Sunday, December 09, 2007

Lulusss!!

Lulus juga akhirnya! 2 tahun perjuangan di Australia, antara idealisme, realita, cobaan, hadangan badai dan perjuangan. Tak pernah menyerah dan terus bermimpi. Sekarang aku adalah seorang Master of Business (Accounting) dari Monash University! Penantian 2 tahun itu kini tinggal beberapa hari lagi. Saatnya menutup lembaran kisah ini dan siap menyongsong hari baru. Selain kepada keluarga tercinta (yang ucapannya sudah Saya cantumkan di thesis), Saya berhutang budi dan ucapan terima kasih kepada orang-orang di bawah ini (urutan acak...:p):

1. Rekan-rekan APS 6W1, 2005; utamanya mereka yang menemani perjuanganku di Melbourne: Mbak Debz, Mbak Arum, Uni Diana, Dara, Yanti, Aping, Kismullah, Mike dan Doni;
2. Rekan seperjuangan di Mbuss (Acc) Monash, trims atas segala bantuan, doa, kerja sama dan bijaksananya, siapa lagi kalo bukan: Pak Catur dan Pak Irwan plus keluarga mereka masing2 (I owe you my life!!);
3. Mas Rudy Suryanto dan sekeluarga; yang selama satu setengah tahun jadi teman diskusi setiaku, berbagi cerita, tawa, kesenangan dan kesedihan. Till we meet again pak!
4. Nguyen Phong Nguyen dan Thanga; teman setia dalam mengerjakan proposal dan thesis juga melawan birokrat2 kampus yang reseh.
5. Rekan-rekan Buseco lainnya, yang selalu berbagi kisah perjuangan selama di kampus Caulfield: Mas Akhmad Budi, Teh Lina, Mbak Arin, Mbak Dina, Mas Atam, Mas Haryadi, Mas Joe dan yang lain2nya lagi.
6. Mbak Ika (atas ketulusannya memberikan pencerahan ilmu statistik), Mas Singgih (teman debat dan diskusi soal riset akuntansi) dan rekan-rekan Kagama Victoria.
7. Trojan FC (Slamet, Albert, Hengky, Edward, Alex, Tu dan masih banyak lagi, atas latih tanding sepakbola selama ini) dan Caulfield United FC (atas kegembiraan bermain sepakbola yang dulu aku temukan sewaktu kecil; Ahmed, Sharuvash, Majid, Rafee, Toni, Peter, Paul, Cory dan banyak lagi).
8. Teman-teman komunitas Hattrick, Freekick dan Footstar, yang sudah jadi sahabat setia pembunuh kesepianku selama ini.
9. Semua sahabat, teman, silent reader, pengkritik, tukang syirik, peragu, tukang gosip dan siapa saja yang sudah memberikan masukan, motivasi dan doa atas perjuanganku selama ini.
10. Peter Pan atas "Kota Tua" dan "Sally Sendiri", So7 atas "Jalan Terang", Coldplay atas "Scientist" (lagu ini mengiringi perjuanganku ngerjain test2 statistik), Padi atas "Sang Penghibur", Letto atas "Sebelum Cahaya" (yang menguatkanku hatiku saat jauh dari istri tersayang) dan tentunya Ahmad Band atas "Kuldesak".

Sampai ketemu di perjalanan mimpiku berikutnya!!

Wednesday, November 28, 2007

Masih Ada Hari Esok

Bukan sekarang, bukan nanti, tak juga lusa.
Entah kapan, entah bagaimana, tak pernah bisa kuduga.
Untuk saat ini, yang terbaik adalah terbang menuju peraduan, hinggap di sarang yang penuh kasing sayang.

Ini bukanlah emas yang hilang digenggaman, melainkan permata yang tersimpan kelak.
Tak ada sesal tak jua tertunduk.
Karena asaku tak pernah bisa terpadamkan.

Masih ada hari esok.
Di mana mentari lebih bersinar terang dan angin lebih sejuk berhembus.
Tiba saat untuk meninggalkan semua kenangan di belakang. Guna menatap lembar perjalanan mimpi yang baru.
Sudah saatnya berkemas pulang, menuju peraduan yang penuh kasih sayang.

Thanks F&D for everything,
I will recognize your face,
I won't say goodbye my friends,
For you and we will meet again!


Wednesday, November 21, 2007

Sang Penguasa

Engkau atas namakan kami, rakyat-rakyat yang terpinggirkan - tapi engkau gemar menepikan kami dari tanah-tanah leluhur.
Engkau berucap atas nama kami, orang-orang kecil yang berdesakan di bus-bus pengap, rakyat jelata yang bertaruh nyawa naik transportasi publik di laut dan udara - namun engkau selalu naik mobil anti macet dan pesawat udara carteran kelas bisnis.
Engkau bertutur atas nama kami, laron-laron kelelahan yang mengais rejeki di belantara ibukota - tetapi engkau gemar memakan komisi, suap dan uang perangsang hasil perahan pajak-pajak kami.
Engkau selalu mengais simpati kami, lakon-lakon penghela asap dapur gubuk reyot yang kerap meringis menahan lapar, tetapi engkau gemar makan sepuasnya di restoran dan hotel berbintang.
Engkau berjanji memperbaiki nasib kami, orang-orang yang tergerus roda globalisasi dan kapitalisme - tetapi engkau sibuk menimbun dana kampanye dan memutar otak untuk merebut kekuasaan.
Sang Penguasa!
Engkau di sana karena kami. Engkau mengemban amanat kami. Engkau berhutang pada kami.
Kami lapar, haus dan putus asa.


*selamat menebar pesona wahai penguasa. Jika tiba waktu kami menjadi pemimpin, kami akan pastikan kalian berada di sisi lorong gelap yang tak terjangkau waktu!

Monday, November 19, 2007

Profesional

Salah seorang dosen idolaku di FE UGM pernah berkata: "seseorang bisa disebut profesional jika ia memiliki tiga hal: skill, knowledge and ethics. Skill alias keahlian sudah jelas menjadi modal penting bagi seseorang. Knowledge alias pengetahuan juga tak kalah krusialnya, karena dengan pengetahuan yang cukup, maka keahlian menjadi semakin berarti. Sementara etika, juga memainkan peranan yang besar, karena tanpa yang terakhir ini, seseorang akan mudah terombang-ambingkan oleh ambisi dunia sesaat. Begitu sabda dosenku.

Dalam 3 hari terakhir, aku belajar bahwa ketiga aspek tersebut juga perlu ditambahi oleh satu faktor lagi: pelayanan (service). Sabtu malam lalu aku mengunjungi Melbourne Sexpo 2007 (sstt..laporan lengkapnya menyusul yah...:p), salah satu stan yang paling laris dikunjungi adalah stan-nya Belladonna. Stan ini menawarkan foto bareng dengan pose full vulgar bersama si bintang film porno terkenal dari Amerika tersebut. Sambil menikmati suguhan pose-pose syur beliau di atas pentas (Astaghfirullah, Aa Gatot, kelakuanmu...:p), aku juga belajar bagaimana dia memberikan pelayanan yang luar biasa ramah, total dan berkesan bagi konsumennya. Betapa tidak, setiap pengunjung yang ingin berpose dengannya (yang harus membayar $26 per pose), selalu diajak ngobrol basa basi sebelum berpose, kasih cipika cipiki, mendengarkan atau mengusulkan pose apa yang bagus, memberikan bonus poster plus tanda-tangan aslinya, plus pelukan mesra sebelum pengunjung tersebut turun panggung. Sepanjang proses tadi, sunggingan senyum tak pernah lepas sedikitpun dari bibirnya. Terus soal pose-nya bagaimana? weleh...disuruh gaya apa aja mau dia, hehehe. Luar biasaaa!!

Selanjutnya, hari ini, saat aku menghadiri "International Student Farewell" di kampusku, aku juga belajar tentang pelayanan yang fantastis. Saat sesi foto khusus dari fotografer profesional (biaya jeprat-jepret $10, sementara biaya cetak $35), si tukang foto, benar-benar fokus, bersemangat, komunikatif, aktif mengarahkan gaya dan full dengan senyuman yang hangat. Antrian yang mengular, tidak membuat dia kehilangan fokus dalam mengarahkan para calon wisudawan dalam berfoto. Dia gak peduli bahwa sesi foto hanya djadwalkan 2 jam saja. Baginya, kepuasan pelanggan adalah yang utama. Ia berusaha untuk menghindari hasil yang tidak maksimal. Katakan, gaun yang dikenakan ada yang gak pas, toga yang dipakai miring atau objek yang difoto merem dsb. Walhasil, kami semua puas dengan hasil jepretan2nya, biarpun waktu foto-foto akhirnya molor sampai 4 jam. Luar biasaaa!!

Singkat kata, bagi kita semua yang ingin belajar menjadi seseorang yang profesional, paduan skill, knowledge dan ethics, ternyata perlu ditunjang pula dengan service yang memadai. Begitu Saya kira. Hehehe, jadi kayak pakar marketing Hermawan Kertajaya...:p

Friday, November 16, 2007

Tips Persiapan Sekolah S2

Ada beberapa pertanyaan yang masuk ke meja redaksi (gubrakk), mengenai persiapan mental jika ingin kembali ke bangku sekolah. Utamanya jika tujuan mereka bersekolah S2 ke luar negeri untuk jangka waktu 1,5 sampai 2 tahun ke depan. Berikut beberapa hal yang patut dipersiapkan.

1. Perjelas tujuan Anda bersekolah;
Apa tujuan Anda bersekolah? sekedar memenuhi obsesi pribadi, koleksi gelar, ingin jalan2 ke luar negeri, menambah pengetahuan atau membuka kesempatan karier yang lebih maju di masa depan? Layaknya orang berlayar di lautan, Anda harus memiliki tujuan yang jelas, tentang pulau apa yang akan anda tuju nantinya. Jika tidak, semua waktu, uang dan tenaga yang dikeluarkan demi sekolah S2 tersebut menjadi sia-sia. Hal ini luar biasa penting. Karena setelah Anda bersekolah, Anda akan dihadapkan pada pilihan berikutnya: 'Mau apa setelah rampung kuliah S2-nya?'.

2. Kumpulkan pengalaman kerja dan relasi yang sebanyak-banyaknya;
Ada beberapa keuntungan jika Anda memiliki kedua hal di atas. Dengan pengalaman kerja yang memadai, tentu Anda akan lebih bisa menikmati proses perkuliahan di tingkat master. Karena sistem belajar di tingkat master akan lebih menekankan kepada aspek praktis dan analitis ketimbang aspek dogmatis dan deskriptif. Tambahan lagi, dengan pengalaman kerja yang memadai, Anda akan memiliki kesempatan besar untuk magang kerja di perusahaan-perusahaan luar negeri. Selanjutnya, jika Anda memiliki relasi kerja yang banyak, kemungkinan besar setelah Anda lulus kuliah Master, Anda tidak akan kesulitan untuk mencari kesempatan kerja atau peluang bisnis. Perlu diingat, dengan kualifikasi Anda yang lebih tinggi, setelah bergelar Master, secara psikologis, Anda tentu mengharapkan gaji yang lebih tinggi pula. Dan hal itu tentu bukan pekerjaan yang gampang. Dengan memiliki relasi kerja yang luas plus pengalaman kerja yang sudah layak, kemudian dipadukan dengan gelar Master yang Anda miliki, maka pekerjaan yang Anda idam-idamkan pun bisa mudah digapai.

3. Selesaikan urusan internal Anda;
Sekolah di luar negeri dalam jangka waktu cukup lama tentu membutuhkan suatu persiapan yang khusus. Terlebih jika Anda memilih negara yang letaknya cukup jauh dari Indonesia, sehingga membuat Anda kesulitan untuk pulang secara rutin ke tanah air. Urusan internal ini antara lain berkaitan dengan komitmen terhadap pacar, orang tua, keluarga maupun organisasi. Kelihatannya sepele, tapi jika ini tidak diberesi terlebih dahulu, maka Anda akan kesulitan untuk berkonsetrasi dalam studi. Sebagai contoh, jika Anda memiliki komitmen membantu keuangan orang tua, layak untuk dipikirkan, tentang bagaimana Anda tetap bisa mencukupi kebutuhan mereka selagi Anda bersekolah. Begitu juga dengan pasangan Anda. Jika mereka tidak bisa ikut bersama Anda, penting untuk dibicarakan mengenai komitmen macam apa yang Anda tuntut, selama Anda dan pasangan berjauhan.

