Monday, February 20, 2006

Izinkan Aku Untuk Gentar...



Waktu aku kuliah, aku pengen cepat-cepat kerja..
biar punya uang sendiri dan membanggakan keluarga, ucapku...
Waktu aku kerja, aku cepat bosan dengan kenyataan hari-hari yang standar
tak ada tantangan...gak ada karier, gak ada prospek, terlalu teknis atau supervisor yang reseh..
Aku ingin sekolah lagi...

Sang waktu pun membawaku ke kesempatan untuk menimba ilmu kembali..
tapi tiba-tiba aku gentarr..
menghadapi kenyataan di persaingan akademik yang multinasional dan multikultural
lebih sulit dari kuliah zaman dulu, karena sekarang dalam bahasa yang berbeda
dan juga strata yang beda..

Aku Gentar...
mundur selangkah dan sedikit menunduk..
aku kehilangan daya lontar dan hulu ledak semangat yang biasa aku andalkan
Ditambah kenyataan aku seperti berjuang sendirian di sini..
tanpa ayunan langkah pasti ke depan, tanpa topangan kenyataan asa yang nyata

Aku Gentar...
ketika harus berderap memasuki bangku kuliah lagi..
ketika aku harus mengarungi malam dalam diskusi-diskusi akademis
saat aku harus bergumul dengan ekstraksi keseriusan

Perlahan sangat pelan
Cahaya bulan masuk di sela-sela jendela kamarku..
memeluk tubuh kecilku dalam kehangatannya yang khas..
seolah berkata lirih...
Kuizinkan engkau untuk gentar.....TAPI..sekali ini saja..

Sejurus kemudian aku terbangun dari mimpi indah buaian negeri asing ini
sudah saatnya berdiri mencari jawaban kegelisahan jiwa
Akan aku telusuri jalan yang setapak ini ...
Semoga aku temukan jawaban-jawaban itu...

Saturday, February 18, 2006

Dasar Dodol..!!

Main Hattrick...dibantai...(ama Dodol FC)
Maint The Crims..gak ada kemajuan..
Masak, lupa matiin kompor: ayamnya gosong, pancinya rusak..
Beli barang kelontong, salah beli..mahal en gampang rusakk..
Jemur baju: gak kering-kering; gak ada panass..
Enakan juga tidurr...semoga besok hari tersenyum lebih ceriaa..

Caulfield 8.36PM

Did You Know?*

Masakan melayu cukup terkenal di Maladewa ternyata. Menurut seorang temanku yang berasal dari negara tersebut, menu bernama “Nasi Goreng” untuk fried rice dan “Bakmi Goreng” untuk fried noodle adalah menu yang sangat populer di sana. Kemungkinan besar menu tersebut dipopulerkan oleh para mahasiswa Maladewa yang banyak menuntut ilmu di Malaysia.

  • Tidak hanya di makanan, nama mata uang Maladewa, ternyata juga beda-beda tipis dengan mata uang Indonesia. Mata uang Maladewa adalah “Rufiah” hanya beda sedikit dengan “Rupiah”nya Indonesia.
  • Vietnam yang luasnya kurang lebih sama dengan pulau Sumatera di Indonesia dan memiliki populasi 80 juta orang, ternyata memiliki 62 Propinsi!! Bandingkan dengan Indonesia yang hanya memiliki 33. Jadi propinsi kita perlu ditambah tuh :p
  • Menghitung usia seseorang di Vietnam, ternyata bukan pengurangan antara tahun berjalan dengan tahun di mana seseorang dilahirkan. Menurut seorang rekanku yang berasal dari negara tersebut, umur seseorang juga harus memperhitungkan lama orang tersebut di dalam kandungan. Jadi jika aku lahir bulan April tahun 1980, maka usiaku di bulan April tahun 2006 adalah 26 tahun 9 bulan!!

*posting-an "Did You Know?" ini berisi tentang hal-hal kecil namun unik di seluk budaya bangsa yang ditemui olehku, akan di-upload Insya Allah setiap sabtu seminggu sekali.

Tuesday, February 07, 2006

Surat Untuk Sahabat

Untuk Sahabat-sahabatku, yang dalam gelap terang, tegak tertunduk, tertawa menangis, amarah gelak tawa, jauh dekat…………selalu memelukku dengan hangat…………

Image hosting by Photobucket



Image hosting by Photobucket

Melbourne, February 2006
To: Sahabatku di 16 Penjuru Mata Angin.

Dear Sahabat!
Di tengah desiran angin dingin kota Melbourne, tepat, di antara matahari yang beranjak pulang, aku tiba-tiba teringat akan keriuhan kalian. Sungguh, aku teringat akan “Kita” dan beragam perjalanan panjang yang selalu kita lalui bersama.
“Kita untuk selamanya”….”Semua waktu yang hilang…tapi bayangmu tetap”….itu kata Peter Pan saat menyanyikan cerita tentang “Sahabat”, sementara Sheila on 7 memilih syair…”Tapi teman lebih dari sekedar materi…..” dalam “Sahabat Sejati”…………tak mau kalah, Jikustik dalam “Aku dan Sahabatku” meyakini bahwa persahabatan “………tidak akan pernah layu, hanya aturan sang waktu……..”.

Jelas, aku tak sepandai mereka dalam membuat syair-syair nan indah, aku hanya ingin bilang bahwa kenangan yang pernah kita lalui adalah sebuah kenangan yang indah dan mengesankan. Persahabatan kita bukan karena materi atau kegilaan pada sebuah simbol tertentu. Persahabatan kita dibangun oleh banyak perbedaan yang dilengkapi dengan rasa pengertian dan saling menyayangi. Tak heran, begitu banyak gurat-gurat cerita indah yang terus terkenang di benakku.

Mungkin kalian masih ingat saat kita berbagi gelak tawa dalam kepusingan mengerjakan tugas-tugas kuliah di waktu lampau. Mungkin kalian masih ingat tentang hebohnya kita dalam kepanitiaan di kampus. Aku juga yakin kalian masih tentang obsesi dan mimpi kita untuk mewujudkan mimpi menyelenggarakan acara mahasiswa paling meriah dalam sejarah. Aku juga yakin kalian masih ingat saat kita makan nasi kucing di pinggiran kota Yogya. Atau sekedar bermalam bersama di tengah dingin Kaliurang dan Tawangwangu. Aku juga masih ingat saat kita berbagi kekhawatiran tentang masa depan dan dunia kerja. Kalian juga tidak akan lupa, saat kita sama-sama rapuh ditinggal orang-orang yang kita cintai dan mencintai kita. Sejuta ingatan-ingatan itu tiba-tiba menghangatkan aku di gigilan dingin cuaca kota. Satu lagi..aku juga tak kan pernah lupa bagaimana perjuangan “heroik” kalian untuk mengunjungi acara pernikahanku di Bandar Lampung tahun lalu, ITS PRICELESS…!!

Tapi kita sudah terpisah dalam ruang waktu. Terpisah dalam cita dan mimpi kehidupan yang telah dan akan dibangun.
Bagi kalian yang tengah mengarungi biduk perjalanan kehidupan rumah tangga, tak ada doa lain, selain agar kalian tegar dan kuat dalam mengarungi deburan gelombang yang pasang surut.
Bagi kalian yang terus dan terus mencari Sang Mentari Pagi, tak akan pernah aku berhenti berucap agar kalian segera menemukannya. Meminjam jargon teman baruku di sini…”Perfectionist waits forever” …….aku selalu memahami alasan kalian, karena kalian adalah para perfeksionis.
Bagi kalian yang terus mencari Bintang dari Surga, tak kenal lelah aku berharap agar kalian segera membawanya ke pelukan kalian. Terkadang, sang Bintang memang enggan untuk engkau gapai, tapi jika sampai waktunya, sebuah penantian panjang pun kelak akan membuatnya turun ke bumi menemui kalian.
Bagi kalian yang terus dan terus berjuang untuk mencari sebuah pengakuan hidup, aku akan selalu memberi dorongan tiada henti buat kalian.

Oh ya, Sahabat, supaya engkau juga merasakan kerinduan yang sama denganku, ini aku sertakan pula foto di mana kita pernah bersama. Tidak semua dari kalian ada di foto itu memang, tapi kalian-kalian yang tak termuat, akan selalu ada di hati dan benakku kok. Oh ya, itu kurang lebih 6 – 7 tahun yang lalu. Tidak terasa yah?

Terakhir,
Di mana rentang jalan dan pengalaman yang telah kita lalui bersama, terkadang aku ingin kalian juga berada di sini, merasakan pengalaman yang aku dapatkan. Jika kebersamaan di Yogya, Surabaya, Bali dan Lampung bisa juga disalin di Melbourne, wahh…kelak, benar-benar akan menjadi sebuah “Kisah Klasik Untuk Masa Depan” …

Salam hangat dari hati yang rindu akan keriuhan kalian,

gatots

Australia Day

Image hosting by Photobucket
Bemo udah jadi barang antik tuh....


