktik. Dengan kata lain, selain memberikan teori2 dasar pengetahuan, sangat esensial juga bagi para dosen, untuk memberikan gambaran penerapan teori2 tersebut di dunia praktik. Di dunia akuntansi misalnya, jika bicara tentang penerapan konsep proses pelaporan keuangan, tidak ada salahnya sang dosen menggambarkan seperti apa proses pelaporan keuangan di perusahaan A, B atau C di Bursa Efek Jakarta misalnya. Jadi teori dan praktik selalu ada keterkaitannya.

Monday, September 04, 2006

Jangan Males akhh...

Gile...gak tahu kenapa, virus malesnya gak ilang2.
Minta ampyunn deh. Mau gerakin badan dari kursi aja malesnya minta ampun.
Untung aku belum males bernafas...:p
Tapi rasanya udah cukup deh bermanja2 dengan segala kemalasan.
Lama2 dibiarin, si-Malas ini tambah gak sopan ajahh.
Rugi rasanya kalo males2an melulu, kapan majunya??
Yo..semangat yo!!
***
Aku coba cara baru nih...
pagi2 bangun tidur bikin 'to do list' buat hari itu, terus coba buat diselesaikan semuanya.
Malam sebelum tidur, 'to do list'nya direview lagi, dan dilihat berapa % selesainya, hehehe.
Doakan semoga malasnya bisa di-usir!
***
Sebelum mengubah sesuatu yang besar...
ubah dulu sesuatu yang kecil, dan itu dimulai dari diri kita sendiri.
Ayo lawan kemalasan kita!!

Wednesday, August 30, 2006

Daripada...

Daripada pusing mikirin tugas,
daripada BT dg kemalasan diri sendiri,
daripada sedih timnas Indonesia kalah di Merdeka Games,
daripada bersungut-sungut gak bisa lihat EPL di layar kaca,
Lebih baik lihat aksi2 si Thiery 'Oong' Henry via video tepat di-bawah shoutbox blog-ku ini.
Aksi Oong keren abiss (apalagi kalo pas pake kostum Arsenal yang maroon), musiknya juga keren dan pas banget ama aksi2 Raja Arsenal tsb.
Enjoyy!!

Monday, August 28, 2006

Dari Mt. Bromo ke Mt. Buller

Sebuah perjalanan yang mengesankan, siapa sangka perjalanan dari Mt. Bromo berlanjut sampai ke Mt. Buller? Masa depan memang penuh dengan kejutan.
***
Kunjungan ke Mt. Bromo (gunung Bromo), alkisah dilakukan dalam rangka reuni dan syukuran para asisten PPA (Pusat Pengembangan Akuntansi) UGM generasi 1999-2001. Waktu itu, udara dingin Bromo sangat terasa menggigit tulang, namun itu semua dapat tertahankan, karena keindahan Bromo memang sangat mempesona.
Ada kejadian lucu waktu itu. Alih2 ingin menyaksikan mentari terbit di ufuk timur, 'hajat pagi'-ku tiba2 muncul. Malangnya, antrian di toilet lumayan panjang, membuatku harus menunggu lumayan lama. Karena kelamaan ngantri si mentari telah terlanjur terbit di ufuk timur dengan jayanya. Huhuhuhu....kelewatan jadinya.
Photobucket - Video and Image Hosting
Dikelilingi para asisten 'edun' PPA, tebak aku yg mana?
thx bt suaminya mbak Tari yg ngambil foto legendaris ini..:p

Yang ini foto di Mt. Buller, kira2 4 jam perjalanan dari Melben. Salah satu tempat di Oz yang ada saljunya (di sini walopun 4 musim, saljunya nihil). Di Mt. Buller, lumayan asyik buat jalan2 dan bermain salju, sayangnya karena gak bisa ski dan snowboarding, aku cuma main toboggan aja (yang diperuntukkan buat anak2 kecil doang sebenarnya, hihihi). Selain itu, yang penting nampang foto2 dong...jepret sana-sini (thx buat Yantul yg rela minjemin kameranya).
Photobucket - Video and Image Hosting
Diantara para turis yg main ski dan naik chair-lift. Cuaca gak dingin2 amat, krn mentari bersinar terang,
pdhal udah berkostum lengkap tuhh..:p

Friday, August 18, 2006

"Terlalu semangat sih.."

Jadi ingat cerita temen2ku dulu yang mau berangkat ke Bali via kereta Yogya-Surabaya, konon kabarnya, mereka menyetop kereta di tengah jalan, karena mereka sudah ketinggalan kereta....
***
Sebuah KA tujuan Solo segera akan berangkat dariStasiun Gambir. Ketika kereta sudah mulai berjalan,tiba-tiba ada 3 orang berlarian mengejar KA tersebut.Namun karena KA sudah mulai cepat berjalan, hanya 2orang yang dapat naik ke KA tersebut, sedangkan orangke 3 tertinggal.

Anehnya, orang ke 3 itu malah tertawa kerasterpingkal-pingkal sampai jatuh duduk.