4. Pastikan biaya pendidikan Anda 'aman';
Jelas ini tak kalah pentingnya. Jika Anda menggunakan biaya sendiri, pastikan Anda memiliki tabungan yang cukup untuk membiayai pendidikan Anda sampai lulus. Ada baiknya tabungan tersebut disimpan dalam mata uang negara tempat Anda belajar. Ini untuk menghindarkan risiko perubahan nilai mata uang yang signifikan di masa datang. Jika Anda menggunakan biaya dari sponsor, pastikan bahwa Anda mematuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh sponsor Anda.

Selamat bersekolah kembali! Penting buat diingat bahwa tidak banyak anak bangsa ini yang memiliki kesempatan untuk sekolah S1. Jika Anda memiliki kesempatan untuk menempuh pendidikan S2, maka Anda termasuk orang-orang yang terpilih & beruntung. Untuk itu maksimalkan kesempatan yang Anda. Semoga sukses!

Tuesday, November 13, 2007

Wiseman

A wiseman says:
It is not only for what we do that we are held responsible, but also for what we do not do. - John Moliere

Terus Melangkah

Pasca ujian, aku punya waktu luang dari tanggal 1 Nov sampai tanggal kepulangan di tanggal 14 Desember. Niatku jelas, cari dana buat oleh-oleh keluarga di Indonesia. Pengennya sih kerja casual yang gak perlu memeras otak lagi. Tapi apa daya, badan rasanya males buat kerja-kerja casual, hehehe. Secara kebetulan, sehari setelah aku submit thesis, salah satu dosen di kampus, membutuhkan seorang research assistant (RA) untuk mengumpulkan data risetnya. Tanpa pikir panjang, aku langsung kirim aplikasi ke beliau. Selang 2 hari aku diinterview.

Interview berjalan dengan lancar, bahkan dia bilang bahwa dia kemungkinan besar akan memilih aku jadi RA dia, karena aku relatif familiar dengan data yang ia butuhkan. Mau tahu berapa budget-nya? 'cuma' $8000 (net) aja tuh. Kalo dirupiahkan, honor yang bakal aku terima untuk kerja selama kurang lebih sebulan tersebut adalah Rp64 juta. Senang? pastinya dunkzz!

Tapi apa lacur. Dasar tidak jodoh. Keesokan harinya dia memberikan kepastian kepadaku, bahwa dia lebih memilih kandidat yang lain, karena si kandidat ini memiliki waktu tinggal di Australia lebih lama (dia anak PR), dibandingkan aku yang akan pulang Desember nanti. Si dosen khawatir, jika aku sudah pulang nanti, apabila dibutuhkan data tambahan sewaktu-waktu, maka aku tidak bisa maksimal membantunya. JELEDERR...impian dan khayal yang sudah ada di angan-angan, seketika langsung sirna. Tapi, aku bisa maklum dan paham atas alasan penolakan yang dia berikan. Kendati sempat seharian penuh bengong di rumah dengan hati diliputi kekecewaan, akhirnya aku mencoba untuk bangkit lagi. CHIN UP! aku ingat ekspresi tersohor Mourinho kepada supporter Chelsea, saat timnya ditumbangkan Liverpool secara tragis di semi final Liga Champions 2005. Tegakkan dagumu, tatap hari esok dengan lebih optimis, begitu pesan teatrikal Mourinho yang coba aku terapkan.

Selang 2 minggu kemudian, ketegaran itu berbuah. Tak lama setelah Gaizka lahir, aku dipanggil oleh 2 pembimbing thesisku. Mereka menanyakan jadwalku kepulangan dan rencanaku ke depan. Salah satu inti diskusi kami adalah, bahwa mereka meminta aku untuk menambah data observasi thesisku, dari 500 perusahaan menjadi 1000 perusahaan. Ini demi penyusunan thesisku ke tahap research paper yang lebih baik. Sebagai kompensasi, mereka memperkerjakan aku sebagai RA di Monash. Jelas saja aku senang, kendati budget-nya tidak sebesar pekerjaan RA yang sebelumnya, tapi paling tidak aku bisa punya kesempatan untuk mendapatkan uang, mendapatkan pengalaman sebagai RA di kampus dan tentunya membuka kesempatan thesisku untuk jadi research paper yang berkualitas. Akhh..selalu ada cuaca cerah di balik mendungnya awan!

Tak sampai disitu. Musim ujian yang sedang berlangsung juga memberikan berkah tersendiri. Beberapa mahasiswa yang dulu aku tutorin, kembali meminta bantuanku untuk membimbing mereka menghadapi ujian. Well, lumayanlah, paling tidak ada 4-5 jam waktu yang bisa aku manfaatkan untuk dapat uang tambahan, hehehe. Tapi ada yang buatku prihatin juga. Ada mahasiswaku yang ujiannya gagal (failed), tapi dia masih aja minta aku buat mengajari dia lagi. Wah, aku kan jadi gak enak hati, karena terkesan aku tidak berhasil membimbing dia belajar. Tapi kalo dia mau kembali lagi ke aku, paling tidak dia merasa bahwa aku bukan menjadi faktor kegagalannya, hehehe. Semoga.

Terakhir

Selasa, 16 Oktober 2007 adalah kuliah terakhirku di Monash. Mata kuliahnya adalah Issues in Competitive Advantage. Lega rasanya! Lebih lega lagi, karena satu hari sebelumnya (Senin, 15 Oktober), aku sudah mengumpulkan thesisku. Iya, thesisku sudah TUNTAS..BABLASS...;) Cerita lebih lengkap soal ini akan menyusul. Selesa kuliah, aku bersama beberapa rekan, asik jeprat jepret di sekitaran kampus. Kapan lagi menikmati hari2 terakhir kuliah di Monash? hehehe.

Ujian terakhirku sendiri adalah tanggal 30 Oktober yang lalu. Jujur aja, aku cuma belajar semalam sebelumnya. Secara pikiran gak bisa konsentrasi penuh, karena masih mikirin istri yang baru melahirkan. Tapi untunglah, ujiannya bisa aku selesaikan dengan baik. Abis ujian terakhir ini, aku bersama teman-teman seperjuangan sepakat untuk merayakan hari kebebasan dengan makan-makan di restoran 'Blok M' di Prahran. Di sana aku makan sepuasnya: tongseng kambing, es buah dan pempek menjadi menu santapan malam itu.

What next? nunggu pengumuman hasil ujian dan thesis di tanggal 30 November. Deg-degan abis. Semoga aja semuanya lulus dan dapat nilai baik. Dan kalo gak ada halangan tanggal 13 Desember-nya aku wisuda di kampus Clayton. Wisuda?? iya geh, kan udah mau lulusan, hehhee.

Tuesday, November 06, 2007

Junior

Gimana rasanya jadi seorang bapak? itu pertanyaan yang belakangan sering mampir, sesaat setelah si kecil lahir. Hmm..pertanyaan yang sulit-sulit gampang buat dijawab. Yang pasti ada yang berubah. Kalo tadinya mikirin diri sendiri atau istri, sekarang juga sudah kepikiran si kecil. Jadinya yang dikangenin menjadi tambah banyak hehehe. Kalo dulu suka slebor dan gak perhitungan, sekarang jadi lebih bijak dan hati2, secara udah ada si kecil yang menanti di rumah. Pendek kata, jadi bijak dalam bertindak.

Pertanyaan menarik lainnya juga ditanyakan ke diriku: apa yang aku lakukan waktu istriku di rumah sakit? secara, aku gak bisa menemaninya. Yang pasti sih berdoa. Gak lupa juga minta doa ke teman2 terdekatku. Banyak saran yang mereka kasih, antara lain: shalat hajat, baca surat Yusuf/Maryam dan membaca surat Al Insyiraah. Semua saran tadi aku lakukan semua. Lumayan bisa membunuh sedikit kekhawatiran dan kepanikan, sembari menunggu sms dari tanah air.

Terakhir, ucapan terima kasih juga kami sampaikan buat teman-teman yang selalu memberikan dukungan moral dan doa. Berbagai cobaan dan kesulitan yang ada, menjadi terasa mudah, saat banyak teman2 yang bersedia mengulurkan tangan atau memanjatkan sepucuk doa. Oya, ini ada beberapa sms ucapan selamat dari beberapa teman yang membuatku terkesan ataupun senyum2, ini antara lain isi smsnya:
"Woi baby G dah lahir yak. Selamat boss! Insya Allah jd anak yg sholeh, baik, sehat, pinter dan jadi pembaharu Indonesia, hohohooh" (Surip kampung).
"Selamat pak Gatot..Buat kelahiran gatot kecilnya. Moga2 bs jadi pemain bola yg lebih handal drpd bapaknya :p" (Jaya EY).

"Alhamdulillah, selamat ya for both of u. Semoga ia akan membawa byk kbaikan&berkah utk keluarga&byk orang. Btw, di hari yang sama gue jg dilahirkan 30 tahun yang lalu :p" (Santi UNICEF).
"Alhamdulillah, Selamat. Bertepatan dengan Sumpah Pemuda! (Budi Yogya).

Monday, October 29, 2007

It's a boy!

Just happy to tell you all that a lovable addition to our family has finally arrived on Sunday morning, 28 October, 2007 in RSIA Hermina Depok. He weighed 3100 grams and was 48 centimeters tall. Interestingly enough, he was born in the same date of Youth Oath Day (Sumpah Pemuda). Therefore, we hope that he grows with the same passion and expectation of the youth at that time.

We agree to name him GAIZKA ANANTASENA. Words can’t express how happy we are over the new addition to our family! Welcome to this world, baby boy!

*Ira & Gatot*

Monday, October 22, 2007

Update!

Berikut beberapa apdet perjalanan mimpiku dalam beberapa bulan terakhir:
1. Lagi menunggu kelahiran anak pertama. Istri sedang memasuki masa-masa akhir fase kehamilannya. Doakan semuanya lancar yah. Secara, aku bakalan absen mendampinginya nanti.
2. Perjuangan setahun terakhir dalam menyusun, meneliti dan menulis thesis-ku sudah berakhir. Tanggal 15 Oktober lalu, thesisku sudah aku selesaikan. Masalah kualitas dan nilai adalah urusan terakhir. Yang terpenting aku berhasil mengalahkan diriku sendiri dan bekerja secara independen dan bertanggungjawab untuk menuntaskannya.
3. Sudah saatnya menyusun rencana pasca kepulangan dari Australia, lengkap dengan berbagai opsi yang mungkin dipilah dan dipilih, karena jadwal kepulangan tanggal 14 Desember 2007, sudah ditentukan. Seperti kata seorang tokoh di film Bourne Ultimatum "Hope for the best, plan for the worst". Semoga nanti diberi kemudahan di Indonesia..:)

Friday, October 05, 2007

T3: Antara Butuh dan Ingin

Hari itu rasanya beda aja. Kok tiba-tiba pengen mbongkar2 laci tempat beragam barang2 elektronikku tersimpan. Bermacam2 barang ada di situ. Mulai dari kamera digital usang yang sudah rusak - tapi masih kusimpan, beragam CD installer, card reader, batu baterai, portable keyboard dan.........apa itu? kok rasanya kenal. Uggh..ternyata PDA Palm Tungsten T3-ku! busett...ternyata aku bawa ke Oz yah? kirain tertinggal entah di mana. Terkejut? jelass. Secara barang ini sangat legendaris banget.

