Thursday, August 30, 2007

Indoor Soccer (2)

Kompetisi indoor soccer yang aku ikuti sudah memasuki pekan ke 4. Seperti yang pernah aku posting sebelumnya, di pekan pertama, timku "JB" memenangkan pertandingan dengan skor telak 5-1. Tapi sayang, di pertandingan kedua, kendati mendominasi pertandingan dan menciptakan banyak peluang, timku harus menyerah kalah 2-3 dari tim "D'oh" yang mayoritas diperkuat mahasiswa undergraduate Indonesia di Monash. Di pekan ketiga, kami bertemu dengan tim tangguh, "Leach Pickers". Tim ini menurutku adalah tim terbaik di liga kami. Mereka menampilkan permainan menyerang dan kerjasama tim yang apik. Guna melawan tim ini, kami khusus memainkan pola serangan balik. Hasilnya cukup jitu, kami sempat unggul 2-0 dan 4-2, sebelum akhirnya disamakan di menit-menit akhir menjadi 4-4. Pertandingan ini juga penuh kontroversi karena timku banyak dirugikan oleh keputusan wasit yang banyak memihak tim lawan. Namun demikian, 1 poin merupakan hasil yang cukup baik.

Pekan ini kami bertanding melawan tim tangguh lagi, yaitu "Crewsaders". Para pemain tim ini berpostur atletis dengan tinggi rata-rata 180cm. Kebayang dong gimana susahnya melawan pemain-pemain berpostur menjulang dan kaki panjang di dalam lapangan kecil. Keunggulan postur ini benar-benar digunakan oleh mereka. Permain mereka sangat mengandalkan fisik sementara timku tetap mengandalkan taktik serangan balik cepat. Syukurlah, lewat perjuangan keras, kami berhasil meraih kemenangan 2-1. Badanku lumayan bonyok juga, karena sering tabrakan dan beradu badan dengan pemain lawan, tapi kemenangan yang diraih tidak sia-sia. Sekarang kami menempati peringkat 2 klasemen sementara dengan total 7 poin dari 4 pertandingan.

Dari total 4 pertandingan, total aku sudah mengemas 6 gol dan selalu mencetak gol di tiap pertandingan. Namun, pertandingan pekan depan, mungkin jadi pertandingan terakhirku. Karena pekan ke 6 dan selanjutnya, masa puasa Ramadhan akan segera datang. Semoga saja minggu depan kami bisa memenangkan pertandingan sehingga langkah berikutnya menjadi lebih ringan. Salam olahraga pokoknya.

Friday, August 24, 2007

Hijrah

Hanya bilik bambu tempat tinggal kita
Tanpa hiasan tanpa lukisan
Beratap jerami beralaskan tanah
Namun semua ini punya kita
Memang semua ini milik kita sendiri

Hanya alang-alang pagar rumah kita
Tanpa anyelir tanpa melati
Hanya bunga bakung tumbuh di halaman
Namun semua itu punya kita
Memang semua itu milik kita

Haruskah kita beranjak ke kota
Yang penuh dengan tanya

Lebih baik disini, rumah kita sendiri
Segala nikmat dan anugerah yang kuasa
Semuanya ada di sini
Rumah kita

Rumah Kita by Ian Antono / Theodore KS
------------
Selamat pindahan ya Hun! Maaf gak bisa bantuin. Semoga semuanya lancar. Insya Allah.

Home Travel

Dear Student
Your AusAID scholarship award is due to end soon and this is to inform you of the necessary steps to take in order to facilitate a smooth and timely departure from Australia.
Please find attached an information sheet plus booking form, the booking form must be return to the Fees Unit or to Voyager Travel as soon as possible. Please note there asseats available for the 14 Dec 2007 but these seats are filling fast.
--------
Sudah siap2 angkat kaki nih dari negeri kangguru. Petualangan selama 2 tahun ini, akan segera berakhir. Kalo ada lowongan kerja di Jakarta, jangan lupa kontak2 yah, hehehe.

Thursday, August 16, 2007

Salah Asuhan

Selamat malam ibu pertiwi. Esok tampaknya aku absen dari upacara bendera di Konjen. Tahun lalu kesiangan, tahun ini malas. Tapi jangan buru2 bilang kalo aku tidak patriotik loh. Buktinya, aku selalu bernyanyi kencang kala lagu Indonesia Raya diperdengarkan sebelum timnas Indonesia berlaga di Piala Asia Juni lalu. Aku juga selalu menjawab dengan antusias kala teman-teman asingku bertanya kewarganegaraanku. Selalu, aku selalu bernada optimis setiap kali aku bercerita tentang negeriku. Tidak hanya itu, sampai saat ini, aku juga masih hafal dengan 5 sila di Pancasila kita dan juga aku masih hafal nama2 ibukota provinsi di Indonesia. Tak lupa, aku juga masih ingat siapa itu Thomas Matulessy, Sultan Ageng Tirtayasa sampai kepada nama-nama 7 pahlawan revolusi.

Namun, bukan kemudian aku bersih dari sifat-sifat yang tidak nasionalis. Kalo mau jujur, aku bisa dibilang anak ibu pertiwi yang salah asuh. Kenapa salah asuh? karena sedikit banyak aku tidak menjalankan amanat ibu pertiwi. Aku pergi sekolah mengembara ke negeri seberang dengan doa dan ketulusan ibu pertiwi. Pake iming2 dan stempel dari ibu pertiwi. Tapi apa daya aku memilih menjadi seorang pengecut - sama pengecutnya seperti Belanda yang menangkap Pangeran Diponegoro dengan dalih mengadakan pertemuan damai.

Aku datang lewat jalur terpilih berbekal harapan tinggi ibu pertiwi agar aku kelak bisa membawa ilmu berharga bagi anak bangsa. Tapi...
Aku memilih mengurungku diriku di kamar, asyik berbincang dengan egoku sendiri. Aku memilih pada orientasi belajar semu, mencari nilai dan bukan pencarian ilmu. Aku sibuk dengan dogma lama, duduk, dengar dan catat, itu juga kalo aku bawa catatan...selebihnya aku lebih senang berbicara dengan internet. Aku juga kerap meminjam tugas-tugas semester lalu dari rekan sejawatku. Harapannya, aku bisa dapat gambaran dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Kenyataannya, aku menjadi sangat bergantung pada contoh-contoh tersebut, aku memilih memasung imajinasi dan kreativitasku.

Aku juga senang jalan-jalan mengagumi keindahan negeri seberang ini. Kalo hasilnya bagus, aku gemar memamerkannya kepada rekan-rekanku. Berharap ada sebuah kata pujian akan kesuksesan. Aku bahkan kerap menabung uang demi bisa berkeliling banyak negara. Aku punya beribu dalih, kapan lagi bisa begini? Aku kerap alpa, bahwa tugasku hakikiku adalah belajar, belajar dan belajar - yang kemudian aku ganti dengan bekerja, bekerja dan bekerja. Aku lupa bahwa teman setiaku seharusnya buku, diskusi akademik dan perpustakaan. Alih-alih, teman setiaku saat ini adalah ambisi, pragmatisme dan apologi.

Langkahku di negeri seberang ini tinggal hitungan bulan saja, sulit bagiku menyadari semuanya. Terlambat bagiku mengubah sesuatu. Maaf karena mengecewakanmu. Dulu aku sempat berpikir, kenapa anak bangsa tak kunjung maju, sementara banyak orang terpilih yang bisa berangkat menimba ilmu ke negeri seberang? Sebagian jawaban pertanyaan itu sudah kudapatkan sekarang. Karena mungkin banyak orang-orang seperti aku - salah asuhan - di mana-mana.
Dirgahayu Republik Indonesia. Bangunlah badannya bangunlah Jiwanya....untuk Indonesia Raya!

Tuesday, August 14, 2007

Indoor Soccer

Sebuah sms masuk ke henponku seminggu lalu. "Tot, mau ikutan kompetisi Indoor Soccer, gak?", pengirimnya mas Imam, mahasiswa PhD Buseco. Tak perlu berpikir panjang, aku langsung jawab, "Mau, mas.., kapan mainnya"?, tak lama kemudian mas Imam menjawab, "Tiap Kamis siang, sampai week 10 kuliah, kita berada di divisi II", tulisnya. Wah, berarti mainnya serius nih, batinku, padahal setelah tiba di Oz dari liburan, aku sudah 3 minggu tidak latihan. Untungnya, kemarin pas di Jakarta sempat main futsal 2 kali di Kuningan, minimal fisik dan sentuhan masih terjaga lah.

Satu hari sebelum pertandingan, mas Imam mengirim email ke aku. Isinya tentang jadwal pertandingan timku. Kami ada di divisi II dalam ajang Indoor Soccer League Monash Caulfield. Total ada 8 tim di sana. Masing-masing tim akan saling bertemu untuk menentukan 4 tim teratas. Kemudian 4 tim teratas secara silang akan bertemu di babak semi final, untuk memperebutkan tiket ke babak final, sekaligus promosi ke divisi I. Oya, nama timnya JB - kependekan dari Jakarta-Bangkok. Dinamakan seperti itu, karena tim ini sebenarnya bentukan mahasiswanya mas Imam di Monash, yang kebetulan mayoritas terdiri dari anak Thailand dan Indonesia. Jadi, bisa dibilang aku pemain cabutan lah, hehehe.

Tiba saatnya hari pertandingan. Kami main di jam pertama. Lama pertandingan indoor soccer adalah 15 menit untuk 2 babak dengan jumlah pemain 5 orang termasuk kiper. Jujur saja, ada perasaan grogi juga. Maklum ini pertandingan kompetitif pertamaku setelah lebih dari 10 tahun (terakhir waktu ikut Liga Smanda zaman SMA dulu, di mana selama tiga tahun, aku dan timku selalu maju ke babak final tiga kali, dengan rekor selalu kalah di final..:p).

Sebelumnya, aku kenalan dengan beberapa rekan setim dari Thailand-yang beberapa nama panggilannya satu huruf (P, T dan B) - jadi ingat cerita istriku waktu di Singapura yang bilang kalo teman2 Thai-nya juga punya nama panggilan satu huruf saja..:p Selanjutnya tiba saatnya untuk pemanasan dan menyusun strategi permainan. T, mengusulkan untuk memakai taktik 2-2, alias 2 bek dan 2 pemain tengah. Tapi, berdasar pengalamanku waktu main futsal kemarin di Jakarta, taktik 1-3 alias 1 bek dan 3 pemain tengah, cukup agresif dan efisien untuk meraih kemenangan. Walhasil kami main dengan taktik 1-3. Lawan yang dihadapi hari itu adalah Asianroos 2.0, yang mayoritas diperkuat anak2 Cina. Pertandingan dimulai, aku memilih untuk jadi pemain pengganti, biar bisa mengamati pertandingan terlebih dahulu^^

Baru memasuki menit ke 5, kami sudah unggul 2-0. Kami bermain agresif dan cepat dan itu cukup efektif untuk membuat permainan lawan tak berkembang. Konsekuensinya, stamina dan nafas jadi cepat terkuras, tak heran beberapa rekanku dengan cepat sudah merasa kecapekan. Menit ke 8 aku masuk, menempati sisi kanan lapangan tengah. Permukaan permainan yang sedikit licin menjadi kendala bagiku, butuh waktu adaptasi lagi untuk mengontrol bola. Memasuki menit 11, lewat serangan dari sisi kanan aku berhasil melewati 1 bek lawan, masuk ke kotak penalti dan langsung melepaskan tembakan - sayangnya sedikit meleset, sehingga bola bergulir perlahan saja, untungnya bola sempat memantul sedikit ke kaki temanku yang berada di depan gawang, bola berbelok arah dan masuk ke gawang, the keeper had no chance. GOLL!

Babak kedua. Aku memulai dari bangku cadangan lagi, masih mengatur nafas. Baru menit ke 6 aku masuk. Kali ini permainan lebih terbuka jadi aku bisa punya waktu untuk mengontrol permainan. Menit ke 10, kami mendapat tendangan ke dalam. Aku yang berada di sisi kanan, berlari menyambut bola ke sisi kiri lapangan, pas sekali temanku langsung mengoper bola. Dengan tenang bola aku kontrol, ternyata tidak ada yang mengawalku, bola aku giring ke dalam kotak penalti, sedikit melihat arah gawang, dengan penuh perhitungan, bola aku tendang dengan deras ke sudut kiri penjaga gawang - yang bereaksi lambat menahan tendanganku. GOLL. Skor akhir 5-1 buat tim kami. Dan aku berhasil mencetak 2 gol. Hmm..debut yang lumayan. Masih banyak yang perlu diperbaiki dari tim kami, salah satunya stamina dan koordinasi antar lini. Namun demikian, kami punya bekal bagus mengahadapi pertandingan kedua nanti. Cheers!

Monday, August 13, 2007

Doa untuk Gilang

Hampir seminggu sudah, adikku Gilang, terbaring di rumah sakit. Kecelakaan motor sepulang ia bersekolah, menjadi penyebabnya. Ia mengalami trauma di kepala cukup parah, yang membuat ia sempat tak sadarkan diri selama 2 hari. Alhamdulillah, hasil CT-scan memastikan bahwa ia tidak mengalami pendarahan di otak, sehingga tidak diperlukan proses operasi lebih lanjut. Namun demikian, ingatannya belum sepenuhnya pulih. Ia masih kerap nyanyi-nyanyi tidak karuan, salah satunya lagu 'Hari Kemerdekaan' - mungkin untuk menunjukkan seberapa patriotiknya dia terhadap bangsanya. Lain dari itu, ia kerap marah-marah sendiri - terutama terhadap mbak Okie dan Bapak - yang notabene keduanya memang musuh bebuyutan Gilang.

Dalam kondisi jauh dari rumah, tentu bukan hal yang mudah bagiku untuk membantu meringankan beban keluargaku. Tapi aku berusaha keras menghibur dan menguatkan hati keluarga, terutama Bapak dan Ibu, karena bagaimanapun juga, musibah merupakan bagian dari perjalanan hidup, jadi harus kita hadapi dengan lapang dada. "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan", janji Allah di surat Al-Insyirah. Untuk itu kami harus selalu optimis dan sabar dalam menghadapi ini semua. Cepat sembuh Gilang, biar kelak kita bisa bercanda tawa kembali.

Sunday, August 05, 2007

Kopi Darat

Agenda kepulanganku kemarin ke Jakarta salah satunya adalah bergabung di ajang kopi darat komunitas Hattrick Indonesia. Komunitas ini awalnya terbentuk di dunia maya via sebuah game simulasi sepakbola bernama hattrick. Keakraban yang terjalin, akhirnya coba kami lanjutkan di pula dunia nyata. Secara kebetulan, gelaran piala Asia sedang berlangsung di Jakarta sehingga tak heran jika ada beberapa manajer dari luar Jakarta juga ikutan bergabung (antara lain dari Singapura, Yogya dan Bandung). Acaranya terbilang sangat sukses, karena peserta yang datang cukup banyak plus kami bisa makan dan ngobrol sepuasnya di restoran enak di kawasan Plaza Semanggi. Tambahan lagi, acara kumpul2 ini ternyata juga diliput oleh Bolavaganza yang kemudian menampilkannya secara khusus di rubrik komunitas BV di edisi 70 bulan Agustus ini. Dan ehem...secara kebetulan fotoku juga nampang di situ. Lumayan buat dipajang guna mengusir nyamuk di rumah^^.