Seorang petugas Stasiun yang dari tadi memperhatikanlalu bertanya : " Mas, ketinggalan kereta kok malahketawa ? "Orang itu menjawab : "

Bukan begitu, sebenarnya yang harus ke Solo itu Saya, teman saya yang naik kereta itu cuma mengantar saya ke stasiun."
----------------------------------
Met Wiken buat semua!!!

Wednesday, August 16, 2006

Masih (Selalu) Merah Putih

.......Tanah airku tidak kulupakan, kan terkenang selama hidupku,
Biarpun Saya, pergi jauh tidak kan hilang dari kalbu, tanahku yang kucintai......engkau kuhargai. (Tanah Airku-Ibu Soed).
***
Cerita negatif selalu mewarnai pemberitaan tentang bangsaku. Jika tidak negatif, pemberitaannya tentu seputar kesedihan anak2 bangsa yang ditimpa bencana alam. Lalu, seperti tak mau kalah dengan trend dunia secara keseluruhan, negeriku juga kerap dilanda ledakan bom dan terorisme. Anak2 bangsa juga kerap bertikai atas nama kepentingan sekelompok golongan yang ingin memerdekakan diri. Hasilnya sudah bisa ditebak, rakyat kecil yang jadi korban, ceceran darah mereka terus menggenang.

Nilai2 dasar bangsa yang dulu gemar gotong royong, musyawarah untuk mufakat, kemanusiaan yang adil dan beradab serta keadilan sosial telah tererosi oleh nilai2 pragmatisme, individualisme dan materialisme. Pranata2 sosial dan kepantasan umum yang biasa berlaku telah berganti dengan gaya barat yang permisif, hedonis dan asosial. Bisa dibilang bangsa kita krisis identitas dan nilai.

Keprihatinan kita tidak berhenti di situ saja. Di bidang ekonomi, eksplorasi mineral yang tdk memperhatikan lingkungan, memakan banyak korban. Penggundulan dan kebakaran hutan, banjir dan tanah longsor hingga 'Lula' (lumpur Lapindo) yang membuat Sidoarjo menjadi 'the truly Kuala Lumpur'. Pendidikan kita juga setali tiga uang, bopeng di-sana sini. Gedung sekolah ambruk, biaya sekolah membumbung tinggi, gaji guru yang minim sampai kegagalan anak didik di UN yang sebenarnya hanya mensyaratkan nilai minimal 4 untuk lulus!
***
Ironi di atas, akan tetapi, bukanlah sebuah cerita yang harus terus diratapi. Keprihatinan tersebut bukanlah sebuah tembok tinggi yang lantas menghambat jalan kita. Kita masih punya harapan! Harapan akan masa depan yang lebih baik. Harapan akan kepemimpinan Indonesia yang lebih bertanggung jawab dan memikirkan kepentingan rakyat banyak. Harapan itu terbentang dari sudut barat Aceh hingga pelosok timur Papua, dari mata hati dan nurani rakyat yang terdalam.

Harapan itu ada dipundak kita semua. Generasi yang mengalami manisnya perputaran roda modernisasi dan reformasi hingga getirnya krisis ekonomi dan rentetan bencana. Saatnya untuk kita menapak maju dan mengambil peran. Tidak perlu peran yang menyilaukan, peran kecil yag positif dan konsisten, sudahlah cukup untuk membawa bangsa kita menuju ke arah yang lebih baik. Mungkin kita bisa terinspirasi dari sosok Irvin Museng, yang kini sedang menimba ilmu di Ajax Amsterdam, atau tim TOFI yang mengharumkan nama bangsa di ajang fisika dunia, atau mungkin Anggun yang terus berkibar di dunia tarik suara Eropa. Siapa tahu kita bisa berbuat sesuatu kepada bangsa seperti mereka.

61 tahun negeriku. Aku masih (selalu) merah putih, masih tetap memendam hasrat untuk kemajuan negeri dan anak bangsa. Dirgahayu Republikku tercinta!

Saturday, August 12, 2006

Catatan Liburan (2): Kesan2 KL

Edisi kedua dari perjalanan liburan ke negeri jiran. Berpetualang bermodal nekat dan keberuntungan bersama istri.
***
Berikut beberapa tempat yang aku kunjungi di negeri jiran Malaysia.
1) Chinatown (Jalan Petaling)
Biasa aja lah, kampung Cina gitu, jelas banyak orang Cinanya. Banyak lapak2 kayak di-Glodok gitu, juga banyak warung2 tenda yang menjual makanan2. Di sekitar sini kami menginap untuk sementara waktu, menunggu fajar menyingsing (kayaknya itu hotel esek2 deh..:p).

Photobucket - Video and Image Hosting

2) Masjid Jamik
Menaiki LRT dari Chinatown, kami turun di St. Masjid Jamik untuk lanjut ke KLCC. Sekalian lewat, kami mengunjungi salah satu Masjid tua di KL ini. Foto2 bentar, terus cabut deh ke KLCC.

3) Golden Triangle
a. Surya KLCC + Petronas Twin Tower
Surya KLCC tuh sebenarnya sebuah mall yang nyambung dengan Petronas Twin Tower. Di bagian depan nyambung ke Petronas, bagian belakang nyambung ke taman2 yang luas. Pas malam minggu, suasananya ramai sekali dengan muda mudi yang berpacaran. Di Surya KLCC ini banyak banget turis2 Arab keluyuran sambil kalap berbelanja. Juga ada 2 orang turis dari Indonesia yang hilir mudik di sini, sekedar cari AC atau cari makan. Hehhe.

b. KL Tower dan Malaysia Tourism Center (MTC)
KL tower tuh mirip tower TVRI di Senayan, jadi gak ada yang istimewa. Sementara di Malaysia Tourism Center, waktu itu lagi ada festival makanan, jadi sempat nyicip2 masakan khas negara2 bagian Malaysia, termasuk durian...wuihh..lezaatttnyeee...:p. Oya, akhirnya aku tinggal di hotel sekitaran MTC, dengan view yang pas menghadap ke Petronas Tower, kalo gak salah nama hotelnya Renaissance hotel.

Photobucket - Video and Image Hosting Photobucket - Video and Image Hosting

4) Putrajaya
1 Jam perjalanan dari KL. Kami naik bus jurusan 68 dari mall Maedeen (baca Mayidin). Modal nekat dan tanya sana sini aja. Harga tiket pulang pergi total 8 Ringgit per-orang (mau pingsan aku, saking murahnya tikett...:p). Banyak yang bisa dilihat di Putrajaya. Terutama bangunan2nnya. Benar2 kota baru deh, sebagai usaha mereka memisahkan pusat pemerintahan dengan pusat perekonomian.

Photobucket - Video and Image Hosting Photobucket - Video and Image Hosting

5) Genting Highland
Selepas dari Putrajaya, aku langsung ngacir ke Genting. Bermodal pengetahuan dari internet, LRT jadi transportasi utama menuju stasiun terdekat ke Genting (namanya Gombak/Putra). Dari sana kami naik shuttle bus dengan waktu tempuh 1 jam menuju Genting. Sampai di-sana ramenya minta ampun (waktu itu hari Minggu). Intinya sih di sana tuh tempat orang main judi (kasino), tapi dilengkapi dengan banyak tempat hiburan (di sini kami sempat ke Ripley Believe it or Not dan Snow World).

Photobucket - Video and Image Hosting Photobucket - Video and Image Hosting

Kesan Pesan:
-Persis seperti Singapura, mereka bisa menjual pariwisatanya. Objek2 yang ada hanyalah buatan belaka, tapi itu semua mampu menyedot banyak wisatawan (terutama orang2 Arab boww)
- Keramahan warganya, masih sulit untuk dilupakan. Tadinya kami khawatir, karena mendengar orang Malaysia kurang respek terhadap orang Indonesia. Tapi bayangan tersebut sirna begitu saja.
- MurMer (Murah Meriahh...!!)
- Dengan transportasi umum, semua objek wisata di Malaysia, bisa kami gapai. Itu menandakan bahwa sistem transportasi mereka sudah cukup bagus. Intinya, PD aja lagii...^_^

Wednesday, August 09, 2006

-MYOB-

Mind your own business aka urus sono urusan elo sendiri!!
***
1) Kenapa sih sibuk ngurusin urusan orang? gak ada kerjaan po?
2) Gue bukan anak kecil lagi, jadi gak butuh caveat2 yang bisa gua temui di text book.
3) Setiap orang gak bisa disamain, elo begini, gua begitu, so what gitu loch?
4) Kenapa sih orang di-dunia ini gak mencoba hidup damai dengan berdampingan? gak perlu sibuk ngurusin sesuatu yang bukan urusannya dan tidak pula mengganggu kepentingannya?
5) Sudah banyak kebencian di-dunia, lebih baik bergandeng tangan daripada menghunus pedang
6) MYOB aja deh...

Wednesday, August 02, 2006

Catatan Liburan: Di Bawah Langit Spore

Catatan liburan yang tertunda. Impian untuk berada di bawah langit peradaban yang berbeda ternyata meluas. Kali ini aku berada di bawah langit Singapura.
***
Setelah menempuh perjalanan selama 7 jam dari Melben, akhirnya pesawat Austria Air yang aku tumpangi mendarat di Changi Airport. Senang sekali rasanya. Setelah dijemput istri tercinta, aku melanjutkan perjalanan ke apartemen istri dengan taksi. Kesan selama perjalanan singkat dari bandara ke apartemen tujuan adalah fakta lancarnya lalu lintas di Spore, di mana jalanan tolnya benar2 bebas hambatan dan pastinya gratis. Oya, sepanjang perjalanan tsb, aku juga melihat banyaknya gedung-gedung tinggi yang berjejer dengan meriah, menunjukkan siasat pemerintah Spore guna mengatasi keterbatasan lahan. Jadi gedung2 yang menjulang tinggi itu tidak melulu berupa perkantoran, tetapi juga banyak perumahan2.

Bicara mengenai gedung-gedung dan bangunan, hal menarik yang aku temui selanjutnya adalah begitu banyaknya bangunan mall di-negeri ini. Tidak hanya terpusat di kawasan Orchard, mall-mall mewah dan besar juga tersebar di-hampir semua sudut kawasan Spore, hal yang sangat jarang aku temui di Melben (paling2 adanya Myers and Coles doang). Mall2 tersebut kelihatannya niat banget dibangun oleh pemerintah setempat, ini bisa dilihat dari banyaknya mall-mall yang terhubung satu sama lain (kayak Suntec City Mall yang terhubung dengan Raffles Mall). Tambahan lagi, mall2 tersebut biasanya dapat dicapai dengan fasilitas transportasi umum (MRT), dengan kata lain, di-setiap mall2 tersebut pasti ada atau berdekatan dengan stasiun MRT. Bener2 negeri mall deh.

Nyinggung2 soal transportasi di Spore, pasti gak bisa lepas dari yang namanya MRT atau Mass Rapid Transport, yaitu sistem transport berupa kereta api cepat yang menghubungkan wilayah2 di-Spore. Awalnya sih aku gak terlalu percaya ama gembar-gembor tentang canggihnya MRT sini, karena menurutku sistem di Melben juga gak kalah canggih. Ternyata? buihh....MRT vs Connex Melben (plus Metlink sistemnya kalo perlu, yang mencakup tram dan bus), jauh kebedukkk. Alias MRT Spore jauh lebih canggih. Mulai dari kereta-nya yang lebih bagus (Connex Melben hampir mirip gerbong2 kereta di Indonesia gitu deh), ticketing system yang lebih fleksible dan simpel-di mana MRT memakai sistem biaya per jarak tempuh, sementara Metlink memakai sistem jam2an (waktu). Selain itu tiketnya MRT juga multifungsi di mana kita tetap memakai 1 kartu yang bisa diisi kembali sekaligus juga bisa berfungsi sebagai alat pembayaran di-beberapa outlet tertentu (spt McD misalnya). Fasilitas stasiun keretanya juga lebih canggih dan 'mewah', bahkan susunan rel-nya bisa 3 tingkat untuk beberapa stasiun interchange. Singkatnya, sistem transportasi di Spore lebih canggih dan teratur dibandingkan sistem transportasi di Melben. Gak heran, beberapa waktu lalu ada usulan untuk mereformasi sistem transportasi di Melben yang dituding sebagai salah satu faktor gagalnya Melben meraih gelar 'the most liveable city in the world'.

Balik ke cerita liburan. Di Spore, aku puas diajak muter2 mengunjungi tempat2 wisata yang menarik. Tempat pertama yang aku kunjungi ada Pulau Sentosa. Pulau kecil di selatan Spore ini memang sengaja disulap menjadi sebuah kawasan wisata guna menyedot para wisatawan. Perjalanan ke pulau ini bisa ditempuh via MRT, sehingga memudahkan semua orang untuk mengunjunginya. Di Sentosa ada banyak tempat menarik yang bisa dikunjungi, antara lain Merlion (patung singa raksasa lambang negara Spore), Carlsberg tower (kita bisa melihat Spore dari kejauhan dan pemandangan Sentosa) , Images of Singapore (di-sini kita bisa melihat perjalanan sejarah Spore, ditunjang dengan kecanggihan teknologi cerita sejarah Spore jadi menarik untuk disimak), Fort Siloso (benteng peninggalan Inggris, tapi sayang aku gak sempat mengunjunginya) dan Magical Fountain Show (setiap hari pertunjukannya ada, mulai pukul 8 mlm).

Photobucket - Video and Image Hosting Photobucket - Video and Image Hosting
Di depan Images of Singapore (kiri)-Di bawah patung Merlion raksasa (kanan)

Tempat selanjutnya adalah Night Safari. Ide tempat wisata ini sih simpel saja, mengajak kita melihat kehidupan binatang di waktu malam. Pengunjungnya seabrek2 minta ampun (termasuk para bule2 geblek). Padahal kalo mau jujur, koleksi binatangnya tidak terlalu banyak dan biasa saja. Namun pengalaman berkeliling 'hutan' dan melihat binatang2 di waktu malam dengan menaiki tram, menjadikan tempat ini sebuah kawasan yang spesial. Selain menaiki trem, kita bisa juga memilih untuk berjalan kaki dan menyusuri trek di sekitar kawasan hutan tersebut, untuk secara langsung mengamati binatang2 yang ada. Jadi kalo ke-sini, kostumnya haruslah kostum tracking bukannya kostum ke mall, seperti beberapa pengunjung yang aku temui, hehehe. Ke hutan kok pake kostum hip-hop bling-bling...:p

Photobucket - Video and Image Hosting
Jane and Tarzan berpose bersama di Night Safari

Riverside Point dan Clark Quay adalah tempat yang aku tuju kemudian. Kedua tempat ini letaknya relatif berdekatan dan dipisahkan oleh Singapore river. Kedua tempat ini menawarkan tempat2 makan dan kongkow2 yang menyenangkan, karena sambil menyantap makanan kita bisa menikmati temaram lampu kota dan suasana Singapore river lengkap dengan boat2 nya yang lalu lalang. Mengunjungi tempat ini jelas mengingatkanku akan keberadaan Yarra River dan Docklands di Melben. Perbandingan ini menunjukkan bahwa sungai-pun jika dikelola dengan bijak dan cerdas, bisa menjadi sebuah aset wisata yang berharga.