Begini ceritanya. Gadget ini aku beli 3 tahun yang lalu. Zaman masih 'berguru' pada Safir Senduk. Waktu itu, barang ini termasuk produk terbaru dari Palm. Harganya 2.5 juta plus tambahan memory card, jadi 2.8 juta. Terus biar lebih oke, aku juga beli portable keyboard-nya, biar bisa dipake ngetik, maksudnya.Total jendral, aku harus mengeluarkan uang sekitar 3.5 jutaan dari kocekku buat melengkapi barang ini.

Gadget ini lumayan oke loh. Berbagai macam fasilitas MS-Office ada di sana, PDF reader juga ada, entertaiment tools-nya juga lengkap, termasuk Realone player, Kinoma (buat puter film) dan bisa memuat banyak games yang seru. Tak lupa juga tersedia fasilitas organizer dan reminder yang lengkap banget. Sayangnya, barang ini tidak punya Wi-fi connector dan koneksi telefon. Jadinya, pure PDA.

Terus apa hubungannya T3 ini dengan masalah kebutuhan vs keinginan? Ehemm...dulu tuh sebenarnya aku gak butuh2 amat dengan barang ini, tapi karena melihat fasilitas2 yang ditawarkan T3 ini plus melihat si Safir asik memainkan barang mahal tsb, akhirnya aku jadi kepengen juga. Walhasil, aku ikutan beli gadget ini juga. Nah, di sinilah pertentangan antara butuh dan ingin itu terjadi. Namanya cuma kepengen, hebohnya di awal2 doang. Akhirnya, setelah 2-3 bulan, aku jadi bosen dan merasa gak terlalu butuh lagi ama barang ini. Sebabnya, ukurannya terlalu besar untuk masuk kantong plus ketiadaan koneksi telefon, membuat aku harus gembol 2 barang bersamaan, HP dan PDA ini. C spasi D....capek dehhhhhhh

Sekarang, setelah 3 tahun berlalu. Ternyata excitement yang dulu pernah ada muncul kembali. Kali ini bukan hanya ingin dan butuh, tapi juga penasaran. Maklum, semakin berumur (baca: bertambah dewasa), makin banyak yang diurus, diingat dan dicatet. Jadinya, PDA ini sangat berguna buat merekam berbagai catatan aktivitas harianku. Gak kuno tuh PDA? kuno sih enggak, tapi yang pasti udah gak up to date. Tapi bukan berarti aku gak bisa memanfaatkannya. Tokh, ada Mr. Google yang bisa membantuku melengkapi beragam software tambahan di PDA ini, heheh. Sesuatu yang 3 tahun lalu, gak aku ketahui. Tambahan lagi, sekarang ada Wi-fi SD Card, yang bisa ditancepkan di PDA ini, untuk kemudian digunakan untuk berkoneksi internet secara wireless. Singkatnya, dengan pengetahuan dan kebutuhanku yang sekarang, PDA ini jadi jauh lebih terasa bermanfaat. Dan ini terjadi setelah 3 tahun berlalu lohh...^^

Pesan moral cerita ini (ceilleeeeeee), sebelum teman2 membelanjakan uang, selalu ungkapkan pertanyaan ini terlebih dahulu: hmmm..sebenarnya ini kebutuhan atau keinginan yah? Waspadalah...waspadalah.......Hehehe.

Tuesday, September 11, 2007

Ramadhan Sendiri (Lagi)

Wah, tak terasa sudah memasuki bulan Ramadhan lagi. Tak terasa pula, ini Ramadhan kedua di negeri orang sekaligus Ramadhan kedua dengan berstatus suami, hehehe. Sayangnya, untuk kedua kalinya pula, Ramadhan kali ini aku bakal sendirian. Jauh dari istri, keluarga dan kehebohan puasa seperti di tanah air. Tapi gak masalah, seperti kata Phil Jackson "...for every dreams there is a sacrifice", setiap gapaian mimpi, selalu ada pengorbanan yang harus dibayar.

Ramadhan di Australia, jelas gak seheboh di tanah air. Coles atau Safeway tidak mendadak ramai diserbu orang yang berbelanja untuk kebutuhan puasa. Di channel 7, 9 dan 10 juga tidak ada acara-acara berbau Ramadhan. Di jalan-jalan juga sepi-sepi saja, tidak spanduk-spanduk ucapan selamat berpuasa. Dan yang pasti, harga-harga sembako gak ikutan naik, hehehe.

Yang sedikit heboh tentunya adalah komunitas muslim yang ada di Melbourne. Berbagai rangkaian acara sudah disiapkan, antara lain pesantren kilat, kajian rutin menjelang berbuka puasa, buka puasa dan tarawih bareng, persiapan Syawalan sampai pengumpulan zakat fitrah. Meriah deh pokoknya. Oya, satu hal yang pasti, waktu Ramadhan kali ini jatuh di musim semi, sehingga waktu puasanya relatif 'normal'. Subuh sekitar pukul 4.30an sementara Maghrib sekitar pukul 6.20an. Bayangkan dengan musim panas yang mana Maghrib-nya bisa sampai pukul 9 malam.

Akhirnya, Gatot sekeluarga mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Semoga kita semua diberikan kekuatan dan kesabaran oleh ALLAH SWT dalam menjalaninya sehingga kita dapat mencapai derajat TAQWA, aamiin ya robbal alamin.

Sunday, September 09, 2007

Merenungi Sikap Tetangga Serumpun Kita

Rame-rame tentang perlakuan kurang ajar Malaysia terhadap wasit Indonesia beberapa waktu lalu ternyata masih membekas di benak saya. Hal ini tak mengherankan, karena sudah beberapa kali Malaysia membikin jengkel bangsa Indonesia dengan ulahnya yang semena-mena. Lihat saja kasus penyerobotan pulau Sipadan dan Ligitan, klaim sepihak pulau Ambalat, kasus penganiayaan TKI di sana, pengusiran sepihak TKI ilegal sampai pembalakan liar di perbatasan RI-Malaysia. Lalu, kalo sudah begini apa yang mesti kita lakukan sebagai pembalasan terhadap Malaysia?

Ada beragam versi. Teman-teman karateka dan ormas kepemudaan, memilih melakukan demo di Kedubes Malaysia dan melakukan sweeping terhadap warga Malaysia. Komunitas dunia internet Indonesia memilih melakukan penyerangan terhadap berbagai situs Malaysia dengan cara mengubah tampilan situs-situs tersebut (deface) menjadi kecaman –kecaman terhadap Malaysia. Para penggemar sepakbola di tanah air, melanjutkan demonstrasi terhadap Astro TV – perusahaan TV kabel milik Malaysia yang memonopoli hak siar Liga Inggris di tanah air. Sementara para pengamat bidang ekonomi bisnis, menyerukan boikot terhadap bisnis-bisnis Malaysia di Indonesia, antara lain: Excelcomindo (via Khasanah Nasional), Bank Niaga (via Commerce Berhad), Bank Lippo (juga via Khasanah Nasional) serta sektor agribisnis melalui bendera Group Guthrie Malaysia.

Efektifkah tindakan-tindakan pembalasan di atas? Untuk aksi demo saya sepakat, ini utk menunjukkan bahwa kita peduli terhadap nasib rekan sebangsa. Sayangnya, demo anti Malaysia ini kalah populer dibandingkan demo-demo solidaritas Palestina atau anti Israel misalnya. Apakah ini bukti bahwa kita lebih peduli pada bangsa asing dibandingkan bangsa sendiri? Untuk masalah sweeping jelas ini merugikan, karena menunjukkan kita bangsa yang anarkis. Untuk masalah deface, ini okelah, karena efeknya juga tidak terlalu parah, kecuali tampilan situs yang berubah. Lagian ini bisa menujukkan bahwa bangsa yang disebut “Indon” ini juga melek teknologi dunia maya. Untuk masalah pemboikotan bisnis Malaysia, saya juga agak ragu. Hal ini tidak lebih karena masalah kepraktisan saja. Jika anda sudah berlanggan XL, masak harus ganti nomor telefon, kan bikin repot. Sementara bagi anda yang merupakan nasabah Bank Niaga dan Bank Lippo, masak harus memindah dananya ke bank lain? Efek yang lebih jauh lagi, perusahaan-perusahaan tersebut juga mempekerjakan banyak tenaga kerja lokal, jadi perlu dipikirkan juga nasib mereka.

Terus ngapain dong? Menurut saya, untuk sementara ini tidak usalah kita terlalu sibuk melakukan banyak aksi yang aneh-aneh. Lebih baik kita rajin-rajin berdoa saja. Supaya pemimpin bangsa kita diberi kekuatan dalam mengatasi segala masalah yang ada, sekaligus mampu membangun bangsa yang lebih maju dan stabil. Ini penting, karena semakin maju bangsa kita, semakin kecil kemungkinan bangsa kita dilecehkan oleh bangsa lain. Semoga.

Thursday, August 30, 2007

Indoor Soccer (2)

Kompetisi indoor soccer yang aku ikuti sudah memasuki pekan ke 4. Seperti yang pernah aku posting sebelumnya, di pekan pertama, timku "JB" memenangkan pertandingan dengan skor telak 5-1. Tapi sayang, di pertandingan kedua, kendati mendominasi pertandingan dan menciptakan banyak peluang, timku harus menyerah kalah 2-3 dari tim "D'oh" yang mayoritas diperkuat mahasiswa undergraduate Indonesia di Monash. Di pekan ketiga, kami bertemu dengan tim tangguh, "Leach Pickers". Tim ini menurutku adalah tim terbaik di liga kami. Mereka menampilkan permainan menyerang dan kerjasama tim yang apik. Guna melawan tim ini, kami khusus memainkan pola serangan balik. Hasilnya cukup jitu, kami sempat unggul 2-0 dan 4-2, sebelum akhirnya disamakan di menit-menit akhir menjadi 4-4. Pertandingan ini juga penuh kontroversi karena timku banyak dirugikan oleh keputusan wasit yang banyak memihak tim lawan. Namun demikian, 1 poin merupakan hasil yang cukup baik.

Pekan ini kami bertanding melawan tim tangguh lagi, yaitu "Crewsaders". Para pemain tim ini berpostur atletis dengan tinggi rata-rata 180cm. Kebayang dong gimana susahnya melawan pemain-pemain berpostur menjulang dan kaki panjang di dalam lapangan kecil. Keunggulan postur ini benar-benar digunakan oleh mereka. Permain mereka sangat mengandalkan fisik sementara timku tetap mengandalkan taktik serangan balik cepat. Syukurlah, lewat perjuangan keras, kami berhasil meraih kemenangan 2-1. Badanku lumayan bonyok juga, karena sering tabrakan dan beradu badan dengan pemain lawan, tapi kemenangan yang diraih tidak sia-sia. Sekarang kami menempati peringkat 2 klasemen sementara dengan total 7 poin dari 4 pertandingan.

Dari total 4 pertandingan, total aku sudah mengemas 6 gol dan selalu mencetak gol di tiap pertandingan. Namun, pertandingan pekan depan, mungkin jadi pertandingan terakhirku. Karena pekan ke 6 dan selanjutnya, masa puasa Ramadhan akan segera datang. Semoga saja minggu depan kami bisa memenangkan pertandingan sehingga langkah berikutnya menjadi lebih ringan. Salam olahraga pokoknya.

Friday, August 24, 2007

Hijrah

Hanya bilik bambu tempat tinggal kita
Tanpa hiasan tanpa lukisan
Beratap jerami beralaskan tanah
Namun semua ini punya kita
Memang semua ini milik kita sendiri

Hanya alang-alang pagar rumah kita
Tanpa anyelir tanpa melati
Hanya bunga bakung tumbuh di halaman
Namun semua itu punya kita
Memang semua itu milik kita

Haruskah kita beranjak ke kota
Yang penuh dengan tanya

Lebih baik disini, rumah kita sendiri
Segala nikmat dan anugerah yang kuasa
Semuanya ada di sini
Rumah kita

Rumah Kita by Ian Antono / Theodore KS
------------
Selamat pindahan ya Hun! Maaf gak bisa bantuin. Semoga semuanya lancar. Insya Allah.

