Friday, June 30, 2006

She(Au)lia on 5o7

Setelah menanti beberapa waktu, akhirnya kesampaian juga hasratku buat dengerin album baru Sheila on 7. Aktor (tepatnya aktris) dibalik itu tak lain dan tak bukan adalah ibu Aulia!! suit..suitt... Doi aku teror terus menerus buat dapetin MP3 or CD-nya Sheila terbaru tersebut. Lewat 5 kali pengiriman, akhirnya 10 lagu bisa aku nikmati, hehehe. Buat para Sheilaganks yang belum sempet dengerin, berikut sebagian resensi-nya, cielee..
***
Total track di lagu ini ada 10 plus 1 intro, bertajuk 5o7 dan diklaim sebagai album paling personal mereka, karena lagu2nya banyak bercerita soal pasang surut perjalanan band mereka. Selain itu album ini juga menandai 10 tahun keberadaan So7 di kancah musik Indonesia. Hal yang patut dicatat adalah, setelah sempat banyak berimprovisasi di album "Pejantan Tangguh" (antara lain via brass section dan gaya lagu nge-rap) dan 07 Des (via musik country), di album baru ini So7 coba balik kanan ke arah gaya aransemen sederhana plus string section dan permainan conga yang "mencabik-cabik" perasaan pendengarnya. Tambahan lagi, di-album ini, S07 tetap mempertahankan permainan denting pianonya, demi menambah kesegaran lagu-lagu mereka. Sekedar pengingat, denting piano ala So7 ini sempat melambungkan mereka via lagu "Berhenti Berharap" di OST-nya 30 hari Mencari Cinta. In short, S07 terasa lebih dewasa terutama dalam menggarap detail aransemen musik. Untuk syair, masih tetep romantis, penuh luka-luka kadang dan jauh lebih sederhana, tapi jujur aja, cukup banyak pengulangan kata-kata "indah" yang diproduksi Eros, but its OK lah. Untuk suara Duta, ya memang cuma segitu aja...gak bisa diharap yang lebih-lebih, heheh. Yang pasti, tetep aja album S07 selalu punya daya imajinasi yang kuat, yang bisa mengiringi tonggak perjalanan hidup kita-kita (err...perjalanan aku at least..:p)
***
Berikut comment singkatku atas lagu2 mereka.
1) Mantan Kekasih
Lagu ini jadi jagoan di album 507. Bercerita soal mantan kekasih yang pengen balik lagi, setelah sempat meluluh lantakkan hati sang pria. Bagus sih, tapi agak garing di-akhir2 (pake backsound cowok2, setengah teriak2), dan juga ada beberapa nada syair yang dipaksakan, jadi kedengarannya agak2 aneh. Tapi tetep aja ada syair ini bisa menyayat hati: "Relakan semua...berakhirlah sudah...Dan biarkan bintang menuntunmu pulang..." Glegg...
2) Radio
Salah satu single andalan mereka juga. Aransemen-nya agak modern dan keren dengan sentuhan new wave dan sedikit nge-dance (kata Sony BMG). Ceritanya tentang seseorang yang rindu akan kekasihnya yang jauh. Untuk melampiaskan rasa rindunya, maka ia mengekpresikan rasa cinta dan rindunya via Radio. Yah, agak2 jadul gitu sih, tapi lumayan keren lah lagu ini. Terasa segar dan Sheila banget musiknya. 'Lewat radio aku sampaikan, kerinduan yang lama terpendam...terus mencari hingga musim berganti...Radio cerahkan hidupnya..."
3) Cahaya Terang
Lagu yang paling aku suka!! Lagu ini dibuat oleh Sakti, sebagai lagu perpisahan dengan band-nya. Bercerita tentang pengalaman spiritual Sakti mencari "kebenaran" dalam mempelajari agama. Lagunya dibuat dengan gaya riang gembira dan bukan dengan kesedihan, juga tanpa syair2 spiritual sehingga sepintas seperti lagu cinta biasa. Permainan Gitar Eross terasa segar, gak seperti style2 lama yang gitu2 aja. "Ketika aku, lihat cahaya terang, aku dapat merasakan ke mana kan pergi...Tak kan pernah aku takut...Tak kan pernah aku sedih...".
4) Kini Kau Ada
Lumayan asik juga, segar dan variatif, diciptakan oleh Duta. Lagu ini menceritakan tentang orang yang mengeluh dan bosan akan kesehariannya sebagai seorang bujangan. Hingga akhirnya ia menemukan seorang yang setia menyeduhkan teh hangat di pagi hari dan membuat dunianya terasa lebih terang...suit..suitt...
5) Pemenang
Liriknya untuk acuan Piala Dunia 2006. Inti lagu ini adalah selalu pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan, tantangan dan kompetisi. Pada akhirnya, jika kita bisa melakukan yang terbaik, kita bisa jadi pemenang, hohoho. "Bersiaplahh....untuk jadi pemenang, Bersiaplah...persaingan semakin berat.."
6) Ingin Pulang
Lagu ini bercerita tentang kondisi ketika sedang diluar rumah -sedang tour, dan disela-sela perjalanan tersebut ada rasa benar-benar rindu dengan rumah dan semua yang ada di rumah. Lagu ini diciptakan oleh Adam. Aransemen-nya asik juga kok.
7) Terlalu Singkat
Lagu ini ditingkahi dengan dentingan piano, membuat lagunya sedikit berbeda dengan yang lain. Bercerita tentang "tawaran" seorang pria pada wanita yang dicintai-nya untuk mau menjadi kekasihnya, karena ia yakin bahwa hidup terlalu singkat untuk dilewati tanpa cintanya. Ada beberapa kemiripan di lagu ini dengan lagu dan syair2 S07 sebelumnya, tp keseluruhan, tetep OK buat didengerin.
8) Bingkisan dari Tuhan
Lagu ini ciptaan Adam, kental dengan permainan bass sang pencita lagunya. Bercerita tentang suara hati seorang pria yang "memuja" keberadaan wanita di dunia ini. Wanita adalah bingkisan dari Tuhan, begitu kurang lebih.
9) Last Pretence
Bercerita tentang "perpisahan" So7 dengan para personilnya. Cukup menyentuh. Dengan jujur dikatakan bahwa di antara mereka memang ada perbedaan2. Diungkapkan juga pengharapan mereka agar hendaknya perbedaan itu dilupakan demi sebuah keutuhan. "...berpura-puralah Kau masih sehati, karena...selama ini...kaulah yang aku cari...". Permainan orkestra-nya bikin lagu ini jadi tambah manis.
10) Terjamah yang Lain
Last but not least! Lagu ballad tentang kesedihan kasih tak sampai seorang pria pada seorang wanita. Lukanya bertambah perih, saat ia harus menerima kenyataan bahwa sang wanita telah mendapatkan pujaan hatinya (terjamah yang lain). Permainan flute dan string-nya keren abis. Sayang seribu sayang, puncak lagunya gak muncul2 juga, reff-nya juga gak jelas...jadi gak tahu harus mengingat atau menyanyikan bait yang mana. Ditambah penggalan nada syair yang tercecer2 membuat lagu ini jadi antiklimaks. Note: Ibu Aulia, merasa "tertampar" dengan lagu ini, aku gak tahu, bagian mana yang membuat dia tertampar, huhuhuhuh..pisss..
***
Walaupun Samsons, Peter Pan, Radja, Dewa, Ungu atau apa aja band2 di Indonesia hilir mudik, daya magis So7 tetep gak ada yang bisa ngalahain. Album mereka tuh seolah2 membingkai perjalanan dan cerita hidup kita, ceillee...jadi So7 rock!! Aulia lebih rock! karena mau susah2 kirim lagunya ke aku, hehe..thanks ya bu..

