Catatan liburan yang tertunda. Impian untuk berada di bawah langit peradaban yang berbeda ternyata meluas. Kali ini aku berada di bawah langit Singapura.
***
Setelah menempuh perjalanan selama 7 jam dari Melben, akhirnya pesawat Austria Air yang aku tumpangi mendarat di Changi Airport. Senang sekali rasanya. Setelah dijemput istri tercinta, aku melanjutkan perjalanan ke apartemen istri dengan taksi. Kesan selama perjalanan singkat dari bandara ke apartemen tujuan adalah fakta lancarnya lalu lintas di Spore, di mana jalanan tolnya benar2 bebas hambatan dan pastinya gratis. Oya, sepanjang perjalanan tsb, aku juga melihat banyaknya gedung-gedung tinggi yang berjejer dengan meriah, menunjukkan siasat pemerintah Spore guna mengatasi keterbatasan lahan. Jadi gedung2 yang menjulang tinggi itu tidak melulu berupa perkantoran, tetapi juga banyak perumahan2.
Bicara mengenai gedung-gedung dan bangunan, hal menarik yang aku temui selanjutnya adalah begitu banyaknya bangunan mall di-negeri ini. Tidak hanya terpusat di kawasan Orchard, mall-mall mewah dan besar juga tersebar di-hampir semua sudut kawasan Spore, hal yang sangat jarang aku temui di Melben (paling2 adanya Myers and Coles doang). Mall2 tersebut kelihatannya niat banget dibangun oleh pemerintah setempat, ini bisa dilihat dari banyaknya mall-mall yang terhubung satu sama lain (kayak Suntec City Mall yang terhubung dengan Raffles Mall). Tambahan lagi, mall2 tersebut biasanya dapat dicapai dengan fasilitas transportasi umum (MRT), dengan kata lain, di-setiap mall2 tersebut pasti ada atau berdekatan dengan stasiun MRT. Bener2 negeri mall deh.
Nyinggung2 soal transportasi di Spore, pasti gak bisa lepas dari yang namanya MRT atau Mass Rapid Transport, yaitu sistem transport berupa kereta api cepat yang menghubungkan wilayah2 di-Spore. Awalnya sih aku gak terlalu percaya ama gembar-gembor tentang canggihnya MRT sini, karena menurutku sistem di Melben juga gak kalah canggih. Ternyata? buihh....MRT vs Connex Melben (plus Metlink sistemnya kalo perlu, yang mencakup tram dan bus), jauh kebedukkk. Alias MRT Spore jauh lebih canggih. Mulai dari kereta-nya yang lebih bagus (Connex Melben hampir mirip gerbong2 kereta di Indonesia gitu deh), ticketing system yang lebih fleksible dan simpel-di mana MRT memakai sistem biaya per jarak tempuh, sementara Metlink memakai sistem jam2an (waktu). Selain itu tiketnya MRT juga multifungsi di mana kita tetap memakai 1 kartu yang bisa diisi kembali sekaligus juga bisa berfungsi sebagai alat pembayaran di-beberapa outlet tertentu (spt McD misalnya). Fasilitas stasiun keretanya juga lebih canggih dan 'mewah', bahkan susunan rel-nya bisa 3 tingkat untuk beberapa stasiun interchange. Singkatnya, sistem transportasi di Spore lebih canggih dan teratur dibandingkan sistem transportasi di Melben. Gak heran, beberapa waktu lalu ada usulan untuk mereformasi sistem transportasi di Melben yang dituding sebagai salah satu faktor gagalnya Melben meraih gelar 'the most liveable city in the world'.
Balik ke cerita liburan. Di Spore, aku puas diajak muter2 mengunjungi tempat2 wisata yang menarik. Tempat pertama yang aku kunjungi ada Pulau Sentosa. Pulau kecil di selatan Spore ini memang sengaja disulap menjadi sebuah kawasan wisata guna menyedot para wisatawan. Perjalanan ke pulau ini bisa ditempuh via MRT, sehingga memudahkan semua orang untuk mengunjunginya. Di Sentosa ada banyak tempat menarik yang bisa dikunjungi, antara lain Merlion (patung singa raksasa lambang negara Spore), Carlsberg tower (kita bisa melihat Spore dari kejauhan dan pemandangan Sentosa) , Images of Singapore (di-sini kita bisa melihat perjalanan sejarah Spore, ditunjang dengan kecanggihan teknologi cerita sejarah Spore jadi menarik untuk disimak), Fort Siloso (benteng peninggalan Inggris, tapi sayang aku gak sempat mengunjunginya) dan Magical Fountain Show (setiap hari pertunjukannya ada, mulai pukul 8 mlm).