Home Travel

Dear Student
Your AusAID scholarship award is due to end soon and this is to inform you of the necessary steps to take in order to facilitate a smooth and timely departure from Australia.
Please find attached an information sheet plus booking form, the booking form must be return to the Fees Unit or to Voyager Travel as soon as possible. Please note there asseats available for the 14 Dec 2007 but these seats are filling fast.
--------
Sudah siap2 angkat kaki nih dari negeri kangguru. Petualangan selama 2 tahun ini, akan segera berakhir. Kalo ada lowongan kerja di Jakarta, jangan lupa kontak2 yah, hehehe.

Thursday, August 16, 2007

Salah Asuhan

Selamat malam ibu pertiwi. Esok tampaknya aku absen dari upacara bendera di Konjen. Tahun lalu kesiangan, tahun ini malas. Tapi jangan buru2 bilang kalo aku tidak patriotik loh. Buktinya, aku selalu bernyanyi kencang kala lagu Indonesia Raya diperdengarkan sebelum timnas Indonesia berlaga di Piala Asia Juni lalu. Aku juga selalu menjawab dengan antusias kala teman-teman asingku bertanya kewarganegaraanku. Selalu, aku selalu bernada optimis setiap kali aku bercerita tentang negeriku. Tidak hanya itu, sampai saat ini, aku juga masih hafal dengan 5 sila di Pancasila kita dan juga aku masih hafal nama2 ibukota provinsi di Indonesia. Tak lupa, aku juga masih ingat siapa itu Thomas Matulessy, Sultan Ageng Tirtayasa sampai kepada nama-nama 7 pahlawan revolusi.

Namun, bukan kemudian aku bersih dari sifat-sifat yang tidak nasionalis. Kalo mau jujur, aku bisa dibilang anak ibu pertiwi yang salah asuh. Kenapa salah asuh? karena sedikit banyak aku tidak menjalankan amanat ibu pertiwi. Aku pergi sekolah mengembara ke negeri seberang dengan doa dan ketulusan ibu pertiwi. Pake iming2 dan stempel dari ibu pertiwi. Tapi apa daya aku memilih menjadi seorang pengecut - sama pengecutnya seperti Belanda yang menangkap Pangeran Diponegoro dengan dalih mengadakan pertemuan damai.

Aku datang lewat jalur terpilih berbekal harapan tinggi ibu pertiwi agar aku kelak bisa membawa ilmu berharga bagi anak bangsa. Tapi...
Aku memilih mengurungku diriku di kamar, asyik berbincang dengan egoku sendiri. Aku memilih pada orientasi belajar semu, mencari nilai dan bukan pencarian ilmu. Aku sibuk dengan dogma lama, duduk, dengar dan catat, itu juga kalo aku bawa catatan...selebihnya aku lebih senang berbicara dengan internet. Aku juga kerap meminjam tugas-tugas semester lalu dari rekan sejawatku. Harapannya, aku bisa dapat gambaran dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Kenyataannya, aku menjadi sangat bergantung pada contoh-contoh tersebut, aku memilih memasung imajinasi dan kreativitasku.

Aku juga senang jalan-jalan mengagumi keindahan negeri seberang ini. Kalo hasilnya bagus, aku gemar memamerkannya kepada rekan-rekanku. Berharap ada sebuah kata pujian akan kesuksesan. Aku bahkan kerap menabung uang demi bisa berkeliling banyak negara. Aku punya beribu dalih, kapan lagi bisa begini? Aku kerap alpa, bahwa tugasku hakikiku adalah belajar, belajar dan belajar - yang kemudian aku ganti dengan bekerja, bekerja dan bekerja. Aku lupa bahwa teman setiaku seharusnya buku, diskusi akademik dan perpustakaan. Alih-alih, teman setiaku saat ini adalah ambisi, pragmatisme dan apologi.

Langkahku di negeri seberang ini tinggal hitungan bulan saja, sulit bagiku menyadari semuanya. Terlambat bagiku mengubah sesuatu. Maaf karena mengecewakanmu. Dulu aku sempat berpikir, kenapa anak bangsa tak kunjung maju, sementara banyak orang terpilih yang bisa berangkat menimba ilmu ke negeri seberang? Sebagian jawaban pertanyaan itu sudah kudapatkan sekarang. Karena mungkin banyak orang-orang seperti aku - salah asuhan - di mana-mana.
Dirgahayu Republik Indonesia. Bangunlah badannya bangunlah Jiwanya....untuk Indonesia Raya!

Tuesday, August 14, 2007

Indoor Soccer

Sebuah sms masuk ke henponku seminggu lalu. "Tot, mau ikutan kompetisi Indoor Soccer, gak?", pengirimnya mas Imam, mahasiswa PhD Buseco. Tak perlu berpikir panjang, aku langsung jawab, "Mau, mas.., kapan mainnya"?, tak lama kemudian mas Imam menjawab, "Tiap Kamis siang, sampai week 10 kuliah, kita berada di divisi II", tulisnya. Wah, berarti mainnya serius nih, batinku, padahal setelah tiba di Oz dari liburan, aku sudah 3 minggu tidak latihan. Untungnya, kemarin pas di Jakarta sempat main futsal 2 kali di Kuningan, minimal fisik dan sentuhan masih terjaga lah.

Satu hari sebelum pertandingan, mas Imam mengirim email ke aku. Isinya tentang jadwal pertandingan timku. Kami ada di divisi II dalam ajang Indoor Soccer League Monash Caulfield. Total ada 8 tim di sana. Masing-masing tim akan saling bertemu untuk menentukan 4 tim teratas. Kemudian 4 tim teratas secara silang akan bertemu di babak semi final, untuk memperebutkan tiket ke babak final, sekaligus promosi ke divisi I. Oya, nama timnya JB - kependekan dari Jakarta-Bangkok. Dinamakan seperti itu, karena tim ini sebenarnya bentukan mahasiswanya mas Imam di Monash, yang kebetulan mayoritas terdiri dari anak Thailand dan Indonesia. Jadi, bisa dibilang aku pemain cabutan lah, hehehe.

Tiba saatnya hari pertandingan. Kami main di jam pertama. Lama pertandingan indoor soccer adalah 15 menit untuk 2 babak dengan jumlah pemain 5 orang termasuk kiper. Jujur saja, ada perasaan grogi juga. Maklum ini pertandingan kompetitif pertamaku setelah lebih dari 10 tahun (terakhir waktu ikut Liga Smanda zaman SMA dulu, di mana selama tiga tahun, aku dan timku selalu maju ke babak final tiga kali, dengan rekor selalu kalah di final..:p).

Sebelumnya, aku kenalan dengan beberapa rekan setim dari Thailand-yang beberapa nama panggilannya satu huruf (P, T dan B) - jadi ingat cerita istriku waktu di Singapura yang bilang kalo teman2 Thai-nya juga punya nama panggilan satu huruf saja..:p Selanjutnya tiba saatnya untuk pemanasan dan menyusun strategi permainan. T, mengusulkan untuk memakai taktik 2-2, alias 2 bek dan 2 pemain tengah. Tapi, berdasar pengalamanku waktu main futsal kemarin di Jakarta, taktik 1-3 alias 1 bek dan 3 pemain tengah, cukup agresif dan efisien untuk meraih kemenangan. Walhasil kami main dengan taktik 1-3. Lawan yang dihadapi hari itu adalah Asianroos 2.0, yang mayoritas diperkuat anak2 Cina. Pertandingan dimulai, aku memilih untuk jadi pemain pengganti, biar bisa mengamati pertandingan terlebih dahulu^^

Baru memasuki menit ke 5, kami sudah unggul 2-0. Kami bermain agresif dan cepat dan itu cukup efektif untuk membuat permainan lawan tak berkembang. Konsekuensinya, stamina dan nafas jadi cepat terkuras, tak heran beberapa rekanku dengan cepat sudah merasa kecapekan. Menit ke 8 aku masuk, menempati sisi kanan lapangan tengah. Permukaan permainan yang sedikit licin menjadi kendala bagiku, butuh waktu adaptasi lagi untuk mengontrol bola. Memasuki menit 11, lewat serangan dari sisi kanan aku berhasil melewati 1 bek lawan, masuk ke kotak penalti dan langsung melepaskan tembakan - sayangnya sedikit meleset, sehingga bola bergulir perlahan saja, untungnya bola sempat memantul sedikit ke kaki temanku yang berada di depan gawang, bola berbelok arah dan masuk ke gawang, the keeper had no chance. GOLL!

Babak kedua. Aku memulai dari bangku cadangan lagi, masih mengatur nafas. Baru menit ke 6 aku masuk. Kali ini permainan lebih terbuka jadi aku bisa punya waktu untuk mengontrol permainan. Menit ke 10, kami mendapat tendangan ke dalam. Aku yang berada di sisi kanan, berlari menyambut bola ke sisi kiri lapangan, pas sekali temanku langsung mengoper bola. Dengan tenang bola aku kontrol, ternyata tidak ada yang mengawalku, bola aku giring ke dalam kotak penalti, sedikit melihat arah gawang, dengan penuh perhitungan, bola aku tendang dengan deras ke sudut kiri penjaga gawang - yang bereaksi lambat menahan tendanganku. GOLL. Skor akhir 5-1 buat tim kami. Dan aku berhasil mencetak 2 gol. Hmm..debut yang lumayan. Masih banyak yang perlu diperbaiki dari tim kami, salah satunya stamina dan koordinasi antar lini. Namun demikian, kami punya bekal bagus mengahadapi pertandingan kedua nanti. Cheers!

Monday, August 13, 2007

Doa untuk Gilang

Hampir seminggu sudah, adikku Gilang, terbaring di rumah sakit. Kecelakaan motor sepulang ia bersekolah, menjadi penyebabnya. Ia mengalami trauma di kepala cukup parah, yang membuat ia sempat tak sadarkan diri selama 2 hari. Alhamdulillah, hasil CT-scan memastikan bahwa ia tidak mengalami pendarahan di otak, sehingga tidak diperlukan proses operasi lebih lanjut. Namun demikian, ingatannya belum sepenuhnya pulih. Ia masih kerap nyanyi-nyanyi tidak karuan, salah satunya lagu 'Hari Kemerdekaan' - mungkin untuk menunjukkan seberapa patriotiknya dia terhadap bangsanya. Lain dari itu, ia kerap marah-marah sendiri - terutama terhadap mbak Okie dan Bapak - yang notabene keduanya memang musuh bebuyutan Gilang.

Dalam kondisi jauh dari rumah, tentu bukan hal yang mudah bagiku untuk membantu meringankan beban keluargaku. Tapi aku berusaha keras menghibur dan menguatkan hati keluarga, terutama Bapak dan Ibu, karena bagaimanapun juga, musibah merupakan bagian dari perjalanan hidup, jadi harus kita hadapi dengan lapang dada. "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan", janji Allah di surat Al-Insyirah. Untuk itu kami harus selalu optimis dan sabar dalam menghadapi ini semua. Cepat sembuh Gilang, biar kelak kita bisa bercanda tawa kembali.

Sunday, August 05, 2007

Kopi Darat

Agenda kepulanganku kemarin ke Jakarta salah satunya adalah bergabung di ajang kopi darat komunitas Hattrick Indonesia. Komunitas ini awalnya terbentuk di dunia maya via sebuah game simulasi sepakbola bernama hattrick. Keakraban yang terjalin, akhirnya coba kami lanjutkan di pula dunia nyata. Secara kebetulan, gelaran piala Asia sedang berlangsung di Jakarta sehingga tak heran jika ada beberapa manajer dari luar Jakarta juga ikutan bergabung (antara lain dari Singapura, Yogya dan Bandung). Acaranya terbilang sangat sukses, karena peserta yang datang cukup banyak plus kami bisa makan dan ngobrol sepuasnya di restoran enak di kawasan Plaza Semanggi. Tambahan lagi, acara kumpul2 ini ternyata juga diliput oleh Bolavaganza yang kemudian menampilkannya secara khusus di rubrik komunitas BV di edisi 70 bulan Agustus ini. Dan ehem...secara kebetulan fotoku juga nampang di situ. Lumayan buat dipajang guna mengusir nyamuk di rumah^^.