Alasan Aussie Day
Kuliah di Aussie bukan berarti bahwa aku akan menghabiskan waktuku untuk melulu belajar dan belajar. Ada kalanya juga perlu untuk menjadi turis partikelir. Itulah yang aku lakukan pada tanggal 26 Januari 2006 yang lalu. Bagi bangsa Australia, tanggal 26 Januari diperingati sebagai Australia Day atau semacam hari kemerdekaan di Indonesia. Namun demikian, Australia tidak pernah mengenal hari kemerdekaan karena mereka bukanlah berasal dari bangsa yang lepas dari penjajahan. Lalu mengapa tanggal 26 Januari? Menurut sejarah, pada tanggal 26 Januari 1788, rombongan koloni pertama dari Inggris tiba di Australia. Rombongan tersebut terdiri dari 11 kapal dan membawa kurang lebih 1500 orang, setengahnya adalah convicts (narapidana).

Berangkat
Kembali ke perayaan Australia Day, seperti halnya hari kemerdekaan di negara lain, Australia Day adalah public holiday. Aku sudah bersiap-siap dari pagi untuk melihat perayaan ini di City. Sebagai tambahan, aku sebut di City, karena aku tinggal di sub-urban yaitu Clayton, kayak di Depok gitu deh, kira-kira 40 menit perjalanan dengan train. Berbeda dengan aku, rekan-rekanku yang lainnya tidak terlalu bersemangat untuk melihat perayaan tersebu, alasannya menurut ramalan cuaca, suhu di Melbourne akan mencapai 40-42 derajat celcius. Selain itu, karena public holiday, transport menuju City akan sedikit jarang dibandingkan dengan hari biasa. Pada akhirnya mereka akan kecewa, karena perayaannya seru dan heboh, kendati memang perkiraan cuaca benar, Melbourne panas luar biasa pada hari itu. But it’s worth to go to the celebration rather than staye at home.

Telat nyampenya Di Balaikota
Aku berangkat agak kesiangan, karena hari Rabu-nya habis bermain sepakbola bersama rekan-rekan student dari China. Aku berangkat dari rumah pukul 10.20. Baru dapat bus menuju Clayton Train Station pada pukul 11.00. Walhasil, aku baru sampai di City pukul 12 kurang. Ternyata, di pagi hari, ada semacam upacara di Balaikota (“Australia Day Flag Raising Ceremony”), lumayan rame kata temanku, yang kemudian dilanjutkan dengan acara karnaval kota (“Australia Day People’s March”) antara jam 11 – 12. Lumayan rame pesertanya. Selain warga Australia, juga ada warga asing yang tinggal di kota ini, seperti Arab, India, Srilanka, China, termasuk Indonesia. Karnaval selesai sekitar pukul 12.30, jadi aku masih kebagian nonton karnavalnya.

Kings Domain Garden
Setelah bergabung bareng beberapa rekan2 students Monash dan Melbourne Uni yang ketemu di sana, kami melanjutkan perjalanan menuju Kings Domain Garden. Di mana ada beberapa perayaan seru di sana yaitu: ‘Australia Day Picnic and Historic Vehicle Display” , “26 ers Birthday Cake Cutting”, sayangnya pas aku ke sana, acaranya sebagian belum di mulai, jadi akhirnya kita ubah haluan menuju Government House, yaitu tempat ngantornya Governor Victoria (tapi dia ini bukan Head of State, melainkan hanya perpanjangan tangan dari Governor General di tingkat National – yang kayak fungsi Gubernur di Indonesia itu disebut dengan Premier – lain waktu bakal diceritakan deh tentang system politik di Aussie). Governor house-nya benar2 classic dan classy deh. Lumayan seru juga mengelilinginya. Sayangnya, karena itu udah tengah hari, bertepatan dengan jadwal lunch, perut udah gak bisa diajak kompromi barang sebentar. Tapi, aku masih sempat menikmati es krim sambil duduk di taman government house sebelum akhirnya kita makan siang di Restoran Nelayan (Resto Indonesia) di dekat Bourke Street.

Waterfront City, Docklands
Selesai makan siang kurang lebih pukul 15.30, matahari lagi tinggi-tingginya tuh. Rasanya badan lemas dan haus terus, tapi tekad membara buat jalan2 lihat perayaan membuat tubuhku kembali segar dan bersemangat. Akhirnya diputuskan bahwa kita bakalan jalan ke Waterfront City, Docklands, tempat “The Melbourne International Dragon Boa Festival”, “Australian Offshore Powerboats” dan “Boating Victoria Motor Cruiser Rally”. Semuanya gratis buat kita nikmati. Di tengah terik mentari, kita akhirnya sampai di Docklands. Menurut teman seniorku dari Melbourne Uni, sebenarnya Docklands, yang terlihat seperti pelabuhan itu, tidak lain dan tidak bukan hanyalah pangkalan sungai belaka. Sungainya juga adalah Sungai Yarra yang memang sengaja dibendung untuk membikin “pelabuhan ala Melbourne”. Di Docklands ini konsep Waterfront City benar-benar diterapkan di mana selain “pelabuhan” juga didirikan berbagai restoran pinggir sungai, mall dan juga hotel.
Aku sangat menikmati Docklands, hingga waktu pukul 18.00 “memaksa” kami untuk pulang terlebih dahulu ke tempat temanku di Brunswick guna menunaikan shalat dan beristirahat barang sebentar, sebelum malamnya (pukul 21.15), melihat pesta kembang api di Federation Square.

Fireworks di Federation Square
Setelah berisitrahat sejenak di Brunswick, pukul 20.40, kami bergegas menuju Federation Square via Train. Sampai di Flinders Station (yang nota bene bersebrangan dengan Fe. Square), suasana malam sudah berubah menjadi hiruk pikuk dengan masyarakat Melbourne yang ingin menyaksikan “Fireworks Shows”. Setengah berlari kami langsung menuju Federation Square, namun menurut informasi dari orang2 di sana, pertunjukannya akan lebih bagus jika dilihat dari sudut Northbank-nya Yarra River. Tidak mau ambil risiko kehilangan momen, kami segera menuju Northbank yang memang telah penuh dengan orang-orang. Selang 2 menit setelah tiba di Northbank, suara gemuruh kembang api pun terdengar…wawww…kami tepat berada di bawah kembang api tersebut!! Suaranya keras dan memekakkan telinga, namun pemandangan kembang api itu sangatt indah dan “magical”…sayang buat dilewatkan. Pertunjukan tersebut terdiri dari 2 titik satu di Federation Square sebelah Utara dan satu lagi di sebelah Selatan. Saking dekatnya dengan kembang api, bubuk2 kembang api itu terasa jatuh di badan kami, wuuuiihh….tambah seru aja sensasinya…fireworks shows-nya berlansung kurang lebih selama 10 menit dan konon menghabiskan biaya 500,000 dollar Aussie atau setara dengan 3,5 milyar rupiah!!!

Menyusuri Yarra River di Waktu Malam
Selesai melihat fireworks shows, kami menikmati sebentar keindahan Sungai Yarra di waktu malam, yang mana di sungai tersebut banyak restaurant terapung, berwarna-warni lampunya, sambil berlalu lalang, sungguh pemandangan yang indah. Tidak lupa pula pengamen2 bule menarik perhatian pejalan kaki dengan lagu2 yang melanutkan jiwa. Juga ada street artist yang melukis jalur pedestrian dengan lukisan2 yang menarik…wooww..benar2 kayak di luar negeri, hehehe.

Crown & Total Fire Ban
Jam di tanganku menunjukkan pukul 22. Atas side salah seorang teman, kami berniat menuju Yarra Southbank tepatnya ke Crown, sebuah kasino di Melbourne yang berfungsi juga sebagai tempat hiburan dan wisata. Menurutku temanku, setiap 1 jam sekali di waktu malam, di sana ada penyalaan api di kalderon, hampir layaknya api di pembukaan pesta-pesta olah raga bangsa-bangsa.
Namun demikian, sampai dengan pukul 22.30, api tidak juga kunjung menyala, setelah kami tanyakan ke petugas sekuriti di sekitar Crown, ia mengatakan bahwa penyalaan api malam itu dilakukan karena ada “Total Fire Ban” dari Victoria Government. Ini dikarenakan suhu yang mencapai 40 derajat, sehingga dilarang menyalakan api di tempat terbuka sepanjang hari, untuk mencega terjadinya kebakaran.

Fireworks di Docklands dar Kejauhan
Dengan sedikit kecewa kami akhirnya beranjak pergi dan menuju kawasan Docklands, daerah di mana siang/sore tadi kami menyaksikan Dragon Boat Festival. Tujuan kami ke Docklands adalah menyaksikan pertunjukan kembang api yang kedua, yang menurut brosur acara, akan diselenggarakan pada pukul 23. Sayangnya saat kami dalam perjalanan, sekitar pukul 22.45, pesta kembang api sudah dimulai, akhirnya, kami hanya bisa melihat pesta kembang api di Docklands dari kejauhan saja, tepatnya dari Spencer Street Station. Hmmm….kalah keren sih dari yang di Federation square, tapi tak apa, yang penting, kami masih bisa menyaksikannya dari kejauhan…^_^


“Java Chip” Cofee
Petualangan kami di hari itu akhirnya ditutup dengan minum kopi di Starbuck dekat Elizabeth Street. Sambil menyeruput “Java Chip” kami menikmati keindahan Melbourne di waktu malam. Oya, harga segelas "Java Chip" Starbuck ukuran Medium, harga A$5.20. 1A$=7,000, itung aja sendiri harganya dibandingkan dengan harga di Indonesia, hehehe.

Pesta telah usai, banyak kesan yang didapat…aku jadi teringat 17 Agustusan di Indonesia…well, kita juga gak kalah serunya kok..mungkin perlu sedikit tambahan sentuhan di sana-sini, maka 17 Agustusan kita, gak kalah dengan Australia Day, hehehe..
See you next year!!

For my Aussie Day Photo:

http://pg.photos.yahoo.com/ph/gatot_soepriyanto/album?.dir=e281&.src=ph&store=&prodid=&.done=http%3a//photos.yahoo.com/ph//my_photos

Sunday, February 05, 2006

Titik Awal, Titik Nadir, Titik Balik, Titik Kritis, Titik Harapan dan Titik-Titik

Titik, sejatinya adalah komponen penting bagi sebuah catatan panjang setiap mahluk yang bernafas. Tanpa titik tentu tidak akan pernah ada garis. Tanpa titik tentu tidak akan pernah ada awalan guna membentuk sesuatu pola. Lebih jauh lagi, tanpa titik maka suatu kalimat atau pernyataan tidak akan pernah berhenti pula. Namun demikian, jangan pernah Anda membandingkan Titik-titik tadi dengan Titi Kamal apalagi Titi DJ dan Titi Qadarsih….secara mereka berbeda haluan.

Kembali ke masalah titik…
Begitu pula dengan perjalanan getaran kakiku dalam 1 tahun terakhir ini, selalu penuh dengan titik perjuangan dan pencarian. Sejujurnya, tidak ada yang istimewa, karena memang aku hanya pejuang kecil kehidupan. Namun demikian, untuk diriku, penggalan titik perjuangan tersebut, sangat penting untuk sekedar dituangkan dalam baris-baris renungan paragraph. Sehingga kelak, seiring dengan waktu yang terus berputar, mungkin titik-titik yang aku lalui ini akan membuat aku tersenyum dan tertawa (atau bahkan menangis), tatkala aku membuka kembali lembaran cerita tersebut. Yuk kita mulaiii…

Titik awal.
Titik awal ceritaku di mulai di tahun 2005. Titik awal di tahun 2005 tersebut, dimulai dengan semangat resolusi untuk lebih “ofensif” dalam mencari peluang beasiswa, kemanapun itu…dengan catatan ke “English Speaking Country”. Semangat tersebut terlihat klise dan standar, namun disadari atau tidak resolusi tadi ternyata telah mampu menjadi sebuah energi yang tidak pernah habis untuk mencapai kesuksesan di tahun 2005.

Titik Nadir
Berangkat dengan semangat yang membumbung tinggi di awal tahun 2005, lewat sebuah proses perenungan yang tak terlalu panjang, aku pun berpindah organisasi (baca: pindah tempat kerja), dari B ke C. Layaknya takdir yang telah ditulis oleh Sang Maha Kuasa, perpindahan ini serasa lancar dan sesuai dengan yang aku rencanakan. Nama besar kedua organisasi tersebut aku harapkan kelak dapat menarik perhatian para sponsor beasiswa. Namun demikian, harapan terkadang tidak terlalu sesuai dengan kenyataan. Periode April – Oktober 2005, selama aku di C, adalah periode penuh perjuangan dan boleh disebut penderitaan. Bukan hanya tipe pekerjaan dan organisasinya yang berbeda, namun juga tuntutan, beban kerja dan kerumitan birokrasi juga harapan yang disandangkan di pundakku terlampau berat untuk aku pikul. Periode titik nadir ini sangat tidak mudah aku lalui, tidak beda seperti periode tahun 2002-2003 di mana aku masih perusahaan angkutan publik A. Belajar dari pengalaman yang lalu-lalu, aku berusaha tegar untuk menghadapi tantangan di C ini. Aku juga berkeyakinan bahwa di balik kesusahan pasti ada kemudahan, di balik kesulitan pasti ada kelancaran. Lagian dari waktu ke waktu, aku mulai bisa beradaptasi dengan situasi yang ada. Namun tetap saja, tekad yang kuat dan doa terus aku panjatkan agar aku dapat menguak peluang untuk “melarikan diri” secara elegan dari C.

Titik Balik
Titik balik ini aku alami saat aku tengah merenung di “religious center” organsisi C, orang mungkin menyebutnya pengalaman spiritual, namun aku menyebutnya renungan saja, lebih cocok rasanya. Kembali ke renungan tadi, entah mengapa, saat itu, aku tiba2 terpikir untuk mengambil kursus IELTS di IALF selepas bekerja di kantor. Sudah menjadi rahasia umum, jika bahasa Inggrisku memang agak2 minim. Hasil renungan itu kemudian aku amini, karena memang itu termasuk dalam salah satu strategiku untuk “ofensif”. Tambahan lagi, supervisorku di kantor sedang berlibur ke Nairobi selama 1 bulan, “ini kesempatan yang tidak boleh dibuang percuma”, ujarku dalam hati. Mulai periode Juli – Agustus 2005 aku pun kursus IELTS, dengan investasi kurang lebih 2,5 juta selama 1 bulan, belum termasuk ongkos transport lohh. Dalam periode tersebut, titik balik di tahun 2005 itupun hadir…informasi tentang beasiswa ke Aussie dari APS (Australian Partnership Scholarship) aku dapatkan– thanks to Ms. H, my officemate who informed it to me. Lewat perjuangan dan pergulatan yang panjang (terlalu panjang jika harus dimasukkan dalam cerita ini, termasuk ada rekan kursusku di IALF yang menunjukkan beberapa tips guna masuk dari shortlist APS, temanku ini pada akhirnya juga mendapatkan beasiswa, sebut saja Mr. Ich), akhirnya aku pun memasukkan application untuk beasiswa tersebut. Syukur Alhamdulillah, sekitar bulan Oktober, aku mendapatkan berita bahwa aku berhasil melalui tes beasiswa tersebut (cerita mengenai lika-liku tes, akan disampaikan di cerita terpisah). Sebuah kisah klasik yang indah dan tak akan terlupa. Bukan semata-mata karena aku akan mendapat kesempatan untuk sekolah lagi dan pergi ke luar negeri, melainkan menjadi sebuah kemenangan akan keyakinan bahwa seberapapun tinggi mimpi yang kita miliki, jika kita selalu berusaha untuk menggapainya, maka kita pun akan berhasil meraihnya. Impossible is NOTHING, mate!

Titik Kritis
Seperti tulisan Paulo Coelho di novelnya “The Alchemist”, jika keinginan sudah ditekadkan dengan bulat, maka isi seluruh jagat raya akan bersatu untuk membantu mencapainya. Itu semua karena semua orang memiliki “personal legend” yaitu suatu tujuan dalam hidup yang ingin dicapai – dengan kata lain jalan menuju takdir. Berkaitan dengan itu, titik kritis dalam perjalanan hidupku-pun aku lalui dengan jalan yang terasa lancar dan mengalir bagai air. Titik kritis yang aku maksud adalah menikah. Kata sakti dan sakral juga rumit itu seperti tidak terasa simpel di depanku. Sadar bahwa momentum kepergianku ke Australia harus segera dimanfaatkan, aku pun mengambil keputusan untuk segera menikah. Alhamdulillah, semuanya serba dilancarkan dan dimudahkan, tepatnya tanggal 17 Desember 2005, aku pun menikah dengan “Fatimah”. Semua proses dicapai dalam waktu kurang lebih 30 hari, mulai dari lamaran, persiapan, sibuk-sibuk sampai dengan pesta. Lebih membanggakan lagi, semuanya kami urus sendiri dan menggunakan uang dari keringat kami sendiri. Tidak perlu mewah dan mahal memang, tapi yang terpenting adalah mengumpulkan keluarga, kerabat dan sahabat untuk mendoakan kami. Selesai…^_^.

Titik Harapan

Pesta telah usai, kini saatnya menyongsong fajar baru kehidupan. Saatnya untuk melukis titik fajar harapan yang baru. Ayunan langkah pertama adalah memulai petualangan ke dunia baru yang penuh tantangan: AUSTRALIA. Berangkat ke Aussie, bukanlah seperti parade gagah-gagahan, melainkan lebih kepada sebuah tantangan dan amanat. Di sana aku akan belajar banyak hal, tidak hanya mengenai materi kuliah namun juga tentang aspek bahasa, budaya, lingkungan, tata pemerintahan, interaksi sosial dan banyak hal lagi.

Jika ditanya bagaimana rasanya, maka yang ada hanyalah perasaan takut, waswas dan cemas. Hanya impian besar dan semangat tinggi untuk hidup di bawah langit dan di atas bumi selain Indonesia sajalah, yang terus membuatku bertahan. Sampai di satu titik, aku benar-benar telah berpijak di belahan bumi lain, yang bahkan sampai saat ini masih terasa bagaikan mimpi.
Lebih jauh lagi, tidak hanya berhenti sampai di masalah studi, di mana titik harapan aku goreskan, selain itu juga ada titik harapan lain, yaitu sebuah kebersamaan hidup. Sebuah peleburan jiwa, hati dan impian. Bukan sebuah beban dan onak kebingungan melainkan sebuah tantangan dan riak keriangan. Sesulit apapun, aku yakin titik harapan ini akan berujung pada sebuah titik optimum (bukan maksimum apalagi minimum) kehidupan….

Titik-Titik…….
Sampai akhir napasnya, seorang manusia tidak akan pernah berhenti menggoreskan tinta cerita di lembar nafas perjuangan hidupnya. Hanya Tuhan yang dimana titik itu akan berhenti dan beranjut di lembaran nafas yang baru. Ketika titik itu belum akan berhenti, titik-titik ceritaku akan terus bergulir dan bergaris. Masih banyak kerja dan teka-teki hidup yang harus di-lalui. Menyitir lirik soundtrack “Gie”,……….” tak kan pernah berhenti berjuang…..pecahkan teka teki malam…….menjawab semua keresahan yang membentang…….”. Kini, aku sedang merangkai titik-titik itu, hanya waktu yang akan menentukan akan menjadi apa titik-titik itu. Sampai waktunya, semua akan diceritakan kembali, dengan penuh perasaan rendah hati, semoga bisa menjadi pelajaran, semangat dan rengkuhan asa bagi diriku dan mungkin orang lain.

Selalu berjuang..!

Thursday, October 06, 2005

Syukurku..

Syukurku...

Kepadamu ya Allah..aku tundukkan kepalaku..
aku tundukkan kesombongan dan angkuhku...
Karena
Sekali lagi Engkau tunjukkan jalan kepadaku untuk menggapai cita-cita.
Untuk kesekian kali Engaku ulurkan tanganMu kepada hambamu yang penuh dosa dan noda ini..

Syukurku...atas semua kemurahan hati yang kau berikan...
Sampai nafas ini terhembus untuk yang terakhir..
aku masih selalu membutuhkan uluran tanganMu..

Sunday, July 24, 2005

"Maaf Karena Aku Hanya Punya Kata Maaf"

Untuk hati yang pernah digenggam untuk kemudian ditinggalkan
Untuk semua rasa perih yang diciptakan
Untuk kedukaan dan air mata yang menitik...
Atas kemarahan yang kerap dihentakkan
Atas janji-janji yang tak bisa dipenuhi
Atas keingkaran dan manis bibir yang terucap
Buat rasa frustrasi yang tak kunjung terkubur
Buat harapan yang belum bisa dipenuhi
Buat ketakutan-ketakutan yang tak bisa kutaklukkan
Aku hanya punya maaf...tak lebih tak kurang...
Terima kasih untuk tetap menatap cahaya redup ini...

Saturday, June 25, 2005

Menghadapi Kesulitan

Pernah mengalami keterasingan saat memasuki lingkungan baru? Pernah mengalami perihnya ditinggalkan orang yang sangat dicintai? Pernah mengalami kegagalan? Pernah mengalami pusingnya meninggalkan comfort zone dan beralih ke turbulence zone? Aku yakin semua orang pernah mengalaminya. Bagaimana dengan dengan rasanya? Heheh..pasti serba gak enak lah.

Kemarin, seorang teman baruku di kantor berujar penuh makna, hidup ini pada prinsipnya adalah berpindah dari kesulitan yang satu ke kesulitan yang lainnya. Weww..kata-kata menggugah hatiku. Karena memang akhir2 ini aku sering mengeluh dan kerap kehilangan bara asa seperti biasanya.