Photobucket - Video and Image Hosting Photobucket - Video and Image Hosting
Di jembatan Riverside Point (kiri)-Di jembatan Spore River dkt Fullerton Hotel (kanan)

Menyusuri Singapore River akan mengantarkan aku ke patung Mother Lion (yang sering ditayangkan di tivi2 itu loo..). Disebut Mother Lion, karena patung singa-nya ini relatif jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan patung raksasa Merlion di Pulau Sentosa. Lagi2 pemandangan sudut kota dan Mother Lion-nya begitu luar biasa. Suasananya benar2 terasa mengasyikkan karena lokasi patung tersebut ada di-tepi pantai. Tiupan angin pantai dan percikan air mancur dari Mother Lion menambah romantis suasana kunjungan (halahh...:p).

Photobucket - Video and Image Hosting
Tumben2 hasil jepretan di mlm hari hasilnya bagus, biasanya sih gelepp..

Beberapa tempat lainnya yang aku kunjungi adalah Chinese Garden dan Lakeside, kedua tempat ini relatif dekat dengan lokasi apartemen istri di kawasan Jurong East. Tempatnya indah dan ditata dengan baik, namun masih kurang dieksploitasi dengan baik. Di Chinese Garden ini terdapat meuseum kura2 di mana kita bisa melihat ribuan koleksi kura2 hidup, termasuk kura2 berkepala 2. Masih banyak sebenarnya, tempat2 lain yang menarik untuk dikunjungi dan relatif mudah untuk dicapai, namun karena istriku ngantor di weekday dan aku males untuk jalan2 sendirian, jadinya cuma ngubek2 mall atau memilih bermalas2an di rumah, hehehe. Tapi tetap aja senang, karena bisa melihat dan belajar banyak hal dari negeri Singa ini. Lain waktu dan kesempatan, nanti cerita2 lagi.

Tuesday, August 01, 2006

Semester 2

Sempet libur nge-blog beberapa saat, sekarang saatnya buat sedikit bercerita. Cerita dimulai dengan kisah perkuliahan semester 2, hohohoh.
***
Setelah shopping mata kuliah selama seminggu, akhirnya di-minggu ketiga perkuliahan ini, aku sudah memutuskan mata kuliah apa aja yang akan diambil. Ada perbedaan yang sangat mencolok antara kuliah semester 1 dan semester 2. Di semester 1, genre yang aku anut adalah kuliah2 finance yang sangat praktikal, bombastis dan kadang sedikit fancy, di semester 2 ini genre yang aku pakai adalah theoritical and research based. Mata kuliahnya seharusnya seru, tapi gak tahu kenapa dosen yang ngajar alirannya memang aliran teoritis dan senang mendiskusikan research paper dibandingkan membedah praktik-praktik di-dunia akuntansi yang nyata.

Aku sih berpikir positif saja, mungkin ini saatnya aku untuk kecebur ke dunia riset dan teori2 ngawang2, setelah sebelumnya duduk nyaman di zona 'praktisi'. Lagian, kombinasi antara pengalaman di dunia praktik dan bacaan soal temuan-temuan riset terbaru akan membuat aku lebih 'bijak' dalam memandang fenomena dunia akuntansi dan bisnis. Satu yang pasti, semester 2 ini terasa lebih berbeda aja. Aku serasa menaiki rakit di sungai yang mengalir tenang, dibandingkan semester lalu yang serasa menaiki sebuah ban terapung di tengah gelombang laut yang ganas. Tapi, prinsip kewaspadaan juga tetap dijaga, siapa tahu saja di balik sungai yang mengalir tenang itu tersembunyi pusaran air yang besar atau mungkin juram yang dalam. Bottom line-nya adalah terus berdoa, bekerja dan berusaha.

Mata kuliah yang diambil semester ini adalah Advanced Management Accounting, Advanced Auditing and Professional Practice, Financial Reporting Issues dan Instiutional Assets and Liabilities Management. Kuliah yang terakhir sama sekali bukan mata kuliah akuntansi, tetapi lebih kepada risk management di bank. Aku ambil mata kuliah itu, karena aku sangat awam sama bank dan sejenisnya. Soalnya siapa tahu nanti aku diminta jadi Komisaris bank, hehehe, jadi kan harus tahu seluk beluknya...:p. Advanced Auditing bicara banyak soal audit dari sisi temuan-temuan riset terbaru, sekaligus menguak fenomena2 audit supply and demand, audit quality, fraud, internal control, human judgement in auditing sampai ke industry specialist in audit. Financial reporting issues lebih fokus ke issue earning management di mana kita akan diberi sebuah project untuk mendesain model yang bisa digunakan untuk mendeteksi earning management. Advanced management accounting, lebih teoritis dan ngawang2. Yang bikin asik karena dosennya baik dan senang menabung, makanya aku ambil semester ini, heehhe.

Itu aja, detail cerita soal kuliahnya, nanti bakal aku tuangkan di blog terpisah, moga2 sempat bikinnya, soalnya kadang masih sering asik main Hattrick, hehehe. Oya satu lagi, untuk kuliah yang audit, aku diminta presentasi paper punya dosen-ku yang pernah ia presentasikan di konferensi American Accountant Association tahun lalu. Hehheh, bangga juga sih diminta gitu (padahal dipilihnya random..:p), doain aku bisa mempresentasikan kembali model2 risetnya dengan baik. Ayo...ayo teman2, kuliah lagi, biar tambah pintar bangsa kita..:D.

Saturday, July 22, 2006

Hello Goodbye!

Ruang dan Waktu; 2 hal yang manusia belum dapat menaklukkannya, kita hanya bisa menjinakkannya untuk sesaat.
***
Setelah kurang lebih 25 hari berduaan, kini saatnya kami harus berpisah. Berat rasa memang, tapi penggalan jalan ini memang harus dilalui dengan sabar dan tabah. Indahnya kebersamaan yang kami lalui, menjadi bara semangat untuk membakar asa guna menghadapi waktu-waktu ke depan.

Semaju apapun peradaban umat, hingga saat ini manusia tak kunjung mampu menaklukkan perbedaan ruang dan waktu. Mereka hanya bisa menjinakkannya lewat fasilitas canggih yang terus diperbarui. Tak mungkin rasanya kita berada di ruang dan waktu yang berbeda secara bersamaan. Terima kasih banyak untuk benda canggih bernama pesawat terbang, teknologi luar biasa bernama internet dan telefon, serta secarik kertas bernama paspor. Dengan itu semua, aku bisa sekedar melepas rindu dengan istri tersayang, berbagi cerita, doa dan harapan.

Keterpisahan ini hanyalah sebuah rangakaian cerita indah, bukan sebuah cerita sedih macam lagu 'bad day'-nya Daniel Powter yang kerap kau dendangkan. Perbedaan ruang dan waktu ini pasti kaya akan hikmah. Mungkin dengan ini, kita bisa menjadi pribadi yang kuat dan sabar. Tambahan lagi kalo sudah lama berpisah terus kemudian bertemu, tentunya rasa kasih dan sayangnya akan beda...jadi gimana gitu, hehehe. Intinya, teruslah bersykur dan memahami hikmah ini semua.

Kelak, guratan cerita ini akan bisa kita bagi dengan senyuman tulus. Bercerita bahwa di ujung horizon sana terbentang sebuah kebudayaan yang bisa kita pelajari, bahwa di atas batasan langit biru terbentang kisah peradaban yang bisa kita nikmati.
Saat mentari merayap pulang atau saat pagi menjelang, akan selalu kuingat hangat senyumanmu yang selalu membuat bintang-bintang menari-nari indah. Walau dalam imaji, semua itu cukup mengobati rindu ini. Untuk sesaat, mari kuatkan hati...sambil mengucap.."Hello Goodbye..."

Friday, July 21, 2006

Siap 'Perang'

Barusan baca artikel Jose Mourinho si manajer Chelsea di detik yang menyatakan bahwa timnya siap 'perang' di musim liga yang baru. Dengan PD-nya si Mourinho sekalian berkata bahwa gaya model rambutnya yang baru (cepak ala tentara) adalah 'bagian' dari kesiapan dalam 'perang' di semua ajang kompetisi yang diikuti Chelsea.


Secara kebetulan, kemarin baru aja aku potong rambut, lepas dari gaya 'gondes' yang selama ini dianut. Untuk pertama kalinya, gaya rambut pendek 1 cm aku pilih sebagai bagian dari 'kaul' atas suksesnya semester 1 kuliahku. Dan kalo diperhatikan, potongan rambutku sekarang jelas2 mirip banget sama potongannya si Mourinho. Jadi, siap 'perang' juga nih menghadapi semester 2 perkuliahan? hehehe. Gak tahu ahh..soalnya aku masih sering males buat belajar..:p


Photobucket - Video and Image HostingPhotobucket - Video and Image Hosting

Manajer Sadigol FC di hattrick.org vs Manajer Chelsea di English Priemer League

Tempat Yang Paling Indah

Di manakah tempat yang paling indah? sebuah pertanyaan yang sulit untuk dijawab sekaligus sulit untuk menggapainya.
***
Apakah Brastagi, tempat nan elok dan sejuk di Sumatera Utara yang pernah aku kunjungi tahun 2002 lampau? apakah Gorontalo dan Manado yang aku datangi di akhir tahun 2003? Goronto-Manado sendiri aku digapai melalui jalan Trans Sulawesi nan spektakuler, karena diapit oleh pegunungan dan laut Sulawesi. Apakah Pontianak, kota sungai yang memiliki monumen Equator yang aku kunjungi tahun 2004 lalu? Apakah Nabire yang juga aku kunjungi di tahun 2004? kota di tanah Papua yang sempat terguncang gempa dengan segala kesederahanaan dan keterbatasan fasilitasnya?