Wednesday, June 28, 2006

Bertanggung Jawab

Badai sempurna (exam di Monash) telah genap seminggu aku lalui, perasaanku pun campur aduk dibuatnya. Exam kali ini memang sunggu berbeda, begitu banyak tekanan yang aku dapatkan, tak heran, 3 minggu masa ujian kemarin, aku benar2 stress dan tegang menghadapinya. Ada beberapa faktor yang buat aku kemarin luar biasa stress. Yang pertama, sistem di Monash mewajibkan kita untuk lulus di Exam, yaitu mendapatkan minimal 50% dari total nilai di Exam. Konsekuensinya, walaupun kita mendapatkan nilai yang bagus di assignments kita, tapi gagal mendapatkan nilai minimal 50% di Exam, maka jelas, kita bakalan failed. Faktor kedua adalah masalah bahasa. 3 dari 4 ujian yang aku hadapi adalah ujian non hitungan, alias kualitatif. Jenis ujiannya pun berupa analisis argumentatif bukan sekedar pertanyaan 'datar', dengan kata lain, pertanyaannya berupa how dan why bukan what, when atau who. Konsekuensinya, aku gak cuma harus paham masalah di subject tersebut, tapi juga harus bisa mengemukakan argumenku, bisa ditebak masalahnya adalah BAHASA! Dalam waktu 3 jam ujian, mana sempet mikir pilihan kata yang baik, struktur jawaban yang logis dan tepat. Yang ada panik, pusing dan gak PD. Faktor ketiga yang bikin stress adalah faktor diri sendiri. Kelelahan mental jelas jadi faktornya. Kecapekan karena udah habis2an ngerjain assignments beberapa minggu yang lalu. Selain itu, ada 1 faktor lagi, Piala Dunia 2006, mengganggu konsentrasiku, hehhe.
***
Dari 4 ujian itu, jujur aja kualitasnya gak ada yang memuaskan. Aku benar2 gak puas dan merasa gak bisa mengerjakan dengan baik. Banyak sebabnya, salah satunya, karena aku sangat bergantung pada hints/kisi-kisi yang diberikan dosen. Saatnya hints itu sedikit berbeda, aku jadi bingung dan gak ngerti, selain juga faktor keberuntungan (aku baca A dalam topik tertentu ternyata yang keluar B atau C, plus soal2 yang dibuat tricky dan menjebak). Singkatnya, ujian semeseter pertamaku ini benar2 amburadul, berbeda 180 derajat dengan nilai2 assignmentku.
***
Perasaan khawatir akan kegagalan di-semester awal ini begitu menghantuiku. Namun, lewat sebuah perenungan singkat, aku menemukan sebuah kata kunci menghadapi ini semua: tanggung jawab!. Dengan kata lain, aku siap bertanggung jawab atas hasil-hasil yang aku raih nanti di semester ini, entah dapat nilai bagus, biasa saja atau mungkin gak lulus (amit-amit deh). Bertanggung jawab untuk mengevaluasi apa yang sudah aku lakukan untuk kemudian mencoba bangkit kembali dengan lebih baik. Kegagalan (kalo memang harus aku hadapi), bukan akhir dari segalanya. Aku sudah sering menghadapi tekanan dan kesulitan, jadi ini kesempatan yang baik untuk membuktikan seberapa hebat aku bertahan dalam belitan perjuangan ini. "Failure is simply the opportunity to begin again, this time more intelligently. "

Tuesday, June 27, 2006

(Kadang) Sepakbola Bisa Sangat Kejam

Kesedihan mana yang bisa menandingi kekalahan sebuah tim sepakbola di Piala Dunia, di-babak knock out, saat waktu tersisa tinggal 5 detik lagi? Untuk menambah kesan kesedihan, Anda kalah dengan tim yang bermain dengan sepuluh orang, dan kekalahan itu terjadi karena tendangan penalti akibat acting pemain yang banci?
***
Kesedihan itu menimpa Australia, yang telah menunggu 32 tahun untuk tampil lagi di Piala Dunia dan disaat harapan 20 juta orang warga negaranya sedang membumbung tinggi agar sepakbola bisa memberkan kebanggaan baru bagi the Down Under.
Sepakbola memang bisa jadi sangat kejam, seperti halnya Italia yang tersingkir oleh Korea Selatan di perempat final Piala Dunia 4 tahun lalu. Sepakbola bisa jadi sangat sama halnya dengan kalahnya Inggris dari Jerman dan Argentina di Piala Dunia 1990 dan 1998 dengan adu penalti. Sepakbola juga sangat kejam, saat Anda, setelah menunggu kesempatan yang panjang, kemudian tertimpa cidera sangat parah di masa menjelang dan saat Piala Dunia, seperti yang menimpa Djibril Cisse (patah kaki 9 bulan) dan Michael Owen (rusak jaringan lutut 8 bulan). Atau betapa sadisnya sepakbola saat Andres Escobar, bek Kolombia dibunuh oleh geng mafia di-negaranya, gara2 membuat gol bunuh diri saat melawan Rumania di Piala Dunia 1994.
***
Tapi itulah sepakbola, kendati drama dan kenyataan yang dihasilkannya terkadang sangat kejam dan menyedihkan, tak kunjung padam hasrat orang untuk kembali menyaksikannya. Football can be very cruel, but football is just more than a game!
-Masih BT, sedih dan kecewa, saat Socceroos kalah tragis dari tim "banci" Italia-

Tuesday, June 20, 2006

Dari Soccerwhos? menjadi Socceroos!!

Note: Tulisan ini aku kirim ke detik.com, tapi gak dimuat, hehhe. Mungkin masih perlu perbaikan, tp at least aku punya rekaman cerita untuk mengabadikan momen seru ini. Cheers!
***
Lolosnya Australia ke putaran final Piala Dunia 2006 setelah menumbangkan Urugay di babak play-off, memberikan kegembiraan tersendiri bagi para gila bola di negara benua ini. Hal tersebut bisa dimaklumi karena ini dalah keikutsertaan mereka yang pertama setelah ‘puasa’ selama 32 tahun, di mana terakhir, Australia berlaga di Piala Dunia 1974 yang secara kebetulan juga di selenggarakan Jerman. Namun demikian, sambutan publik Australia secara umum, tidak seantusias sambutan publik kontestan final Piala Dunia lainnya.

Sambutan datar tersebut agaknya bisa dimaklumi, karena di Australia, sepakbola bukanlah olah raga yang populer, jauh tertinggal dibandingkan dengan Australian Football (atau Footy) dan Cricket. Sebutannya pun ‘hanya’ soccer dan bukanlah football karena memang orang Australia hanya kenal Footy yang mereka anggap football sesungguhnya. Hal ini membuat Australia sebagai negara ketiga di bumi ini yang menyebut sepakbola dengan soccer selain Amerika Serikat dan Selandia Baru.

Ketidaktenaran plus keraguan akan kemampuan tim sepakbola Australia, yang dijuluki Socceroos tersebut, dengan sangat tepat digambarkan oleh sebuah iklan Nike yang akhir-akhir ini sering diputar di stasiun televisi SBS-televisi resmi Piala Dunia 2006. Iklan Nike tersebut yang notabene adalah sponsor timnas Australia- menggambarkan seorang kakek yang berkomentar bahwa Australia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Brasil dan tim-tim papan atas lainnya. Dengan lantang ia mengatakan bahwa Australia bisanya hanya mampu mengalahkan negara-negara kecil macam Solomon Island dan Samoa Barat. Selanjutnya di iklan tersebut, si kakek juga mengatakan, bahwa mereka lebih pantas disebut The Soccerwho dibandingkan The Socceroos-untuk sebuah ironi tentang kemampuan pas-pasan mereka bermain sepakbola. Iklan ditutup dengan tulisan ‘History against Us’. Saat ini iklan tersebut sangat populer dan bahkan dijadikan pemacu semangat bagi Hery Kewell dan kawan-kawan untuk menjawab ‘ejekan’ tersebut sekaligus mematahkan sejarah buruk mereka di Piala Dunia.

****
Australia yang berada satu di grup F, melakoni pertandingan pertama-nya melawan juara Asia, Jepang. Di Melbourne sendiri, para gila bola memusatkan fokusnya di Federation Square, tempat biasa berkumpul para Melburnians jika ada event-event tertentu. Di sana sudah ada pesawat televisi raksasa yang akan menyiarkan langsung pertandingan the Socceroos melawan The Blue Samurai. Dua jam sebelum kick-off pukul 11 waktu setempat, para supporter tim Australia sudah mulai berkumpul untuk bersiap menyaksikan pertandingan yang sudah lama ditunggu-tunggu itu. Para supporter rara-rata mengenakan kaus kuning plus bendera biru Australia di bahu mereka yang dibiarkan menjuntai ala Superman.

Suasana makin hangat saat pertandingan akan segera dimulai. Teriakan-teriakan para supporter makin menggema saat giant TV Federation Square menayangkan gambar para pemain Australia mulai masuk ke lapangan. Suasana riuh-rendah para supporter berganti dengan koor massal, saat lagu kebangsaan Australia mulai dinyanyikan. Suasana menjadi tambah hangar binger saat kick-off, kibaran bendera dan teriakan para fans Australia menggema di mana-mana.

Akan tetapi, suasana berubah menjadi sepi dan frustrasi setengah jam kemudian, saat Australa tertinggal 1-0 lewat gol Nakamura. Setelah lama membisu, teriakan langsung meledak dan meggila saat Tim Cahill memecah kebuntuan dengan menjebol gawang Jepang disusul dua kali, disusul gol penutup dari John Aloisi. Ya, Australia menumbangkan Jepang, si juara Asia dengan dramatis, tiga gol di 6 menit terakhir!! Tak heran saat peluit panjang dibunyikan, para supporter tadi langsung bernyanyi-nyanyi gembira, mengelu-elukan Tim Cahill dan Socceroos. Now, we’ve showed the world that Aussies can play soccer!!…begitu salah satu teriakan mereka.

Gol Tim Cahill adalah gol pertama Australia di Piala Dunia sepanjang sejarah 2 kali keikutsertaan mereka. Begitupun dengan kemenangan yang mereka raih. Dengan menumbangkan Jepang dan mengemas tiga poin, maka Australia memiliki peluang untuk melangkah lebih jauh. Dan apabila hal tersebut terjadi, maka patahlah ejekan si Kakek di iklan Nike, dan mungkin mengubah mereka dari tim yang diragukan kemampuannya alias ‘The Soccerwho? menjadi The Socceroos!! Yang siap membuat kejutan di pentas Piala Dunia 2006. Masih terlalu dini memang, tapi at least Mark Viduka dan kawan-kawan telah membuktikan bahwa sepakbola juga bisa menjadi headline surat kabar lokal.

Udara bertambah dingin dan jam sudah menunjukkan pukul 01.30 pagi, Saya pun kemudian bergegas pulang, sambil membawa sebuah pertanyaan klise tentang tim ‘Merah Putih’, kapan kita bermain di Piala Dunia?

***

Saturday, June 10, 2006

Against the Perfect Storms!

-Winners must have two things, definite goals and a burning desire to achieve them-
Badai deras yang lalu telah aku jinakkan, kini saatnya menghadapi badai yang sempurna-the perfect storms. Setelah sempat tertatih-tatih di-awal masa persiapan, karena sempat terserang demam dan flu, sekarang seiring dengan kondisi tubuh yang mulai membaik, persiapan menghadapi badai tersebut juga semakin positif. Ada hikmah penting dari masa persiapan tersebut yaitu bahwa menaklukkan diri sendiri ternyata lebih sulit daripada menaklukkan badai kencang sekalipun. Rasa malas, lelah penat, hasrat akan hiburan dan lain2nya, membuat persiapanku kadang agak tersendat.
***
Malam ini, lentera badai telah mulai aku siapkan, begitu pula dengan masker penahan debu dan pasir yang beterbangan. Tak lupa, jaket tebal telah aku sediakan untuk menahan dingin yang mungkin menerjang. Melawan badai yang kencang, Anda juga harus siap dengan kompas dan lighter, berjaga2 jika badai itu menyesatkan arah perjalanan. Terakhir, sedikit barang2 pribadi khas menghadapi suatu ujian aku siapkan plus doa yang semakin intensif.
***
14, 16 20 dan 22 Juni, adalah hari di mana badai2 itu harus aku jinakkan. Layar telah dikembangkan, pantang untuk surut kembali. Kendati badai yang lalu telah berhasil dijinakkan, namun bukan berarti aku bisa berleha-leha, KERJA BELUM USAI BUNG!. Doakan aku!

Friday, June 09, 2006

Perhatikan, Hilda!

Saat ditanya apa yang paling berkesan saat bekerja di UNICEF Indonesia, aku kadang mengalami kesulitan untuk menjawabnya. Tak mengherankan memang, karena begitu banyak hal yang datang dan pergi semasa 6 bulan bekerja di salah satu UN agency tersebut. Salah satunya adalah cerita tentang persahabatan dengan Hilda, rekan kerjaku sesama Programme Assistant (PA) di Child Protection Unit. Tekanan kerja yang begitu hebat di UNICEF (utamanya menjadi PA di Child Protection) membuat kami tidak memiliki banyak pilihan kecuali 'bersatu' menghadapinya dengan tegar dan berani.
***
Sistem UNICEF yang sangat birokratis, software kerja yang reseh (namanya ProMS-hueks banget deh), Programme Officer yang demanding, orang2 Operation yang 'kejam' dan tak kenal belas asih dan counterparts yang dodol2 telah membuat kami berdua matang secara mental dan skill bekerja. Saling bantu dalam menghadapi hari2 yang berat menjadi suatu keharusan. Tak mengherankan jika banyak kisah2 kepahlawanan lahir dari perjuangan kita. Salah satunya adalah kesuksesan kita menyelesaikan SPJ Aceh dan 100% lolos dari tembakan ganas Auditor Internal New York, walaupun kita berdarah2 nyelsaikannya. Thanks banget Hil, untuk sekedar bantuin aku dorong2 trolly buat naruh printing materials di gudang atau untuk bantuin beres2 waktu ada Workshop-nya bu Santi. Atau untuk sekedar nge-cek-in email atau report-ku yang English-nya sering ngaco (janji deh pulang dari Melben, English gua bakalan lebih baik,heheh). Dan gak lupa thanks untuk mau mendengarkan segala cerita perjalanan hariku, sambil kita ngupi2 di Starbucks or sekedar makan rujak di-belakang kantor. Hihihi..gara2 sering bareng, cowok-mu jadi curigation gitu yah, hahaha...belum lagi orang2 kantor yang sering gosipin kita...thanks God, pacar gua dulu, gak pernah jealous...lagian cuma elo gitu loch...ngapain dicemburuin...:p
***
Anyway, besok adalah hari spesialmu ya, sahabat. Hari yang akan menjawab sebuah penantian dan keraguanmu selama ini. Selepas hari esok, dirimu akan mengemban tanggung jawab yang berbeda, tanggung jawab untuk menjadi seorang pasangan jiwa pria yang telah kau pilih. Untuk itu sudah saatmu dirimu belajar berpijak dan mulai terjaga akan romantika hidup. Jalani semua dengan hati yang tulus. Jangan pernah takut dan gentar dengan semua cobaan yang ada. Semoga engkau bisa menggapai bintang asamu untuk kembali belajar berpijar.