Tuesday, July 31, 2007

Bandara Perth yang 'Ndeso'

Rute kepulanganku ke Melbourne kali ini, sedikit berbeda. Biasanya, kalo dari Singapura, aku akan terbang langsung ke Melbourne. Atau jika dari Jakarta, maka transit di Sydney. Kemarin, aku terbang ke kota bermoto "Victoria on the Move" via Perth, kota di sebelah barat Pantai Australia. Alih-alih mendapatkan perjalanan yang nyaman dan menyenangkan - karena aku memakai Qantas yang notabene maskapai penerbangan nasional Oz, ternyata pengalamannya justru tidak mengenakkan.

Entah kenapa, keberangkatan Qantas dari Jakarta-Perth, tertunda selama 2 jam. Jadwal seharusnya adalah jam 1 pagi, tapi kemudian molor jadi jam 3 pagi. Kebayang kan, gimana rasanya harus 'ronda' di bandara?

Selanjutnya aku transit di Perth. Ada 2 hal yang bikin jengkel di Bandara ini. Pertama, antrian pengecekan barang di custom. Standarnya, untuk antrian pengecekan barang bawaan, petugas selalu membagi 2 jalur berbeda: declare dan non-declare section. Jalur yang pertama lebih lama, karena petugas kepabeanan akan mengecek barang kita satu persatu. Sementara jalur kedua hanya melalui alat pemindaian sinar x tanpa harus dicek satu persatu. Dengan penreapan 2 jalur ini, maka arus penumpang yang datang menjadi lebih lancar. Tapi, karena di Perth hanya memakai 1 jalur saja (declare dan non-declare dicampur), maka antrian penumpang yang melalui pengecekan custom pun jadi lebih panjang. Parahnya, saat itu ada 2 pesawat yang mendarat. Bisa dibayangkan bagaimana panjang antriannya? Walhasil, aku harus menunggu sekitar 2 jam, hanya untuk pengecekan barang bawaan. Biasanya, jika melalui non-declare line paling lama antri sekitar 20 menit.

Kedua, adalah masalah transfer pesawat. Saat mendarat di Perth, penerbanganku selanjutnya adalah Perth-Melbourne, yang tak lain adalah penerbangan domestik. Celakanya, untuk menuju bagian penerbangan domestik, kita harus menempuh jarak sekitar 10km dari bagian penerbangan internasional. Karena aku memakai Qantas, maka aku bisa pakai bus khusus yang disediakan oleh maskapai tersebut. Masalahnya, jadwal bus ini setiap 30 menit - bandingkan dengan jadwal sky bus di City - Airport di Melbourne yang jadwal berangkatnya setiap 15 menit!. Walhasil, setelah menunggu 2 jam di custom, aku harus menunggu shuttle bus selama 20-30 menit plus 20 menit perjalanan menunju bandara penerbangan domestik. Selamat dehh...

Kalo teman-teman pikir, bahwa 'penderitaanku' berakhir setelah sampai di penerbangan domestik Qantas, maka kalian salah! Karena ternyata Qantas lagi-lagi tidak seperti merpati yang tak pernah ingkar janji. Penerbanganku ke Melbourne, harus ditunda 2 jam lagi. Selamat deh, jadinya aku transit di Perth, selama 9 jam.

Saturday, July 28, 2007

Kabar Kabari dari Indonesia

Tak terasa, 'tugas' pulang ke Jakarta selama sebulan sudah berlalu. Sekarang aku sudah di Melbourne lagi. Nah, hitung-hitung sebagai oleh2 dari Indonesia, berikut beberapa update berita dari tanah air:
1) Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan tuntutan penghapusan salah satu pasal di UU 32/2004 tentang Pemda yang berkaitan dengan keharusan bagi calon kepala daerah diajukan oleh partai politik. Implikasinya, calon independen kini bisa bersaing di Pemilu nasional maupun lokal. Namun demikian masih dibutuhkan perangkat peraturan perundang-undangannya. Layak ditunggu apakah wacana calon independen di pemilu kita bisa terus bergulir, karena banyak pihak yang masih berusaha menggagalkannya.
2) Kendati timnas sepakbola gagal melangkah ke babak selanjutnya, pencapaian Indonesia sebagai salah satu tuan rumah Piala Asia terhitung sukses. Antara lain lewat rekor penonton sebanyak lebih dari 270 ribu sepanjang keseluruhan babak grup. Rekor ini tak lepas dari jumlah penonton di laga tim merah putih yang rata-rata berjumlah 80 ribu penonton. Ini membuat presiden FIFA Sepp Blatter tertarik untuk menyaksikan babak final yang juga akan diselenggarakan di GBK Jakarta. Tambahan lagi, permainan timnas Indonesia yang penuh semangat dan determinasi, mengundang banyak simpati dari para bolamania nasional.
3) Tidak seperti yang aku pikir, ternyata Trans TV dan TV7 tidaklah merger, melainkan TV7 diakuisisi oleh TransCorp perusahaan induk Trans TV, sehingga berubaha nama menjadi Trans7. Selain terkenal dengan acara talkshow 'Empat Mata' bersama Tukul, berdasar pengamatanku, Trans7 banyak menyuguhkan program lokal yang sarat dengan muatan pendidikan dan pengetahuan. Ini bisa dilihat dari beberapa macam programnya macam: 'Asal-Usul', 'Laptop si Unyil', 'Si Bolang (Bocah Petualang)' sampai 'Reportase'. Pendeknya, menurutku, Trans7 coba menghadirkan acara televisi yang berbeda - tidak melulu berisi acara2 'cemen'.
4) Nama Lampung, mulai terangkat di layar kaca. Ini berkat sepak terjang Chelsea Olivia yang melejit namanya lewat beberapa sinetoron ABG. Akhir-akhir ini, cewek berparas mirip Leony trio Kwek2 juga rajin mondar mandir di infotainment, berkat kisah pacarannya dengan sesama pesinetron muda - Glen Alinsky. Tak hanya Chelsea, nama Lampung juga ikut melejit lewat kiprah sebuah band yang diklaim kampungan oleh mayoritas warga Jakarta. Siapa lagi kalo bukan Kangen Band? kendati kerap dicemooh sebagai band kacangan yang beraliran pop melayu, mereka sukses diikat oleh salah satu label besar yaitu Warner Music Indonesia dan mencetak platinum lewat penjualan 300 ribu keping kasetnya. Tambah luar biasa lagi, karena personil dari Kangen Band sesungguhnya adalah rakyat jelata belaka. Sebut saja sang vokalis (Andhika) yang aslinya berprofesi sebagai tukang cendol keliling, sementara rekannya yang lain pernah berpofesi sebagai tukang bangunan, tukang jual nasi uduk, sampai tukang bengkel.
5) Impian untuk naik transportasi publik yang nyaman, aman dan terintegrasi sudah hampir terwujud di Jakarta. Saat ini busway atau sistem bus Transjakarta sudah punya 10 koridor yang saling terhubung. Perpindahan jalur antarkoridor pun tidak dipungut biaya tambahan, sehingga tak heran jika di banyak masyarakat tertarik naik busway dibandingkan naik bus Patas atau Taksi. Sebagai contoh, dari Matraman, aku bisa sampai ke Benhil dengan biaya Rp3,500.- dalam waktu 45 menit via 2 Koridor. Kendati masih banyak yang perlu diperbaiki, busway bisa dibilang salah satu andalan kita-kita yang tak memiliki kendaraan pribadi.
Sekian dulu Kabar-kabari-nya.

Thursday, July 19, 2007

Kecoa Ibukota

Apa yang Anda lakukan jika Anda memiliki 2 pilihan yang tidak berimbang? Yang satu hampir pasti dan yang satu lagi hampir tidak pasti? Jawaban yang logis adalah mencoba berjuang untuk sesuatu yang hampir pasti bukan? Hal itulah yang coba aku lakukan saat ini yaitu menikmati kota Jakarta dengan segenap manis pahit ceritanya. Jika mau diurai, banyak sekali memang cerita pahit kota metropolitan kebanggaan rakyat Indonesia ini. Namun mengurai kepahitan jelas tidak akan membantu kita berjuang mengarungi medan laga. Lebih baik kita mengurai cerita-cerita manis tinggal di kota yang dulunya bernama Batavia ini:
1) Tinggal di Jakarta jelas melatih kesabaran. Kemacetan yang mengular membuat kita sering mengelus dada dan beristigfar. Ini bagus untuk latihan mengontrol emosi jiwa.
2) Menggunakan transportasi publik di Jakarta, dapat membuat tubuh semakin fit. Bagaimana tidak? Jika memilih naik Busway Transjakarta, misalnya: kita harus naik turun jembatan penyeberangan yang luar biasa panjangnya itu guna menggapi loket. Tidak sampai di situ, tangan dan kaki kita semakin terlatih kuat, sebab kita akan bergelantungan dan berdiri di dalam bus, karena bus dipastikan sesak akan penumpang.
3) Hidup di Jakarta membuat insting kewaspadaan kita selalu tajam. Jika naik taksi, sudah default-nya jika kita langsung meningkatkan kewaspadaan, bagasinya ada yang aneh gak?, tanda pengenal supir persis sama gak dengan supirnya? Berapa nomor taksinya? Tindak tanduk supirnya mencurigakan gak? Belum lagi jika ada di perlintasan yang ramai atau naik metromini. Tas ditaruh di depan, dompet dan HP diletakkan di saku sebelah depan, plus selalu waspada jika ada penumpang bergerombol yang saling kenal di pintu metromini.
4) Maraknya aksi kejahatan yang bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, juga membuat kita lebih religius. Rajin berdoa, berpasrah diri dan selalu mengambil hikmah atas segala hal yang terjadi.
5) Ringan dalam bersedekah. Gimana enggak? Di setiap sudut jalan, jembatan penyeberangan dan tempat makan, sangat banyak peminta-peminta dan anak jalanan yang mengemis. Jika ada sedikit rejeki, gak perlu susah-susah cari tempat bersedekah, cukup siapkan uang recehan, beres…

Jadi, seperti lagunya Koes Plus deh…”ke Jakarta aku kan kembali….uouououo…”

Friday, July 13, 2007

Histeria

Salah satu jadwal liburanku kali ini di Indonesia adalah menyaksikan secara langsung tim nasional Indonesia bertanding di gelaran Piala Asia (PA) 2007 di Jakarta. Rencana mendukung Bambang Pamungkas dan kawan-kawan, bahkan sudah aku lakukan dari jauh-jauh hari -antara lain lewat tulisan pengobar semangat yang kebetulan dimuat di majalah Bolavaganza edisi Juli 2007 yang bisa dilihat di sini. Partisipasi Indonesia di PA kali ini terbilang spesial, karena Indonesia bertindak sebagai tuan rumah gelaran yang 3 tahun lalu diadakan di Cina ini. Indonesia sendiri tergabung di grup D bersama tim-tim kuat Asia macam Arab Saudi, Korea Selatan dan Bahrain.

Di pertandingan pertama yang dilangsungkan Selasa (10/7) lalu, timnas Merah Putih mampu membungkam Bahrain - yang notabene adalah semifinalis PA tahun 2004. Kemenangan ini sontak menciptakan histeria dan euphoria para suporter yang biasanya kerap pulang dari stadion Senayan dengan kepala tertunduk - karena timnas kalah. Selain itu, kesatuan dukungan para penonton di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) terbilang luar biasa, dibandingkan aksi suporter tuan rumah di 2 negara penyelenggara PA lainnya yaitu Malaysia dan Bangkok yang sepi penonton.

Namun demikian, di beberapa sisi GBK masih terlihat ruang kosong yang menganga- padahal di luar stadion, banyak sekali penonton yang tidak kebagian tiket pertandingan. Usut punya usut, ternyata tiket bangku kosong tersebut jatuh ke tangan para calo yang menjual tiket 2-3 kali lipat dari harga aslinya (bayangkan untuk tiket kategori 1 seharga 75 ribu rupiah, di tangan calo harga tiket menjadi 200 ribu sampai 225 ribu!!).

Sabtu esok (14/7), timnas akan kembali berlaga menghadapi tim 'berkaki tiga' yaitu Arab Saudi yang dipertandingan pertama bermain imbang 1-1 dengan Korea Selatan. Kemenangan akan secara otomatis meloloskan timnas ke babak perempat final yang kemungkinan akan dimainkan di Kuala Lumpur atau Jakarta. Jadi dukung terus timnas merah putih!


Tuesday, June 19, 2007

Asikk Dimuatt!!

Hari ini baru dapat kabar dari mas Luki, kalo 2 tulisan yang kami tulis bersama ternyata sudah dimuat di Suara Pembaruan (SP) an Seputar Indonesia (Sindo). Selama ini, kita sama-sama sibuk, jadi gak pernah sempat ngecek konfirmasi dimuatnya tulisan kami. Kedua tulisan bertema tentang pengesahan Undang-Undang Penanaman Modal (UUPM) bulan Maret lalu, yang ternyata sarat dengan berbagai hal yang perlu dikritisi. Tulisan pertama berjudul, "Aral dalam UUPM" bisa ditemukan di link berikut: http://www.suarapembaruan.com/News/2007/05/10/Editor/edit01.htm

Sementara yang dimuat di Sindo berjudul: "Global Auction: Menggadaikan Negara demi Investasi" - tapi sayang arsip artikelnya sudah dihapus. Namun demikian versi lengkapnya bisa dilihat di http://www.gatosoideas.blogspot.com/. Selamat membaca!

Monday, June 18, 2007

HALA MADRID!!

Setelah 4 tahun menanti akhirnya Real Madrid jadi juara La Liga (lagi). Pertandingan subuh tadi bener-benar bikin histeris. Gimana enggak, sampe menit 65, yang juara La Liga adalah Barca - karena mereka unggul atas Gimnastic 4-1, sementara Madrid sendiri tertinggal 0-1 melawan Mallorca. Tapi untuk kesekian kalinya, dewi keberuntungan masih berpayung ke anak-anak Valdebebas. Masuknya Reyes, ternyata menjadi kunci kemenangan mereka. Reyes mencetak 2 gol dan membalikkan keadaan menjadi 3-1 (1 gol lagi oleh Momo Diarra).

Sukses Madrid tahun ini memang jauh dari sempurna. Mereka hanya menang head to head atas Barca. Dari segi permainan pun, mereka kalah jauh dibandingkan rival abadinya tersebut. Tapi apapun itu, gelar juara tetap di simpan di lemari trofi El Merengues. Setelah berkali-kali sedih dan kecewa karena tim-tim jagoanku selalu gagal di pelbagai turnamen, akhirnya Madrid mampu mengobati itu semua. Keberhasilan ini mutlak untuk para Madridistas di seluruh dunia, buah dari kerja keras, kesabaran dan perjuangan tanpa kenal lelah. Sampai jumpa musim depan.

Saturday, June 16, 2007

Fight until the finish line!

Judul di atas diambil dari welcome note di telefon genggamku. Pesan kecil tersebut ditulis oleh 'mantan pacarku' sebagai pengingat agar aku tidak pernah lelah dalam menyelesakan studiku di sini. Tulisan kecil itu terasa benar maknanya dalam kurun waktu 2 minggu terakhir ini. Pasca penyelesaian proposal dan presentasi riset, aku masih harus menyelesaikan diskusi mengenai model empiris, jenis data serta sampel terbatas data risetku. Tambahan lagi, 2 ujian masih menanti, dengan satu materi pun belum aku baca. Kondisi makin parah lagi, karena pergantian cuaca yang begitu cepat - dari hangat menjadi dingin banget di sini, membuat tubuhku jadi rentan terhadap penyakit - antara lain flu dan demam. Walhasil, di tengah gigilan dingin dan demam yang mendera - aku berusaha untuk menyelesaikan hal-hal di atas.

Sekarang, aku punya waktu bersih 4 hari untuk belajar demi ujian. Bukan waktu yang ideal memang, tapi aku gak punya pilihan. Untuk 2 ujian ini, aku gak punya masalah dengan motivasi. Motivasiku jelas, yaitu 'balas dendam' - setelah nilaiku di tugas-tugas 2 mata kuliah tersebut bisa dikatakan 'jeblok'. Perlu kerja keras memang, tapi aku rileks - sepanjang aku siap - semuanya akan baik2 saja, hehehe. Mohon doanya ya teman2!

Terakhir, aku juga mau ngucapin selamat berjuang buat 'mantan pacar' yang akan presentasi nun jauh di belahan bumi yang lain (Kericho, Kenya). Kita sama-sama berusaha yah - seperti isi pesanmu- fight until the finish line!

Wednesday, June 06, 2007

Tram Tracker


Sebagai pengguna setia jasa transportasi publik kota Melben, hal yang paling Saya benci adalah menunggu tibanya tram/train/bus tanpa tahu berapa lama moda transportasi publik tersebut datang 'menjemput'. Hal ini ternyata dimengerti benar oleh pengelola jasa tranportasi publik di Melben. Untuk train, saat ini para penumpangnya bisa mendapatkan informasi tepat waktu mengenai jadwal keberangkatan train di stasiun dan jalur tertentu. Yang dibutuhkan hanya telefon genggam bersama pulsa, informasi stasiun dan jalur yang kita tuju. Dengan informasi ini, kita bisa menghindari kemungkinan menggigil kedinginan di stasiun - karena terlalu lama menunggu train.

Untuk tram - moda transportasi lingkar dalam kota Melben - para pengguna jasanya, saat ini bisa mendapatkan informasi serupa. Cukup bermodal pulsa, kita bisa mendapatkan informasi tepat waktu mengenai berapa lama tram yang kita tunggu akan tiba. Iklan mengenai informasi tram tracker ini bisa dilihat bersama fotoku di sebelah. Lucu ya iklannya, hehehe. Semoga Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia bisa lekas memperbaiki sarana transportasi publiknya, agar kualitas kehidupan kita bisa lebih nyaman.

Foto: numpang jepret mbak Debbie, soalnya doi udah mulai sibuk berfoto2 kenangan dengan Melben - bentar lagi diusir AusAid soale.

Monday, June 04, 2007

Antara Caulfield - Clayton


Serius amat sih? foto di sebelah diambil saat aku sedang dalam perjalanan di bus kampus menuju Clayton, untuk kuliah proposal riset. Yang mengambil fotonya adalah Nguyen - anak VT seangkatanku yang sama-sama ambil mata kuliah riset semester ini. Di foto itu, aku lagi membaca sebuah artikel jurnal tentang 'Ohlson Model', daripada ngantuk atau ngelamun di bus, lebih baik baca-baca, heheh..sok rajin banget gak sih?
Perjalanan ke kampus Clayton sendiri membutuhkan waktu sekitar 20 menit, dengan biaya $2 sekali pergi. Busnya lumayan nyaman dengan supir yang rata-rata sangat ramah. Akh, jadi inget zaman kuliah waktu S-1 dulu, di mana aku sering naik bus Aspada atau Damri nomor 15 dan 12 di Yogya^^.

Thursday, May 24, 2007

30 Menit Jadi Dalang

Redaksi menerima banyak pertanyaan, soal mengapa blog ini sudah lama sekali tidak diupdate. Kurang lebih ada sekitar 1 trilyun karung email yang masuk (Tukul banget sih...:p). Jujur saja, beberapa waktu kemarin, Saya disibukkan dengan penyusunan proposal riset, kemudian beberapa assignment yang bikin pusing kepala dan yang tidak kalah krusial adalah presentasi riset proposal yang baru Saya lakukan tanggal 15 Mei yang lalu.

Berkat jasa baik seorang rekan kuliah, yaitu mbak Dina Wahyuni, rekaman presentasi riset proposal Saya, bisa dinikmati di blog ini. Lama presentasi sebenarnya adalah 20 menit plus 10 menit tanya jawab. Tapi karena alasan teknis penyedia jasa upload - maka maksimal waktu video yang bisa diputar adalah 10 menit. Ya lumayanlah bisa menyaksikan betapa grogi dan belibetnya Saya dalam presentasi tersebut.

Terakhir. Namanya juga baru belajar bahasa Inggris, harap maklum kalo bahasa Inggrisnya masih medok dan agak-agak culun, hehehe. Oya, trims juga buat Teh Lina yang hari itu juga datang di presentasi Saya. Selamat menikmati.

Internet Junky (2)- Internet TV

2 Minggu yang lalu, internetku kecepatannya ditambah 10x lipat oleh si empu rumah. Jelas ini berita yang luar bisa buatku. Selama ini internet di tempatku sudah OK, tapi ya tidak secepat standar internet di Australia. Tambahan lagi, setiap menikmati video2 streaming di internet, biasanya aku harus menunggu beberapa waktu untuk benar2 bisa menikmati secara penuh. Bagaimana sekarang? Bebas semaunya euyy!! bukan hanya itu, sekarang juga, aku bisa menikmati Internet TV dan TV streaming (untuk nonton sepakbola LIVE!!). Mau tahu gimana caranya? simak ulasan di bawah ini. INTERNET! LOVE IT!

1. Internet TV
Link: www.joost.com
Deskripsi: Ini benar2 TV di internet. Kita bisa mengakses berbagai macam saluran televisi, seperti musik (ada Hip Hop Channel, Stadium Rocks, WMI Channel), Film (ada Indie500, IndieFlix, New Atlantis), Olah Raga (ada Goal, Red Bull, World Strongest Man) dan Light Entertainment (Guiness World Record TV, Swimsuit on Demand-nyam..nyam...:p) dan banyak lagi. Kualitas gambar dan suaranya bagaimana? Jelas dan jernih luar biasa!
Namun penting buat diingat, bahwa saluran-saluran di joost.com bukan saluran LIVE seperti televisi pada umumnya melainkan sudah direkam dan kemudian ditampilkan dalam bentuk episode2.
Cara Mendapatkan: klik link di atas, kemudian unduh programnya. Selanjutnya, silahkan nikmati...;)
2. TV Streaming- Sopcast
Deskripsi: Ini media untuk mengakses TV2 di seluruh dunia. Ada ESPN sports, STARSports, StarMovie, FOX, Channel Ten Australia dan beragam TV di Cina. Melalui Sopcast kita bisa menikmati beragam siaran sepakbola secara langsung. Untuk mengetahui link saluran yang menyiarkan pertandingan2, silahkan klik www.myp2p.eu
Cara Mendapatkan: Klik link di atas, kemudian unduh programnya. Kualitas Sopcast cukup bagus, walaupun kecepatan internet yang dibutuhkannya juga cukup tinggi.
3. TV Streaming - TVAnts
Deskripsi: Sama seperti Sopcast, tapi kualitasnya gambar dan suara sedikit dibawah Sopcast. Namun kelebihan TVAnts ada di beragam saluran yang disediakan- terutama untuk nonton pertandingan sepakbola LIVE. Selain itu, kualitas gambar yang di bawah Sopcast, membuat kecepatan internet yang dibutuhkan juga di bawah Sopcast.

Enjoy!

Sunday, April 22, 2007

Come on!

Champions aren't made in gyms. Champions are made from something they have deep inside them: A desire, a dream, a vision. They have to have last-minute stamina, they have to be a little faster, they have to have the skill and the will. But the will must be stronger than the skill.
(Muhammad Ali, Unsourced, Wikiquote)

Friday, April 06, 2007

Apa Bukan Karena Kita Juga?

Mengikuti beragam diskusi yang ada di dunia nyata dan maya, notasi nada yang diteriakkan oleh peserta diskusi ternyata hampir semua sama. Pemerintah adalah biang dari segala kekacauan dan keboborokan negara kita. Tapi apa iya? apa tidak lebih tepat dikatakan bahwa Pemerintah menyumbang sebagian keboborokan tersebut, sementara separuhnya adalah sumbangan kita-kita juga?

Jika jalanan macet, maka sumpah serapah yang dilempar ke langit, ditujukan semua ke pemerintah. Apa pernah kita berpikir bahwa keengganan kita untuk bertertib lalu lintas dan menggunakan transportasi publik memberikan kontribusi bagi kemacetan jalan yang makin menggila?

Jika korupsi merajalela di berbagai instansi pemerintah, apa kita pernah berpikir bahwa budaya jalan pintas dan ingin cepat selesai dengan cara memberikan 'uang rokok' juga memberikan kontribusi bagi tumbuh suburnya praktik korupsi di institusi ber-plat merah?

Jika gerak ekonomi kita tak kunjung beringsut maju, apa kita pernah berpikir bahwa keengganan kita menggunakan produk-produk dalam negeri dan kegemaran akan barang-barang impor memberikan kontribusi bagi melemahnya sektor industri dalam negeri?

Jika pemerintah 'kedodoran' dalam membiayai APBN-nya sehingga harus menjual aset-aset strategis negara supaya cepat mendapatkan uang tunai, apa kita pernah berpikir bahwa pemborosan penggunaan energi listrik dan BBM memberikan kontribusi bagi membengkaknya subsidi listrik & BBM di sektor pengeluaran negara?

Jika citra Indonesia semakin terpuruk di mata dunia Internasional, apakah kita pernah berpikir bahwa itu kontribusi sebagian dari kita yang gemar saling cakar karena berbeda ideologi? gemar meledakkan bom hanya karena alasan teror dibalas teror? karena kita gemar menjelekkan dan menertawakan bangsa kita di depan bangsa lain?

Kenapa sih capek memikirkan bangsa ini? tokh udah ada pemerintah yang mengurus, anggota dewan terhombrat yang memikirkan RUU dan Polisi/TNI yang menjaga keamanan?
Lha, pendapat yang seperti ini yang bikin kita gak pernah maju.

Kita tidak (pernah) bisa mengubah sesuatu dengan sendirian, tapi jika masing-masing dari kita mau berbuat sesuatu, mungkin kita bisa membuat sebuah perubahan.

Thursday, March 29, 2007

Internet Junky

Berikut ini ciri2 internet junky:
1. Tak lagi tertarik nonton mini seri di televisi, kan sudah ada www.alluc.org!. Contoh: Heroes, Ugly Betty, Prison Break, Lost, 24 bisa dipantengin langsung, dengan episode yang 2-5x lebih cepat dibanding di TV lokal.
2. Males lihat film di bioskop, toh via www.alluc.org di atas, aku bakal di-redirect ke situs2 video upload yang memuat film2 terbaru (dan juga film2 yang lama2). Contoh: Rocky Balboa, The Pursuit of Happiness, Wild Hogs ampe 300. Cuma harus cepet2an sebab kalo gak video2 tersebut sudah keburu dihapus oleh admin situs upload video tsb.
3. Kalo kehilangan atau lupa naruh pena, buku, bumbu masak dan baju, pengennya segera langsung cari barang yang hilang tsb di www.google.com
4. Ogah begadang lihat sepakbola di tempat teman yang punya Fox Sport Channel, kan sekarang bisa lihat skor pertandingan di www.livescore.com dan highlights pertandingannya di www.footytube.com atau www.dailymotion.com/footballheaven.
5. Males main game2 sepakbola sendirian (kayak FM or CM), kan bisa langsung adu strategi bareng ama orang2 lain di seluruh dunia via www.hattrick.org dan www.freekick.org.
6. Gak perlu beli koran apalagi majalah, kan ada www.detik.com dan www.theage.com.au.
7. Gak lagi kangen atau ketinggalan jaman ama musik2 manca dan Indonesia. Kan bisa dilihat dan didenger di www.youtube.com. Kalo pengen donlot lagu, pake aja software limewire di www.limewire.com, bebas dari virusss!
8. Kalo stress ujian atau ngerjain assignment, gak perlu banting2 pintu atau ngabisin waktu buat jalan2 muterin mall. Kan bisa lihat 'Empat Mata' nya si Tukul di http://www.youtube.com/profile?user=barrock81. Ngakak abisss!
9. Bisa ketemu ama temen2 di segala penjuru dunia via www.friendster.com dan www.yahoomail.com tentunya. Sooo powerfull!!
10. Bisa lebih ngirit biaya telfon internasional. Kan bisa tele2 via yahoomessenger atau skype. Heheeheh. Tinggal beli headphone with mic, beress deh.
11. Gak butuh nulis segala uneg2 di kepala dan segala ide2 yang sok brilian di secarik kertas. Kan ada www.blogger.com, hehehe.
12. Gak butuh beli Ensiklopedia Britanica atau RPUL misalnya, kan sekarang ada www.wikipedia.com! Lebih dari 1 juta artikel termuat di situ!!
13. And the lists will go on and on and on...........^^

Thursday, March 22, 2007

F1

Balapan jet darat Formula 1 di Albert Park Melbourne, Minggu lalu, berlangsung meriah dan seru. Tak kurang dari 105,000 penonton menyaksikan balapan mobil-mobil 'ceper' tersebut secara langsung. Aku merasa sangat beruntung bisa menyaksikan satu dari 3 acara kelas dunia yang dilangsungkan secara rutin di Melbourne (selain Australia Terbuka dan Balapan Motor GP500).


Sesungguhnya nonton balapan F1 secara langsung sangatlah berbeda dengan menyaksikan balapan di televisi. Kecepatan mobil-mobil yang dipacu di atas 200 km/jam, membuat kami para penonton kesulitan untuk menyaksikan jejak mereka di trek. Tetapi berkat pemilihan lokasi menonton yang strategis, yaitu di dekat tikungan, di mana mobil2 balap tersebut menurunkan kecepatannya, menonton F1 secara langsung ternyata memberikan sensasi yang berlipat-lipat.

Suara mesin F1 yang dipacu dengan kencang, membuat gendang telinga serasa pecah. Tapi disitulah justru kenikmatan menonton secara langsung. Belum lagi parade supporter pembalap dan berbagai stand-stand pertunjukan yang tersebar di lokasi sirkuit, membikin suasana balapan ini menjadi seperti pasar malam dan ajang gaul para penonton. Balapannya sendiri kemudian dimenangkan oleh Kimi Raikonen dari tim Ferrari, yang mobilnya kebetulan bisa Aku 'ajak' foto bareng (Ferrari nomor 5) di atas.

Di Indonesia sendiri, F1 nyaris saja mampir di Sirkuit Sentul Bogor. Namun sayang, dukungan sponsor yang kurang dan infrastruktur yang kurang memadai, membuat Sirkuit kebanggan nasional tersebut hanya satu kali dikunjungi balapan kelas dunia, yaitu GP 500 di tahun 1990an. Sementara Sirkuit Sepang di Malaysia, telah menjadi agenda rutin balapan F1 dan GP 500 setiap tahunnya.

Saturday, March 10, 2007

Emang Ngapain Sih?

Semester ini aku kuliah riset. Gak tanggung2, ada 2 mata kuliah yang harus diambil: Research Method dan Research Proposal. Kuliah yang pertama tentang metode penelitian dan ilmu2 statistik yang digunakan. Sementara kuliah yang kedua mengenai proses riset yang baik, guna mendapatkan hasil penelitian yang baik.

Untuk sementara ini, topik riset yang aku ambil adalah tentang keterkaitan antara informasi laporan keuangan dan reaksi investor di pasar modal dalam lingkup penerapan standar akuntansi yang baru di Australia. Lebih spesifik lagi, topiknya menyangkut reaksi investor terhadap informasi pajak tangguhan (deferred income tax) yang berasal dari revaluasi aktiva tetap. Sebagai informasi, perusahaan di Australia di tahun 2006 mulai mengadopsi standar pelaporan keuangan berbasis internasional (disebut dengan A-IFRS), yang mana, Indonesia sudah menerapkannya sejak tahun 1980an (PSAK kita saat ini telah mengadopsi IFRS, kendati belum sepenuhnya mengadopsi IFRS keluaran terbaru).

Mengapa topik itu yang dipilih? Menurut supervisorku, topik ini cukup layak dijual di Amerika dengan kata lain menawarkan sesuatu yang berbeda kepada mereka, karena US GAAP (PSAKnya Amerika) sampai saat ini tidak mengizinkan ada revaluasi aktiva tetap. Selain itu, menarik juga untuk dilihat apakah perubahan standar akuntansi di Australia, khususnya standar akuntansi tentang pajak (AASB 112 -Income Taxes) memberikan tambahan informasi kepada para investor di pasar modal (value relevance) dibandingkan standar akuntansi yang lama.
Kendala yang dialami saat ini adalah masalah sampel penelitian. Research setting di atas, yang membutuhkan data revaluasi aktiva tetap dan pengungkapan efek revaluasi terhadap pajak tangguhan, ternyata tidak banyak dilakukan oleh perusahaan Australia di tahun 2005-2006. Dari 500 perusahaan yang aku lihat, sebagai data awal, hanya sekitar 39 perusahaan saja yang memberikan informasi yang dibutuhkan.

Jadi? Terus berjuang sampai garis akhir deh...

Wednesday, March 07, 2007

Kosong...

Hanya lamunan, bukan ide cemerlang,
hanya lambaian tangan, bukan tepukan,
hanya mata yang memejam, bukan akal yang terjaga.
hanya ruang kosong,

Hanya awan mendung, bukan horizon cerah,
hanya bualan dangkal, bukan baris-baris tulisan yang cerdas,
hanya seretan langkah, bukan derap lari,
hanya kertas kosong,

Hanya waktu terbuang, bukan waktu terlewati,
hanya puing pengharapan, bukan bara asa,
hanya tekad rapuh, bukan bait doa,
hanya gelas kosong,

Aku, waktu dan garis tangan,
saat kosong ini mulai menguasai.

Monday, January 29, 2007

Indopahit

"Mau ngapain kamu berkunjung ke sini?" tanya petugas imigrasi itu. "Ingin mengunjungi istri Saya", jawabku. "Istri kamu jadi pembantu rumah tangga (maid) di daerah mana?", sambungnya dengan gaya sinis. "Bukan pembantu pak, tapi tukang jualan sampo, sabun dan pasta gigi", jawabku dengan ketus.

"Hi, Gatot...kamu asalnya dari mana?" tanya tutee-ku yang berasal dari UAE. Dari Indonesia, jawabku singkat. "Oya? pembantu di rumahku (helper) berasal dari Indonesia loh", sambungnya. Dari dia, aku belajar beberapa kata bahasa Indonesia, antara lain: Terima Kasih, ujar tutee-ku tadi sambil senyum-senyum.

"Rekan satu flat-ku berasal dari Arab Saudi", cerita temanku yang asalnya dari Afrika Selatan. Rekanku itu kayanya minta ampun, mungkin anak juragan minyak Arab. Luas rumahnya hampir sebesar kampus Monash Caulfield. "Dia juga punya beberapa pelayan yang mengurusi rumahnya, antara lain dari Indonesia", sambung temanku itu.

Sunday, January 28, 2007

Roger

Olahragawan favorit masa laluku masihlah trio Jerman pemenang Piala Dunia 1990: Juergen Klinsmann, Lothar Mattheus dan Andreas Brehme. Di masa kini masihlah, Zizou Zidane, Thiery 'King' Henry, Raul dan Stevie Gerrad. Idola masa depanku, berkisar antara Cesc Fabregas dan Theo Walcott. Kesemuanya adalah para pesepakbola.