Atau Bali? yang aku kunjungi tepat di-saat Tsunami Aceh 26 Desember 2004? Atau Tana Toraja? dengan bukit-bukit yang mengapit hijau tanah persawahan plus pemakaman kuno Londa nan legendaris itu? Atau mungkin kota Makassar yang terlihat anggun dengan penataan ulang Pantai Losari di pusat kotanya? Hmm..atau mungkin Yogyakarta? dengan segala romantisme, keunikana spiritual dan senyum ramah warganya?

Atau mungkin Pulau Sentosa Singapura dengan magical fountains dan keangkuhan tower Merlion-nya? Atau Petronas Twin Tower KL? atau kawasan pemerintahan megah Malaysia bernama Putrajaya? mungkin Melbourne? dengan sapaan angin dingin khas pesisir selatan Australia? dengan gemerlap cahaya lampu disekitaran Yarra River dan Dock Land di kala senja?

Sayangnya tempat2 di atas bukanlah tempat yang paling indah bagiku. Dengan apa yang kita miliki sebagai mahluk yang bernyawa, tempat yang paling indah bagiku adalah tempat di mana manusianya memiliki HATI yang bersih, JIWA yang tenang dan SENYUM yang tulus. Hati yang bersih, jauh dari kebencian dan niatan tercela. Jiwa yang tenang adalah jiwa yang senantiasa bersyukur atas segala apa yang didapat jauh, dari ambisi buta dan kenikmatan semu duniawi. Senyum yang tulus adalah wakil dari nurani penuh kasih yang mendambakan persahabatan tanpa pamrih.

Tempat paling indah itu bukan di-peta wisata, bukan pula di sudut dunia yang aku kunjungi. Tempat yang paling indah itu ada di diri kita sendiri. Akh, ingin sekali aku mencapai tempat paling indah itu. Meminjam perkataan Homer Simpson di salah satu episode The Simpson: "...dengan hati yang bersih dan jiwa yang tulus, kita tidak membutuhkan surga, karena kita sendiri sudah berada di dalamnya...".

* Tulisan ini untuk keangkuhan dan pragmatisme Singapura serta untuk keramahan KL .

Wednesday, July 19, 2006

Virus

Banyak cerita di kepala, segudang kisah di lidah dan luapan pengalaman di hati. Tapi apa daya 'virus' malas tampaknya makin deras saja menggelayut di tubuhku. Tapi kalo dipikir2 ya masih wajar karena aku masih dalam suasana liburan, walaupun di kampus masa perkuliahan telah dimulai, hehehe.

Ya inilah salah satu kelemahanku, sering tak kuasa melawan rasa malas. Sebelum bercerita tentang banyaknya tantangan yang dihadapi, lagi2 tantangan terbesar adalah menaklukkan diri sendiri. Ughh...

Kalo saja 'virus' malas ini bisa mendengar...ingin aku berteriak...pergi jauh kau dari tubuhku, aku ingin berbuat sesuatu selain berkompromi dengan kemalasan ini.

Wednesday, July 12, 2006

Lolos dari Lubang Jarum

Nilai akademik di Aussie terdiri dari 5 grades: N Fail (0-49), P Pass (50-59), C Credit (60-69), D Distinction (70-79) dan HD High Distinction (80-100). Aku tidak butuh D atau HD, yang aku butuh adalah P untuk 4 subject yang aku ambil semester ini, alias lulus semuanya!
***
SMS yang aku tunggu2 dari kampus akhirnya datang juga ke handphone-ku.
+61427042290: my.monash: S1 result: AFF4013 HD 85; AFF4040 P 59; AFF4230 C 67; AFF4271 D 72.

Alhamdulillah, perjuangan belajar 6 bulan full di semester satu kuliahku terbayar dengan harga yang pantas. 'Momok' yang aku takuti yaitu AF 4040 atau Advanced Investment subject, akhirnya berhasil aku lewati (dapat P dengan skor 'cuma' 59). Ya Allah, terima kasih atas segala kemudahan dan kebaikan yang engkau curahkan. Dengan demikian aku boleh lanjut minimal 1 semester lagi. Subhanallah....
Kalo diperhatikan, nilai ujianku lumayan unik. Hasilnya lengkap semua; ada 1 HD, 1 D, 1 C dan 1 P, what a coincidence! Ngomong2, ehemm, untuk subject Financial Reporting and Statement Analysis, aku dapat HD lohh, lumayanlah untuk anak debutan semester 1...:p

Namun demikian beberapa rekanku ternyata, tidaklah seberuntung aku. Minimal 1 rekan AusAid dan 1 rekan private student dari Indonesia, failed di salah satu subject di-atas. Bener2, aku lolos dari lubang jarum..gak bisa berkata-kata, degup jantung masih berdetak cepat.