Thursday, June 01, 2006

Surat untuk Ibu

Halo ibu apa kabar? semoga sehat2 dan selalu dalam lindungan Allah. Ibu masih suka sering sakit gigi dan darah tinggi-nya kumat, gak? semoga enggak yah, biar gak bikin khawatir Gatot di sini.
Gatot sehat2 aja dan tetap ganteng selalu, karena rambutnya udah mulai panjang-sesuai dengan kesukaan ibu, hehehe. Walau begitu, karena kemarin sering lembur bikin tugas2 kuliah, sekarang Gatot agak2 flu, tapi biasalah, minum Panadol plus Tolak Angin juga sembuh. Oya, badan Gatot sih agak kurusan dibandingkan sebelumnya, tapi bukan karena kurang makan lho..tapi karena kesibukan kuliah di sini yang menyita waktu.
---
Ngomong2 soal makan, Gatot kan udah pernah cerita kan kalo di-sini masak sendiri. Nah jadinya, sekarang Gatot kalo mau makan dah gak bisa langsung makan, tapi harus masak dulu. Tapi jangan takut, itu bukan berarti Gatot masak Indomie terus lohh, karena Gatot udah belajar masak dari Ira dan juga teman-teman di-sini. Gak percaya? wuihh, berani dicoba deh. Contohnya: kemarin bikin semur bola-bola daging (printil: kalo istilah ibu), wuih..lezat dan macem2 variasinya. Kayak misanya dibikin rendang (kemarin sukses lohh..tp pake bumbu jadi disini) atau langsung digoreng aja pake telor. Kalo bikin bola daging-nya gampang banget, tinggal beli daging cincang (beef mince) terus dibumbuin dan direbus, beress!! Kalo soal masak sayur, gatot juga udah jago. Mulai dari tumis sawi-sawian ampe bikin sop. Dan hari ini ada yang lucu, maksud hati bikin tumis sawi, karena ditambah dengan wortel dan bakso, eh ternyata bisa jadi CAPCAY...wuihhh...gaya juga nih, udah bisa bikin masakan sayur2an. Itu belum terhitung dengan masak2an yang sederhana, kayak martabak telor (mie plus telor dadar), tempe goreng tepung, tempe dan ayam penyet dan banyak lagi deh.
---
Kalo udah masak gitu, Gatot jadi terbayang betapa susahnya jadi seorang ibu. Pusing ngatur menu setiap harinya. Besok masak apa, lauknya apa, belanja di-mana dan sebagainya. Lebih pusing lagi, kalo DUIT UNTUK BELANJA-nya gak ada, hahahahah. Gatot jadi merasa bersalah, kalo dulu suka males makan gara2 gak ada lauk yang Gatot suka, atau makannya gak dihabisin, gara2 keburu2 mau main bola ama teman2, hehehe. Maafin Gatot ya bu...;). Memang benar kata orang, semakin dewasa kita, semakin bisa kita melihat ke belakang dan semakin bijaksanalah kita.
---
Gatot juga bersyukur, dulu sempat sering bantu2 ibu di dapur. Mulai dari bikin sambel, goreng ikan sampai cuci piring, karena sekarang jadi gak canggung masak2 di-dapur. Selain itu memasak juga kadang menghilangkan kepenatan, walaupun masih kalah jitu dibandingkan jalan2 dan belanja di mall, hehehe (yg ini ketularan Ira...:p). Hmm...cerita2 masak gini, Gatot jadi kangen masakan khas ibu: Sayur KUTANG (Kulit Tangkil/Melinjo), Tumis sawi, sambel goreng tempe dan gegodoh teri nasi, . Well...gak ada yang lebih nyaman selain berada di rumah sendiri memang, hehehe.
---
Ya udah gitu dulu ceritanya ya bu, nanti lain waktu disambung lagi. Ingat pesan Gatot untuk selalu jaga kesehatan dan selalu berpikiran santai, gak usah terlalu pusing mikirin ini itu, santai aja pokoke! Peluk kangen selalu. Until then Bu, I LOVE U...(ini artinya...sampai nanti...I lope yu).
Adek/Mas/Gatots