Thursday, April 20, 2006

Cerita Rindu

Aku rindu untuk sekedar bercerita indahnya bunga mengembang kala musim gugur tiba
Aku rindu hanya untuk bertutur indahnya Yarra kala sore memeluk kota
Atau sekedar katakan padanya bahwa kerianganku tak berarti tanpa dirinya
Ingin kuungkap malam-malam sepiku yang tanpa keriuhan suaranya

Tahukah engkau wahai langit?
bahwa langkah2 kaki semakin gontai jika aku harus mengarungi mimpi tanpa ia disampingku?
Angin kota, bisakah kau ceritakan tentang perjuangnku di sini?
Bintang malam, bisakah kaubagi senyumku untuk lirih sepinya di sana?
Embun dingin, bisakah kau bawa pesan untuknya, agar ia terus bertahan dalam kerasnya badai?
Semburat mentari senja, mampukah kau sampaikan hangat pelukku untuknya?

Derai-derai keterpisahan ini mungkin tak segera berakhir, tapi bukan berarti akan selamanya.
Demi sebuah kisah yang akan tertulis indah,
Demi jejak-jejak langkah yang selalu dikenang rapi,
biarlah cerita rindu ini kita simpan bersama...hingga kelak tiba waktu untuk bersua.

*Diadaptasi dari "Lagu Rindu"-Kerispatih*
Caulfield, 11:06

3 comments:

Ira said...

perjuangan ini memang berat jendral!! walopun sambil nangis2 bombay yang penting survive...gak usah mikir hari yang tersisa, aku gak pernah lagi menghitung hari. hanya mencoba maju melewati sehari demi sehari. smoga kita bisa cepat ketemu :)

Rudyland said...

DAh mulai dingin belum bos, aku dah beli perlengkapan tempur kemarin di Mangga dua....
moga-moga aja cukup nendang

Intan Bayduri said...

Buat Rudy: Jangn lupa beli kompor atau teplok, buat dipeluk ;)
Kalo cuma jaket mah gak nendaaaaangg..