Namun, dalam 2 minggu terakhir, aku harus mengakui bahwa aku telah 'berselingkuh' dengan seorang Roger Federer. Pemenang 10 grand slam (termasuk Oz Open malam ini) sekaligus pemain tenis terbaik di muka bumi, hingga detik ini. Permainan tenisnya yang mengandalkan teknik tinggi, ketenangannya dalam bermain, sikapnya yang santun dan ramah di luar lapangan serta kepeduliannya terhadap sesama (antara lain menjadi duta UNICEF dan mendirikan yayasan untuk membantu anak2 di Afrika Selatan), membuat aku menaruh respek yang tinggi padanya.

Sejujurnya tidak hanya Roger yang telah membuatku 'berselingkuh' dengan tenis. Andy Roddick, Fernando Gonzalez dan Anna Vaidiskova adalah nama-nama lain yang membuatku betah duduk, berteriak, bersorak dan bertepuk tangan di depan pesawat televisi guna melihat mereka beradu pukul bola kuning sebesar genggaman tangan.

Tak cukup sampai di situ, aku juga berkesempatan melihat aksi mereka secara langsung. Tepatnya di hari Minggu (21/1/07) lalu, aku menonton aksi Serena Williams (selanjutnya menjadi juara Oz Open Putri tahun ini) vs Jelena Jankovic, Amelie Mauresmo vs Lucie Safarofa dan Andy Roddick vs Marco Ancic di Rod Laver Arena, Melbourne Park. Jujur saja, pengalaman nonton langsung grand slam Oz terbuka kemarin, merupakan pengalaman olah raga terbaik yang pernah aku alami.

Cerita detail soal pengalaman nonton langsungnya sudah aku tuangkan di milis detiksport beberapa hari lalu, tak mungkin rasanya ditulis di sini, karena akan sangat memakan banyak tempat. Mungkin lain waktu aku bisa bercerita. Untuk saat ini, biarkan aku terbawa dalam fantasi kekaguman seorang Roger...

Monday, January 15, 2007

Lupakan Saja...

Lupakan saja inginmu untuk mengarungi lautan bebas,
jika untuk melawan angin utara pun engkau tak mampu,

Lupakan saja harapanmu untuk terbang menyusul sang elang di angkasa,
jika engkau masih merasa takut untuk jatuh,

Lupakan saja asamu untuk mendaki gunung terhampar,
jika untuk menahan rasa sakit pun engkau harus menangis,

Lupakan citamu untuk menyusun candi terindah,
jika saat lelah menghadang engkau memilih untuk beristirahat,

Lupakan semuanya,
jika untuk bermimpi pun engkau sudah enggan.

Untuk jiwa yang rapuh, lemah dan kalah...

Indonesia Dalam Berita

Jauh dari Indonesia bukan berarti melupakan segala hiruk pikuk cerita tentang negeri tercinta. Dengan koneksi internet yang 24 jam, plus tersedianya akses berita yang sangat cepat dari berbagai laman-laman lokal, membuat segala macam berita bisa aku dapatkan dalam hitungan menit.
Namun, belakangan ini aku mulai sedikit 'kedodoran' dalam mengikuti perkembangan terkini berita di tanah air. Bukan karena akses internet yang berkurang atau tersendatnya akses laman-laman lokal akibat gempa Taiwan, melainkan karena begitu cepatnya pusaran berita yang diproduksi oleh media-media tanah air. Kalo tidak percaya coba, simak ringkasan berita utama dalam beberapa bulan terakhir ini.

Masih ingat gonjang ganjing RUU Pornografi? wah...topik ini ramai menyita ruang media kita. Mulai dari ganasnya FPI menyerang tabloid playboy, diskusi anti RUU ini, karena ditengarai sebagai upaya negara mengatur ruang privat warganya, sampai ke ancaman merdeka dari daerah-daerah yang berkeberatan dengan RUU ini (antara lain Bali).

Selesai diskusi sekwhilha dan sekwilda, kita dikejutkan dengan banjir lumpur Lapindo. Selama beberapa waktu, ruang diskusi kita berisi tentang banjir lumpur di Sidoarjo tersebut. Banyak keprihatinan terjadi karena akibat keteledoran sebuah perusahaan, masyarakat banyak menjadi korbannya. Bayangkan, lumpur tersebut menenggelamkan banyak lahan, bahkan hingga kini, semburannya tak kunjung bisa berhenti. Lumpur lapindo ternyata tidak bertahan selamanya, berita poligami ustad terkenal dari Bandung ternyata mulai menyita ruang obrolan kita. Berita tersebut berbarengan dengan tersebarnya video adegan mesum anggota Dewan yang terhombrat dengan seorang penyanyi dangdut. Selama kurang lebih sebulan, 2 berita tersebut jadi berita utama berbagai kalangan, mulai dari para pejabat hingga para kuli bangunan di warung makan pinggir jalan.

Sekitar satu bulan berita poligami dan video 'YZ' mengharu biru media kita, tiba-tiba kita dikejutkan oleh kematian misterius penyanyi cantik Alda. Spekulasi bergulir, benarkah dia mati karena overdosis, atau dibunuh karena yang bersangkutan terlibat 'affair' dengan pejabat teras? Baru sebentar berita ini mencuat...beberapa berita selanjutnya mulai menghadang, kali ini bencana banjir di Aceh dan beberapa tempat lainnya. Musim hujan datang, sementara pohon2 di hutan banyak ditebang. Bisa ditebak, bahaya banjir mengintai daerah-daerah di Indonesia. Waspada, banjir!

Belum lagi energi kita tersalurkan untuk membantu para korban banjir dan tanah longsor, kehebohan lain terjadi, para jemaah haji kita, yang notabene para 'tamu Allah' itu, dibiarkan kelaparan lebih dari sehari penuh saat sedang menunaikan wukuf di Arafah. Betapa kacaunya manajemen haji kita, bayangkan, para jemaah tak mendapatkan makanan dan minum selama wukuf, yang notabene sangatlah berat, karena dilakukan di bawah terik matahari yang menyengat. Dari tahun ke tahun cerita carut marut pelaksanaan ibadah haji ini selalu berulang, entah kapan kita mampu membereskannya.

Musibah ternyata masih sambung menyambung. Kali ini dari dunia transportasi kita yang memang standar keselamatannya sangat rendah. Kapal ferry KM Senopati yang membawa ratusan penumpang tenggelam. Karena cuaca buruk, kapal ini akhirnya karam di perairan antara Pulau Jawa dan Sulawesi. Belum lagi para korban selesai ditemukan, musibah kembali menghantam, kali ini di udara. Pesawat Adam Air dengan tujuan Surabaya-Manado, dinyatakan hilang sejak 1 Januari lalu dan hingga saat ini tidak kunjung ditemukan puing-puing lengkapnya.

Pusaran headline yang cepat di satu sisi menggambarkan betapa dinamisnya kehidupan bangsa kita sekaligus kehidupan pers kita yang bebas dan demokratis. Namun demikian, keprihatinan juga layak diungkapkan, atas begitu banyaknya musibah yang menimpa bangsa kita. Semoga kita masih punya energi yang cukup untuk memikirkan beragam masalah lainnya yang belum sempat diselesaikan.

Tuesday, January 09, 2007

Tiada Kesan Tanpa Kehadiranmu...

Bukan cerita soal nasihat pernikahan, apalagi anjuran soal menikah. Ini cerita soal statistik pernikahan.
***
Kamarku masih agak gelap, tapi cahaya matahari sudah mulai masuk dari sela-sela jendela kamarku. Sambil beranjak dari ranjang, aku meraih handhphone Nokia mungilku. Bukan untuk menelfon, tapi untuk melihat sudah jam berapa saat ini. Jam di layar Nokia itu menunjukkan pukul 07.31 pagi, "lumayan...bisa bangun sedikit lebih pagi dari biasanya", batinku. Seperti biasa ada 1-2 sms dari Indonesia yang dikirim tengah malam, yang tentu saja tak mungkin aku baca, karena beda waktu 4 jam antara Melbourne dan kawasan Indonesia Barat. Tanpa kacamata, aku buka 1 sms yang masuk: ternyata dari dik Ditha, sepupuku yang bekerja di salah satu stasiun TV di kawasan Mampang. "Mas Gatot, Semarang ada yg mantu lg. d Wonodri. Hehe..Mas Pungki Nikah Februari nanti, mohon doa restunya".

Hmm...sambil memegang rambutku yang sudah mulai gondrong lagi, benakku coba mengingat2, ini kali ke berapa dalam 2 bulan terakhir aku dapat undangan/pemberitahuan menikah. Usai, cuci muka sebentar, ingatanku mulai bisa diajak berpikir. Kalo tidak salah, dalam kurun Desember-Januari ini, aku udah dapat undangan/pemberitahuan menikah yang kelima, belum terhitung pemberitahuan nikah dari rekan2 ADS/APS yang memang gemar 'mengikat janji' sebelum berangkat sekolah. 5 pemberitahuan itu, 3 dari rekan SMA dan 2 dari sepupu sendiri. Ingatanku lantas bergerak ke email salah satu rekan yang sedang bekerja di Kalimantan, beberapa hari lalu. Intinya tentang ramalan bahwa orang-orang yang ber-shio monyet, akan banyak melangsungkan pernikahan atau menemukan cintanya tahun ini. Shio Monyet adalah shio bagi kami-kami yang lahir di kurun waktu 1979-1980.

Sambil mengelus-elus papan kunci laptopku yang sedikit berdebu, akupun mulai iseng2 searching di google soal data pernikahan di Indonesia. Penasaran aja sih ingin tahu data2 yang valid tentang hal tersebut. Tak butuh waktu lama untuk mencari informasi tentang hal tersebut. Google, hanya butuh 1.2 detik untuk menampilkan beberapa artikel yang berkaitan dengan data pernikahan di Indonesia. Ada 2 artikel menarik yang saling berhubungan, yang kemudian dengan seksama aku baca. Berikut beberapa statisik menarik dari artikel tersebut:
1) Dalam 6 tahun terakhir (2000-2005) rata2 pernikahan adalah 1,8 juta pernikahan pertahun;
2) Tingkat perceraian dalam 6 tahun terakhir adalah 143 ribu atau sekitar 8% dari rata2 pernikahan. Dus bisa kita bilang bahwa dari 100 pernikahan, ada kemungkinan 8 perceraian;
3) Dalam kurun waktu 6 tahun tersebut, jumlah pernikahan mengalami penurunan (dari 2,1 juta di 2000 menjadi 1,7 Juta di 2005), sementara jumlai perceraian mengalami peningkatan (dari 145 ribu di 2000 menjadi 150 ribu di 2005);
4) Mengutip dari artikel tersebut, "Jumlah pernikahan tahun 2005 lalu, bahkan hanya sedikit meningkat dibanding 1950-an, di saat jumlah penduduk baru 50 juta orang. Di mana jumlah pernikahan tahun 1950-an lalu sudah mencapai 1,4 juta. Apakah ini indikasi bahwa lembaga pernikahan sudah tidak lagi menarik??
5) Dalam perkara perceraian, dalam kurun waktu 6 tahun terakhir, Cerai talak (cerai dari sisi suami) ternyata persentasenya jauh menurun dibandingkan Cerai gugat (cerai dari sisi istri). Perbandingan di tahun 2000 adalah sebesar 56.2% sementara di tahun 2005 perbandingannya menjadi 63% untuk cerai gugat.

Undangan dan pemberitahuan memang mengalir datang, tapi apa lacur, sangat kecil kemungkinannya buatku untuk bisa datang ke acara tersebut. Mayoritas rekan-rekan mungkin bisa memaklumi hal ini. Bagi yang tidak bisa memaklumi atau tidak sempet aku berikan cindera mata pernikahan- semata2 karena jarak yang memisahkan kita- statistik di atas mungkin bisa berguna buat kalian. Paling tidak untuk mengatakan bahwa: Perceraian, sebagai salah satu hal yang boleh tapi dibenci Allah SWT, ternyata makin sering terjadi di Indonesia. Selamat Menembus eh Menempuh Hidup Baru untuk sahabat2 yang sudah, akan atau berencana menikah di 2007 ini.

Sumber: