Wednesday, August 30, 2006

Daripada...

Daripada pusing mikirin tugas,
daripada BT dg kemalasan diri sendiri,
daripada sedih timnas Indonesia kalah di Merdeka Games,
daripada bersungut-sungut gak bisa lihat EPL di layar kaca,
Lebih baik lihat aksi2 si Thiery 'Oong' Henry via video tepat di-bawah shoutbox blog-ku ini.
Aksi Oong keren abiss (apalagi kalo pas pake kostum Arsenal yang maroon), musiknya juga keren dan pas banget ama aksi2 Raja Arsenal tsb.
Enjoyy!!

Monday, August 28, 2006

Dari Mt. Bromo ke Mt. Buller

Sebuah perjalanan yang mengesankan, siapa sangka perjalanan dari Mt. Bromo berlanjut sampai ke Mt. Buller? Masa depan memang penuh dengan kejutan.
***
Kunjungan ke Mt. Bromo (gunung Bromo), alkisah dilakukan dalam rangka reuni dan syukuran para asisten PPA (Pusat Pengembangan Akuntansi) UGM generasi 1999-2001. Waktu itu, udara dingin Bromo sangat terasa menggigit tulang, namun itu semua dapat tertahankan, karena keindahan Bromo memang sangat mempesona.
Ada kejadian lucu waktu itu. Alih2 ingin menyaksikan mentari terbit di ufuk timur, 'hajat pagi'-ku tiba2 muncul. Malangnya, antrian di toilet lumayan panjang, membuatku harus menunggu lumayan lama. Karena kelamaan ngantri si mentari telah terlanjur terbit di ufuk timur dengan jayanya. Huhuhuhu....kelewatan jadinya.
Photobucket - Video and Image Hosting
Dikelilingi para asisten 'edun' PPA, tebak aku yg mana?
thx bt suaminya mbak Tari yg ngambil foto legendaris ini..:p

Yang ini foto di Mt. Buller, kira2 4 jam perjalanan dari Melben. Salah satu tempat di Oz yang ada saljunya (di sini walopun 4 musim, saljunya nihil). Di Mt. Buller, lumayan asyik buat jalan2 dan bermain salju, sayangnya karena gak bisa ski dan snowboarding, aku cuma main toboggan aja (yang diperuntukkan buat anak2 kecil doang sebenarnya, hihihi). Selain itu, yang penting nampang foto2 dong...jepret sana-sini (thx buat Yantul yg rela minjemin kameranya).
Photobucket - Video and Image Hosting
Diantara para turis yg main ski dan naik chair-lift. Cuaca gak dingin2 amat, krn mentari bersinar terang,
pdhal udah berkostum lengkap tuhh..:p

Friday, August 18, 2006

"Terlalu semangat sih.."

Jadi ingat cerita temen2ku dulu yang mau berangkat ke Bali via kereta Yogya-Surabaya, konon kabarnya, mereka menyetop kereta di tengah jalan, karena mereka sudah ketinggalan kereta....
***
Sebuah KA tujuan Solo segera akan berangkat dariStasiun Gambir. Ketika kereta sudah mulai berjalan,tiba-tiba ada 3 orang berlarian mengejar KA tersebut.Namun karena KA sudah mulai cepat berjalan, hanya 2orang yang dapat naik ke KA tersebut, sedangkan orangke 3 tertinggal.

Anehnya, orang ke 3 itu malah tertawa kerasterpingkal-pingkal sampai jatuh duduk.

Seorang petugas Stasiun yang dari tadi memperhatikanlalu bertanya : " Mas, ketinggalan kereta kok malahketawa ? "Orang itu menjawab : "

Bukan begitu, sebenarnya yang harus ke Solo itu Saya, teman saya yang naik kereta itu cuma mengantar saya ke stasiun."
----------------------------------
Met Wiken buat semua!!!

Wednesday, August 16, 2006

Masih (Selalu) Merah Putih

.......Tanah airku tidak kulupakan, kan terkenang selama hidupku,
Biarpun Saya, pergi jauh tidak kan hilang dari kalbu, tanahku yang kucintai......engkau kuhargai. (Tanah Airku-Ibu Soed).
***
Cerita negatif selalu mewarnai pemberitaan tentang bangsaku. Jika tidak negatif, pemberitaannya tentu seputar kesedihan anak2 bangsa yang ditimpa bencana alam. Lalu, seperti tak mau kalah dengan trend dunia secara keseluruhan, negeriku juga kerap dilanda ledakan bom dan terorisme. Anak2 bangsa juga kerap bertikai atas nama kepentingan sekelompok golongan yang ingin memerdekakan diri. Hasilnya sudah bisa ditebak, rakyat kecil yang jadi korban, ceceran darah mereka terus menggenang.

Nilai2 dasar bangsa yang dulu gemar gotong royong, musyawarah untuk mufakat, kemanusiaan yang adil dan beradab serta keadilan sosial telah tererosi oleh nilai2 pragmatisme, individualisme dan materialisme. Pranata2 sosial dan kepantasan umum yang biasa berlaku telah berganti dengan gaya barat yang permisif, hedonis dan asosial. Bisa dibilang bangsa kita krisis identitas dan nilai.

Keprihatinan kita tidak berhenti di situ saja. Di bidang ekonomi, eksplorasi mineral yang tdk memperhatikan lingkungan, memakan banyak korban. Penggundulan dan kebakaran hutan, banjir dan tanah longsor hingga 'Lula' (lumpur Lapindo) yang membuat Sidoarjo menjadi 'the truly Kuala Lumpur'. Pendidikan kita juga setali tiga uang, bopeng di-sana sini. Gedung sekolah ambruk, biaya sekolah membumbung tinggi, gaji guru yang minim sampai kegagalan anak didik di UN yang sebenarnya hanya mensyaratkan nilai minimal 4 untuk lulus!
***
Ironi di atas, akan tetapi, bukanlah sebuah cerita yang harus terus diratapi. Keprihatinan tersebut bukanlah sebuah tembok tinggi yang lantas menghambat jalan kita. Kita masih punya harapan! Harapan akan masa depan yang lebih baik. Harapan akan kepemimpinan Indonesia yang lebih bertanggung jawab dan memikirkan kepentingan rakyat banyak. Harapan itu terbentang dari sudut barat Aceh hingga pelosok timur Papua, dari mata hati dan nurani rakyat yang terdalam.

Harapan itu ada dipundak kita semua. Generasi yang mengalami manisnya perputaran roda modernisasi dan reformasi hingga getirnya krisis ekonomi dan rentetan bencana. Saatnya untuk kita menapak maju dan mengambil peran. Tidak perlu peran yang menyilaukan, peran kecil yag positif dan konsisten, sudahlah cukup untuk membawa bangsa kita menuju ke arah yang lebih baik. Mungkin kita bisa terinspirasi dari sosok Irvin Museng, yang kini sedang menimba ilmu di Ajax Amsterdam, atau tim TOFI yang mengharumkan nama bangsa di ajang fisika dunia, atau mungkin Anggun yang terus berkibar di dunia tarik suara Eropa. Siapa tahu kita bisa berbuat sesuatu kepada bangsa seperti mereka.

61 tahun negeriku. Aku masih (selalu) merah putih, masih tetap memendam hasrat untuk kemajuan negeri dan anak bangsa. Dirgahayu Republikku tercinta!

Saturday, August 12, 2006

Catatan Liburan (2): Kesan2 KL

Edisi kedua dari perjalanan liburan ke negeri jiran. Berpetualang bermodal nekat dan keberuntungan bersama istri.
***
Berikut beberapa tempat yang aku kunjungi di negeri jiran Malaysia.
1) Chinatown (Jalan Petaling)
Biasa aja lah, kampung Cina gitu, jelas banyak orang Cinanya. Banyak lapak2 kayak di-Glodok gitu, juga banyak warung2 tenda yang menjual makanan2. Di sekitar sini kami menginap untuk sementara waktu, menunggu fajar menyingsing (kayaknya itu hotel esek2 deh..:p).

Photobucket - Video and Image Hosting

2) Masjid Jamik
Menaiki LRT dari Chinatown, kami turun di St. Masjid Jamik untuk lanjut ke KLCC. Sekalian lewat, kami mengunjungi salah satu Masjid tua di KL ini. Foto2 bentar, terus cabut deh ke KLCC.

3) Golden Triangle
a. Surya KLCC + Petronas Twin Tower
Surya KLCC tuh sebenarnya sebuah mall yang nyambung dengan Petronas Twin Tower. Di bagian depan nyambung ke Petronas, bagian belakang nyambung ke taman2 yang luas. Pas malam minggu, suasananya ramai sekali dengan muda mudi yang berpacaran. Di Surya KLCC ini banyak banget turis2 Arab keluyuran sambil kalap berbelanja. Juga ada 2 orang turis dari Indonesia yang hilir mudik di sini, sekedar cari AC atau cari makan. Hehhe.

b. KL Tower dan Malaysia Tourism Center (MTC)
KL tower tuh mirip tower TVRI di Senayan, jadi gak ada yang istimewa. Sementara di Malaysia Tourism Center, waktu itu lagi ada festival makanan, jadi sempat nyicip2 masakan khas negara2 bagian Malaysia, termasuk durian...wuihh..lezaatttnyeee...:p. Oya, akhirnya aku tinggal di hotel sekitaran MTC, dengan view yang pas menghadap ke Petronas Tower, kalo gak salah nama hotelnya Renaissance hotel.

Photobucket - Video and Image Hosting Photobucket - Video and Image Hosting

4) Putrajaya
1 Jam perjalanan dari KL. Kami naik bus jurusan 68 dari mall Maedeen (baca Mayidin). Modal nekat dan tanya sana sini aja. Harga tiket pulang pergi total 8 Ringgit per-orang (mau pingsan aku, saking murahnya tikett...:p). Banyak yang bisa dilihat di Putrajaya. Terutama bangunan2nnya. Benar2 kota baru deh, sebagai usaha mereka memisahkan pusat pemerintahan dengan pusat perekonomian.

Photobucket - Video and Image Hosting Photobucket - Video and Image Hosting

5) Genting Highland
Selepas dari Putrajaya, aku langsung ngacir ke Genting. Bermodal pengetahuan dari internet, LRT jadi transportasi utama menuju stasiun terdekat ke Genting (namanya Gombak/Putra). Dari sana kami naik shuttle bus dengan waktu tempuh 1 jam menuju Genting. Sampai di-sana ramenya minta ampun (waktu itu hari Minggu). Intinya sih di sana tuh tempat orang main judi (kasino), tapi dilengkapi dengan banyak tempat hiburan (di sini kami sempat ke Ripley Believe it or Not dan Snow World).

Photobucket - Video and Image Hosting Photobucket - Video and Image Hosting

Kesan Pesan:
-Persis seperti Singapura, mereka bisa menjual pariwisatanya. Objek2 yang ada hanyalah buatan belaka, tapi itu semua mampu menyedot banyak wisatawan (terutama orang2 Arab boww)
- Keramahan warganya, masih sulit untuk dilupakan. Tadinya kami khawatir, karena mendengar orang Malaysia kurang respek terhadap orang Indonesia. Tapi bayangan tersebut sirna begitu saja.
- MurMer (Murah Meriahh...!!)
- Dengan transportasi umum, semua objek wisata di Malaysia, bisa kami gapai. Itu menandakan bahwa sistem transportasi mereka sudah cukup bagus. Intinya, PD aja lagii...^_^

Wednesday, August 09, 2006

-MYOB-

Mind your own business aka urus sono urusan elo sendiri!!
***
1) Kenapa sih sibuk ngurusin urusan orang? gak ada kerjaan po?
2) Gue bukan anak kecil lagi, jadi gak butuh caveat2 yang bisa gua temui di text book.
3) Setiap orang gak bisa disamain, elo begini, gua begitu, so what gitu loch?
4) Kenapa sih orang di-dunia ini gak mencoba hidup damai dengan berdampingan? gak perlu sibuk ngurusin sesuatu yang bukan urusannya dan tidak pula mengganggu kepentingannya?
5) Sudah banyak kebencian di-dunia, lebih baik bergandeng tangan daripada menghunus pedang
6) MYOB aja deh...

Wednesday, August 02, 2006

Catatan Liburan: Di Bawah Langit Spore

Catatan liburan yang tertunda. Impian untuk berada di bawah langit peradaban yang berbeda ternyata meluas. Kali ini aku berada di bawah langit Singapura.
***
Setelah menempuh perjalanan selama 7 jam dari Melben, akhirnya pesawat Austria Air yang aku tumpangi mendarat di Changi Airport. Senang sekali rasanya. Setelah dijemput istri tercinta, aku melanjutkan perjalanan ke apartemen istri dengan taksi. Kesan selama perjalanan singkat dari bandara ke apartemen tujuan adalah fakta lancarnya lalu lintas di Spore, di mana jalanan tolnya benar2 bebas hambatan dan pastinya gratis. Oya, sepanjang perjalanan tsb, aku juga melihat banyaknya gedung-gedung tinggi yang berjejer dengan meriah, menunjukkan siasat pemerintah Spore guna mengatasi keterbatasan lahan. Jadi gedung2 yang menjulang tinggi itu tidak melulu berupa perkantoran, tetapi juga banyak perumahan2.

Bicara mengenai gedung-gedung dan bangunan, hal menarik yang aku temui selanjutnya adalah begitu banyaknya bangunan mall di-negeri ini. Tidak hanya terpusat di kawasan Orchard, mall-mall mewah dan besar juga tersebar di-hampir semua sudut kawasan Spore, hal yang sangat jarang aku temui di Melben (paling2 adanya Myers and Coles doang). Mall2 tersebut kelihatannya niat banget dibangun oleh pemerintah setempat, ini bisa dilihat dari banyaknya mall-mall yang terhubung satu sama lain (kayak Suntec City Mall yang terhubung dengan Raffles Mall). Tambahan lagi, mall2 tersebut biasanya dapat dicapai dengan fasilitas transportasi umum (MRT), dengan kata lain, di-setiap mall2 tersebut pasti ada atau berdekatan dengan stasiun MRT. Bener2 negeri mall deh.

Nyinggung2 soal transportasi di Spore, pasti gak bisa lepas dari yang namanya MRT atau Mass Rapid Transport, yaitu sistem transport berupa kereta api cepat yang menghubungkan wilayah2 di-Spore. Awalnya sih aku gak terlalu percaya ama gembar-gembor tentang canggihnya MRT sini, karena menurutku sistem di Melben juga gak kalah canggih. Ternyata? buihh....MRT vs Connex Melben (plus Metlink sistemnya kalo perlu, yang mencakup tram dan bus), jauh kebedukkk. Alias MRT Spore jauh lebih canggih. Mulai dari kereta-nya yang lebih bagus (Connex Melben hampir mirip gerbong2 kereta di Indonesia gitu deh), ticketing system yang lebih fleksible dan simpel-di mana MRT memakai sistem biaya per jarak tempuh, sementara Metlink memakai sistem jam2an (waktu). Selain itu tiketnya MRT juga multifungsi di mana kita tetap memakai 1 kartu yang bisa diisi kembali sekaligus juga bisa berfungsi sebagai alat pembayaran di-beberapa outlet tertentu (spt McD misalnya). Fasilitas stasiun keretanya juga lebih canggih dan 'mewah', bahkan susunan rel-nya bisa 3 tingkat untuk beberapa stasiun interchange. Singkatnya, sistem transportasi di Spore lebih canggih dan teratur dibandingkan sistem transportasi di Melben. Gak heran, beberapa waktu lalu ada usulan untuk mereformasi sistem transportasi di Melben yang dituding sebagai salah satu faktor gagalnya Melben meraih gelar 'the most liveable city in the world'.

Balik ke cerita liburan. Di Spore, aku puas diajak muter2 mengunjungi tempat2 wisata yang menarik. Tempat pertama yang aku kunjungi ada Pulau Sentosa. Pulau kecil di selatan Spore ini memang sengaja disulap menjadi sebuah kawasan wisata guna menyedot para wisatawan. Perjalanan ke pulau ini bisa ditempuh via MRT, sehingga memudahkan semua orang untuk mengunjunginya. Di Sentosa ada banyak tempat menarik yang bisa dikunjungi, antara lain Merlion (patung singa raksasa lambang negara Spore), Carlsberg tower (kita bisa melihat Spore dari kejauhan dan pemandangan Sentosa) , Images of Singapore (di-sini kita bisa melihat perjalanan sejarah Spore, ditunjang dengan kecanggihan teknologi cerita sejarah Spore jadi menarik untuk disimak), Fort Siloso (benteng peninggalan Inggris, tapi sayang aku gak sempat mengunjunginya) dan Magical Fountain Show (setiap hari pertunjukannya ada, mulai pukul 8 mlm).

Photobucket - Video and Image Hosting Photobucket - Video and Image Hosting
Di depan Images of Singapore (kiri)-Di bawah patung Merlion raksasa (kanan)

Tempat selanjutnya adalah Night Safari. Ide tempat wisata ini sih simpel saja, mengajak kita melihat kehidupan binatang di waktu malam. Pengunjungnya seabrek2 minta ampun (termasuk para bule2 geblek). Padahal kalo mau jujur, koleksi binatangnya tidak terlalu banyak dan biasa saja. Namun pengalaman berkeliling 'hutan' dan melihat binatang2 di waktu malam dengan menaiki tram, menjadikan tempat ini sebuah kawasan yang spesial. Selain menaiki trem, kita bisa juga memilih untuk berjalan kaki dan menyusuri trek di sekitar kawasan hutan tersebut, untuk secara langsung mengamati binatang2 yang ada. Jadi kalo ke-sini, kostumnya haruslah kostum tracking bukannya kostum ke mall, seperti beberapa pengunjung yang aku temui, hehehe. Ke hutan kok pake kostum hip-hop bling-bling...:p

Photobucket - Video and Image Hosting
Jane and Tarzan berpose bersama di Night Safari

Riverside Point dan Clark Quay adalah tempat yang aku tuju kemudian. Kedua tempat ini letaknya relatif berdekatan dan dipisahkan oleh Singapore river. Kedua tempat ini menawarkan tempat2 makan dan kongkow2 yang menyenangkan, karena sambil menyantap makanan kita bisa menikmati temaram lampu kota dan suasana Singapore river lengkap dengan boat2 nya yang lalu lalang. Mengunjungi tempat ini jelas mengingatkanku akan keberadaan Yarra River dan Docklands di Melben. Perbandingan ini menunjukkan bahwa sungai-pun jika dikelola dengan bijak dan cerdas, bisa menjadi sebuah aset wisata yang berharga.

Photobucket - Video and Image Hosting Photobucket - Video and Image Hosting
Di jembatan Riverside Point (kiri)-Di jembatan Spore River dkt Fullerton Hotel (kanan)

Menyusuri Singapore River akan mengantarkan aku ke patung Mother Lion (yang sering ditayangkan di tivi2 itu loo..). Disebut Mother Lion, karena patung singa-nya ini relatif jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan patung raksasa Merlion di Pulau Sentosa. Lagi2 pemandangan sudut kota dan Mother Lion-nya begitu luar biasa. Suasananya benar2 terasa mengasyikkan karena lokasi patung tersebut ada di-tepi pantai. Tiupan angin pantai dan percikan air mancur dari Mother Lion menambah romantis suasana kunjungan (halahh...:p).

Photobucket - Video and Image Hosting
Tumben2 hasil jepretan di mlm hari hasilnya bagus, biasanya sih gelepp..

Beberapa tempat lainnya yang aku kunjungi adalah Chinese Garden dan Lakeside, kedua tempat ini relatif dekat dengan lokasi apartemen istri di kawasan Jurong East. Tempatnya indah dan ditata dengan baik, namun masih kurang dieksploitasi dengan baik. Di Chinese Garden ini terdapat meuseum kura2 di mana kita bisa melihat ribuan koleksi kura2 hidup, termasuk kura2 berkepala 2. Masih banyak sebenarnya, tempat2 lain yang menarik untuk dikunjungi dan relatif mudah untuk dicapai, namun karena istriku ngantor di weekday dan aku males untuk jalan2 sendirian, jadinya cuma ngubek2 mall atau memilih bermalas2an di rumah, hehehe. Tapi tetap aja senang, karena bisa melihat dan belajar banyak hal dari negeri Singa ini. Lain waktu dan kesempatan, nanti cerita2 lagi.

Tuesday, August 01, 2006

Semester 2

Sempet libur nge-blog beberapa saat, sekarang saatnya buat sedikit bercerita. Cerita dimulai dengan kisah perkuliahan semester 2, hohohoh.
***
Setelah shopping mata kuliah selama seminggu, akhirnya di-minggu ketiga perkuliahan ini, aku sudah memutuskan mata kuliah apa aja yang akan diambil. Ada perbedaan yang sangat mencolok antara kuliah semester 1 dan semester 2. Di semester 1, genre yang aku anut adalah kuliah2 finance yang sangat praktikal, bombastis dan kadang sedikit fancy, di semester 2 ini genre yang aku pakai adalah theoritical and research based. Mata kuliahnya seharusnya seru, tapi gak tahu kenapa dosen yang ngajar alirannya memang aliran teoritis dan senang mendiskusikan research paper dibandingkan membedah praktik-praktik di-dunia akuntansi yang nyata.

Aku sih berpikir positif saja, mungkin ini saatnya aku untuk kecebur ke dunia riset dan teori2 ngawang2, setelah sebelumnya duduk nyaman di zona 'praktisi'. Lagian, kombinasi antara pengalaman di dunia praktik dan bacaan soal temuan-temuan riset terbaru akan membuat aku lebih 'bijak' dalam memandang fenomena dunia akuntansi dan bisnis. Satu yang pasti, semester 2 ini terasa lebih berbeda aja. Aku serasa menaiki rakit di sungai yang mengalir tenang, dibandingkan semester lalu yang serasa menaiki sebuah ban terapung di tengah gelombang laut yang ganas. Tapi, prinsip kewaspadaan juga tetap dijaga, siapa tahu saja di balik sungai yang mengalir tenang itu tersembunyi pusaran air yang besar atau mungkin juram yang dalam. Bottom line-nya adalah terus berdoa, bekerja dan berusaha.

Mata kuliah yang diambil semester ini adalah Advanced Management Accounting, Advanced Auditing and Professional Practice, Financial Reporting Issues dan Instiutional Assets and Liabilities Management. Kuliah yang terakhir sama sekali bukan mata kuliah akuntansi, tetapi lebih kepada risk management di bank. Aku ambil mata kuliah itu, karena aku sangat awam sama bank dan sejenisnya. Soalnya siapa tahu nanti aku diminta jadi Komisaris bank, hehehe, jadi kan harus tahu seluk beluknya...:p. Advanced Auditing bicara banyak soal audit dari sisi temuan-temuan riset terbaru, sekaligus menguak fenomena2 audit supply and demand, audit quality, fraud, internal control, human judgement in auditing sampai ke industry specialist in audit. Financial reporting issues lebih fokus ke issue earning management di mana kita akan diberi sebuah project untuk mendesain model yang bisa digunakan untuk mendeteksi earning management. Advanced management accounting, lebih teoritis dan ngawang2. Yang bikin asik karena dosennya baik dan senang menabung, makanya aku ambil semester ini, heehhe.

Itu aja, detail cerita soal kuliahnya, nanti bakal aku tuangkan di blog terpisah, moga2 sempat bikinnya, soalnya kadang masih sering asik main Hattrick, hehehe. Oya satu lagi, untuk kuliah yang audit, aku diminta presentasi paper punya dosen-ku yang pernah ia presentasikan di konferensi American Accountant Association tahun lalu. Hehheh, bangga juga sih diminta gitu (padahal dipilihnya random..:p), doain aku bisa mempresentasikan kembali model2 risetnya dengan baik. Ayo...ayo teman2, kuliah lagi, biar tambah pintar bangsa kita..:D.