Monday, November 19, 2007

Profesional

Salah seorang dosen idolaku di FE UGM pernah berkata: "seseorang bisa disebut profesional jika ia memiliki tiga hal: skill, knowledge and ethics. Skill alias keahlian sudah jelas menjadi modal penting bagi seseorang. Knowledge alias pengetahuan juga tak kalah krusialnya, karena dengan pengetahuan yang cukup, maka keahlian menjadi semakin berarti. Sementara etika, juga memainkan peranan yang besar, karena tanpa yang terakhir ini, seseorang akan mudah terombang-ambingkan oleh ambisi dunia sesaat. Begitu sabda dosenku.

Dalam 3 hari terakhir, aku belajar bahwa ketiga aspek tersebut juga perlu ditambahi oleh satu faktor lagi: pelayanan (service). Sabtu malam lalu aku mengunjungi Melbourne Sexpo 2007 (sstt..laporan lengkapnya menyusul yah...:p), salah satu stan yang paling laris dikunjungi adalah stan-nya Belladonna. Stan ini menawarkan foto bareng dengan pose full vulgar bersama si bintang film porno terkenal dari Amerika tersebut. Sambil menikmati suguhan pose-pose syur beliau di atas pentas (Astaghfirullah, Aa Gatot, kelakuanmu...:p), aku juga belajar bagaimana dia memberikan pelayanan yang luar biasa ramah, total dan berkesan bagi konsumennya. Betapa tidak, setiap pengunjung yang ingin berpose dengannya (yang harus membayar $26 per pose), selalu diajak ngobrol basa basi sebelum berpose, kasih cipika cipiki, mendengarkan atau mengusulkan pose apa yang bagus, memberikan bonus poster plus tanda-tangan aslinya, plus pelukan mesra sebelum pengunjung tersebut turun panggung. Sepanjang proses tadi, sunggingan senyum tak pernah lepas sedikitpun dari bibirnya. Terus soal pose-nya bagaimana? weleh...disuruh gaya apa aja mau dia, hehehe. Luar biasaaa!!

Selanjutnya, hari ini, saat aku menghadiri "International Student Farewell" di kampusku, aku juga belajar tentang pelayanan yang fantastis. Saat sesi foto khusus dari fotografer profesional (biaya jeprat-jepret $10, sementara biaya cetak $35), si tukang foto, benar-benar fokus, bersemangat, komunikatif, aktif mengarahkan gaya dan full dengan senyuman yang hangat. Antrian yang mengular, tidak membuat dia kehilangan fokus dalam mengarahkan para calon wisudawan dalam berfoto. Dia gak peduli bahwa sesi foto hanya djadwalkan 2 jam saja. Baginya, kepuasan pelanggan adalah yang utama. Ia berusaha untuk menghindari hasil yang tidak maksimal. Katakan, gaun yang dikenakan ada yang gak pas, toga yang dipakai miring atau objek yang difoto merem dsb. Walhasil, kami semua puas dengan hasil jepretan2nya, biarpun waktu foto-foto akhirnya molor sampai 4 jam. Luar biasaaa!!

Singkat kata, bagi kita semua yang ingin belajar menjadi seseorang yang profesional, paduan skill, knowledge dan ethics, ternyata perlu ditunjang pula dengan service yang memadai. Begitu Saya kira. Hehehe, jadi kayak pakar marketing Hermawan Kertajaya...:p

No comments: