Seorang teman di-milis menulis email yang menguggah relung hati-ku, emailnya sbb:
----------------------------------------------------------------
.....................Dulu cita-cita saya pengin menjadi guru di SMA, namun ternyata untuk mendapatkan kesempatan wiyatabhakti saya susah karena tak punya koneksi. Tak apalah yang terpenting sekarang masih menjadi guru yang digaji negara hitung-hitung beramal untuk mencerdaskan anak bangsa. Biar susah asal berkah. Ah.... apa yang kita punya sekarang ini cuma titipan kok kenapa juga pada silau sih? Kalau tiba2 apa yang kita punya (jabatan, rumah, istri, anak, dan embel-embel lain) diambil Allah SWT bagaimana?
-----------------------------------------------------------------
Seorang teman bertanya padaku di sebuah kesempatan chatting, Udah punya apa Tot? si A, B dan C udah punya X, Y dan Z tuhh..(hitungan materi tertentu). Dengan agak kaget aku jawab dengan sepenuh hati:..."aku belum (kalo tidak mau dibilang 'tidak') punya apa-apa kok, tapi Insya Allah aku punya ilmu yang kelak bisa aku bagi..". Hidup memang butuh materi, tapi itu bukan alasan untuk kemudian hidup demi hal tersebut. Seperti biasa, aku hanya mengikuti jalan hidup dan perjalanan hati. In my opinion, life is a journey not a race...therefore, the one of important thing in life is the process not the result/outcome. Seperti kata temanku di milis tersebut, apa yang susah payah kita kejar siang dan malam, banting tulang dan mati-matian diperjuangkan..tokh hanya titipan saja. Kelak kemudian hari semua akan berpulang kepada Allah, Dzat yang Maha Memiliki semuanya.
Jadi kalo kebetulan kita sedang susah, yah dianggap ujian saja...gak papa kalo kita susah, yang penting berkah...lebih bagus kalo kita kaya dan juga berkah memang, tapi kalo belum bisa mencapainya lebih baik yang pertama aja dulu. Ya udah, gitu aja...cuma pengin cerita itu aja...sekarang aku mau pulang, saatnya untuk menikmati a journey of life...lihat pertandingan sepakbola di TV...:p
No comments:
Post a Comment