Monday, July 03, 2006

Orchard, Dago dan Malioboro

Tempat yang pertama kali dituju setelah Saya mendarat di negeri Singa ini, tidak lain dan tidak bukan adalah Orchard road. Di jalan ini banyak sekali tempat belanja, super mall, coffee shop, hotel, sampai gedung perkantoran yang membuat kita punya banyak pilihan untuk memuaskan kesenangan kita. Orchard sudah menjadi sebuah mantra bagi warga Singapore dan para turis pendatang yang ingin mendapatkan sensasi belanja, window shopping, strolling, sampai sekedar kongkow2 biasa.
***
Jika Orchard adalah jalan yang penuh mall plus segala pernak-perniknya, yang intinya kita bisa mendapatkan sensasi belanja dan cuci mata, maka jangan salahkan Saya jika lantas membandingkan jalan legendaris Singapore ini dengan jalan Dago (Bandung) dan jalan Malioboro (Yogya). Menurut saya, ketiganya memiliki kesamaan baik dari segi fungsi dan penataannya (yang sepakat tunjuk tangan..??). Bahkan menurut otak tempe saya, Dago dan Malioboro memiliki sentuhan kekhasan yang magical dibandingkan Orchard. Apa itu? nuansa tradisional yang tidak tergerus oleh modernitas mall2 dan pusat perbelanjaan yang ada. Di Dago, kita masih menjumpai orang jual jagung rebus asam manis plus rumah makan Sunda dengan alunan musik Supis (Sunda pisan..:p). Lebih2 lagi di Malioboro, di mana kita bisa menikmati ajlug2an naik delman (yangg ternyata Melbourne juga meniru gaya ini, makanya di sekitaran Elizabeth & Bourke St. ada kereta kuda mirip delman, cuma kudanya memang segede2 gajah, dibanding kuda jawa yang kurus kurang makan), plus lesehan "mahal"-nya. Di Dago malahan, kita bisa mendapatkan barang2 kualitas oke+orisinil produksi dalam negeri, sementara di Maliboro, kita bisa mendapatkan barang2 etnik yang cute dan berkualitas tinggi. Maka sudah sepantasnya kita juga bangga bahwa kita pernah pergi ke Dago dan Malioboro yang notabene kurang lebih sama sensasinya dengan tempat wisata belanja legendaris bernama Orchard road. Kalo ada perbedaan, paling hanya beda tipis, karena Dago dan Malioboro di negeri Nusantara, sementara Orchard ada di negeri Singa galak.
***
Pesan dari cerita ini, dan juga banyak cerita lain2nya tentang Singapura adalah tentang seberapa pintar kita menjual barang dagangan. Seperti komentar ayah yang kaya di buku "Rich Dad Poor Dad" karya RT Kiyosaki, tentang Mc. Donald...
"Banyak orang di dunia ini, orang yang mampu membuat burger jauh lebih enak dari Mc. Donald, tetapi tidak ada orang di dunia ini yang mampu menjualnya lebih baik dari Mc. Donald."
Dalam konteks Orchard (dan juga Singapura), pemerintahnya mampu "menjajakan"pulau kecil dan nyempil ini menjadi sebuah kawasan punya magnet luar biasa bagi warga seluruh dunia. Well, sambil menjinjing tas belanjaan, saya menggumam.."Duh senangnya, sambil berlibur Saya tetap bisa memetik pelajaran berharga.."
Salam jualan!

2 comments:

Ria said...

Kalo gw bilang itu soal "rasa". Rasa s'pore, rasa malioboro ato rasa dago. Seperti slogan salah satu warung steak (kalo gak salah): steak kaki lima rasa resto bintang lima, hehe..

ISTRI LUCU said...

hehehe orchad ye..
gw dulu paling sering wiken jalan kaki dari clemenceau ke orchad dan berhenti di little india..
buang sumpek ajah..:D
yang jelas tot barang2 disana suka menipu mata, kelihatannya murah bangedz tapi setelah dikursin hehehe nyesek bagedz..

hapi holiday