Tempat selanjutnya adalah Night Safari. Ide tempat wisata ini sih simpel saja, mengajak kita melihat kehidupan binatang di waktu malam. Pengunjungnya seabrek2 minta ampun (termasuk para bule2 geblek). Padahal kalo mau jujur, koleksi binatangnya tidak terlalu banyak dan biasa saja. Namun pengalaman berkeliling 'hutan' dan melihat binatang2 di waktu malam dengan menaiki tram, menjadikan tempat ini sebuah kawasan yang spesial. Selain menaiki trem, kita bisa juga memilih untuk berjalan kaki dan menyusuri trek di sekitar kawasan hutan tersebut, untuk secara langsung mengamati binatang2 yang ada. Jadi kalo ke-sini, kostumnya haruslah kostum tracking bukannya kostum ke mall, seperti beberapa pengunjung yang aku temui, hehehe. Ke hutan kok pake kostum hip-hop bling-bling...:p
Riverside Point dan Clark Quay adalah tempat yang aku tuju kemudian. Kedua tempat ini letaknya relatif berdekatan dan dipisahkan oleh Singapore river. Kedua tempat ini menawarkan tempat2 makan dan kongkow2 yang menyenangkan, karena sambil menyantap makanan kita bisa menikmati temaram lampu kota dan suasana Singapore river lengkap dengan boat2 nya yang lalu lalang. Mengunjungi tempat ini jelas mengingatkanku akan keberadaan Yarra River dan Docklands di Melben. Perbandingan ini menunjukkan bahwa sungai-pun jika dikelola dengan bijak dan cerdas, bisa menjadi sebuah aset wisata yang berharga.
Di jembatan Riverside Point (kiri)-Di jembatan Spore River dkt Fullerton Hotel (kanan)
Menyusuri Singapore River akan mengantarkan aku ke patung Mother Lion (yang sering ditayangkan di tivi2 itu loo..). Disebut Mother Lion, karena patung singa-nya ini relatif jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan patung raksasa Merlion di Pulau Sentosa. Lagi2 pemandangan sudut kota dan Mother Lion-nya begitu luar biasa. Suasananya benar2 terasa mengasyikkan karena lokasi patung tersebut ada di-tepi pantai. Tiupan angin pantai dan percikan air mancur dari Mother Lion menambah romantis suasana kunjungan (halahh...:p).
Tumben2 hasil jepretan di mlm hari hasilnya bagus, biasanya sih gelepp..
Beberapa tempat lainnya yang aku kunjungi adalah Chinese Garden dan Lakeside, kedua tempat ini relatif dekat dengan lokasi apartemen istri di kawasan Jurong East. Tempatnya indah dan ditata dengan baik, namun masih kurang dieksploitasi dengan baik. Di Chinese Garden ini terdapat meuseum kura2 di mana kita bisa melihat ribuan koleksi kura2 hidup, termasuk kura2 berkepala 2. Masih banyak sebenarnya, tempat2 lain yang menarik untuk dikunjungi dan relatif mudah untuk dicapai, namun karena istriku ngantor di weekday dan aku males untuk jalan2 sendirian, jadinya cuma ngubek2 mall atau memilih bermalas2an di rumah, hehehe. Tapi tetap aja senang, karena bisa melihat dan belajar banyak hal dari negeri Singa ini. Lain waktu dan kesempatan, nanti cerita2 lagi.
4 comments:
hehe ceritanya panjang amat Ndro... Spore emang keren, tapi pernah denger kan kalo pemerintahnya sempat menggalakkan kampanye untuk "tersenyum"? secara orang sini rada "pelit" soal yang satu itu hehe
Waahh.. tempatnya keren2 dhee.. :D
Halo Tot!
Gimana kabarnya? sudah betah kah??
ho ho ho
means that part of ur dreams come true..
Ur right pals, everything sould be started from dreams.
Post a Comment