Terima kasih buat istriku yang terus berdoa dan tak henti-hentinya memompa semangatku. Buat keluargaku di Indonesia dan tentunya buat sahabat2ku yang selalu setia berbagi doa denganku atau sekedar berkomentar di-blog ini. Aku cuma lelaki kecil yang menenteng impian di pundak-ku. Kalian semualah yang membuatku mampu melewati semuanya. Terima kasih dan sampai jumpa di semester 2,heheh.

Saturday, July 08, 2006

Superman balik lagi

Fantastic Four, X-men, Spiderman, Wonder Woman, Cat Woman dan Batman sudah beraksi memikat perhatian para moviegoers. Nah, sekarang si superhero dari planet Kripton datang mengunjungi kita. Saat tiket seharga S$8 sudah ditangan dan jam menunjukan saatnya waktu pertunjukan dimulai, setidaknya aku punya 2 pertanyaanku yang inginnya bisa dijawab oleh film produksi WB ini, pertama masihkah aksi-aksi si jagoan membosankan dan yang kedua, apa kabar hubungan cinta si pahlawan Marvel komik itu dengan si Louis Lane.
***
Untuk pertanyaan yang pertama, jawabannya adalah masih membosankan. Maksudnya si jagoan ini masihlah terlalu tangguh bagi lawan-lawannya. Kecepatan terbangnya (selayaknya meteor jatuh), kekuatannya yang luar biasa (kapal terbang 'nyungsep' bisa ditahan oleh doi), kekebalan tubuhnya (peluru aja rontok) sampai ke tiupan hawa dinginnya (guna menjinakkan api), masih terhitung luar biasa buat ditandingi oleh kriminal2 kelas teri. Lawannya kali inipun 'cuma' Lex Luthor yang notabene hanya manusia biasa yang bermodalkan pengetahuan akan kelemahan si manusia besi pada cryptonite.

Untuk pertanyaan kedua, sedikit banyak lebih bisa dijawab dengan jawaban yang memuaskan, kendati hubungan kedua rekan kerja ini tetaplah tarik ulur. Di sequel ini, Louis Lane diceritakan sudah menikah dan telah memiliki anak, tapi tetep aja si Superman (juga Clark tentunya) tak bisa memendam memendam hasrat cintanya pada si Louis. Di setting ini, sangat terlihat sisi manusiawi si jagoan kolor merah, yang tak melulu berperang melawan kejahatan tetapi juga mulai sibuk dengan perjuangannya mendapatkan cinta Louis dan berusaha beradaptasi dengan perubahan yang ada. Kalo dilihat2 konflik ini mirip dengan konflik yang dihadapi si jagoan bertopeng laba-laba (Spiderman), yang sejatinya adalah pecundang di sisi kehidupan 'manusianya'. Sebagai catatan, 'pecundangnya' Spiderman di dunia manusia-nya ini, dinilai sebagai kunci larisnya jualan film Spiderman where a savior can be hero or a zero in the same direction.

Kalo 2 pertanyaanku sudah terjawab, lalu masihkah film ini menyimpan kejutan, untuk sekedar membuat kita tidak menyesal untuk memelototinya?. Jawabannya YA! (menurutku) film ini memuat sebuah kejutan besar bagi Anda! Sepanjang 154 menit Anda akan dibawa kepada sebuah plot cerita yang mengejutkan. Sebuah kejutan yang sangat berani menurutku, karena (mungkin) akan mempengaruhi jalan cerita si sayap merah ini dikemudian hari. Note: sebagai tambahan, istriku dan temannya tidak habis2nya membahas 'kejutan' ini; dasar wanita..:p

Jadi?
Menurutku, Superman edisi kali ini hanyalah sekedar sebuah nostalgia di mana Superman yang telah lama menghilang kembali datang lagi ke bumi. Sesuai judulnya, Superman Returns, sequel kali ini menurutku hanya sebagai sebuah umpan kecil untuk seri berikutnya yang (dipercaya) lebih heboh dan menjanjikan. Nah, jika Anda yang ingin bernostalgia bersama si kolor merah plus mengetahui kejutan besar yang aku sebutkan sebelumnya, bisa dikatakan OKElah untuk menengok film ini. Tambahan lagi, tampang Superman kali ini gak kalah keren dengan pemeran seri2 sebelumnya (apalagi waktu jadi Clark, kyk di foto). So, segera buruan ngantri dan siap2lah 'terbang' bersama si 'bapak' superhero (!).

Photobucket - Video and Image Hosting