Kalo direnungkan lebih dalam omongan temanku tadi ada benarnya. Kehidupan memang pada prinsipnya berpindah dari satu kesulitan ke kesulitan yang lain. Jika Anda tidak betah dengan pekerjaan anda sekarang, anda bisa keluar dan selesailah kesulitan Anda. Tapi kesulitan lain muncul, Anda harus segera mencari pekerjaan yang baru. Anda juga bisa bilang “putus” dengan pacar anda yang rewel, maka selesailah kesulitan anda. Tapi kesulitan lain muncul, mungkin anda dihinggapi rasa bersalah, kesedihan tak berujung sampai kesulitan buat cari pacar baru.

Kalo udah begini, yang kita butuhkan adalah bagaimana menghadapi kesulitan tersebut. Hehehe, sharing aja sih…berikut beberapa hal yang mungkin bermanfaat bagi anda-anda yang sedang mengahadapi kesulitan.

  1. Anggap saja sedang bermain game;

Pernah nonton film peraih Oscar berjudul Beautiful Mind? Film itu menceritakan kisah seorang ayah dan anaknya yang berada dalam kungkungan kamp Nazi. Sang ayah dengan segala cara membuat kesan kepada sang anak agar seolah-seolah tidak berada dalam kamp Nazi. Hingga akhirnya sang anak terbebas dari cengkeraman Nazi, dia tidak pernah sadar dan merasa masih dalam permainan sang Ayah. Dalam keseharian bila kita menghadapi kesulitan, anggap saja kita sedang dalam game dengan skenario besar. Aku kerap mengibaratkan diriku sebagai prajurit yang sedang melaksanakan misi. Aku selalu menyiapkan strategi, sasaran dan target hingga taktik jitu guna menyelesaikan misi tadi. Sebagai pelengkap, sebelum berangkat “bertugas”, aku juga kerap upacara atau briefing bohong-bohongan.

Dengan cara itu, kesulitan yang kita hadapi, bisa kita anggap sebagai sesuatu yang biasa dan sederhana, bukan sesuatu yang sulit dan membebani pikiran. Jangan lupa, setelah selesai melaksanakan misi, aku biasa memberi selamat pada diriku dengan sekaleng soft drink dingin….hehhehe…hidup ini indah bung…

  1. Nikmati kesulitan ini;

Iya, anggap saja kesulitan yang dihadapi ini sebagai suatu investasi bagi kesuksesan di masa yang akan datang. Semakin sulit yang dihadapi, semakin besar investasi yang kita tanamkan. Sehingga kelak, hasil investasi itu yang berupa kesukesan, juga akan semakin besar. Michael Jordan setiap harinya melakukan latihan lempar bola ke ring basket sampai 1000 kali. Kesabarannya membuahkan cincin juara NBA lebih dari 5 kali, berikut dengan sematan legenda NBA. David Beckham, setiap harinya berlatih tendangan bebas dengan sasaran lubang ban di garasi rumahnya. Hasilnya? Tendangan bebas melengkungnya menjadi trademark selain tentu saja wajah gantengnya yang memukau. Menikmati kesulitan juga akan membuat kita sangat bersyukur dalam menjalani hidup. Weekend akan menjadi weekend yang indah, karena selama weekday, kita udah bekerja dengan keras dan menghadapi banyak tantangan. Tidur akan menjadi sangat berharga, bila selama ini pekerjaan dan tanggung jawab menuntut kita untuk selalu terjaga..dst...dst..

  1. Ingat akhir perjalanan;

Kalo kesulitan itu terasa menyesakkan dada. Ingat-ingat saja tujuan dari perjalanan panjang yang sedang anda lalui. Misalnya, jika anda sedang kuliah di luar negeri dan sulit beradaptasi dengan lingkungan sekitar, maka berusahalah untuk tidak menyerah. Ingat, tujuan akhirnya…jika sudah lulus..maka anda akan memiliki kesempatan untuk mendidik anak-anak bangsa ini. Wuih..itu kan pengabdian yang luar biasa besar. Jika Anda sering dimarahi supervisor karena sering berbuat kesalahan, ingatlah tujuan akhir...bahwa bekerja adalah untuk mencari pengalaman dan pengalaman yang ada akan anda gunakan untuk menapak ke tingkat yang lebih baik. Jika Anda merasa sedih dan terpuruk dengan cerita-cerita dunia...anda harus ingat akhir perjalanan ini...karena hidup ini toh hanya persinggahan sementara....Apa yang kita lakukan di dunia adalah bagian dari ibadah..ikhlas dalam menjalani kesulitan..berarti juga anda sedang beribadah...hadapi aja dengan senyuman!!
Siapa yang memilih Dunia..dia akan mendapatkan Dunia..Siapa yang memilih Akhirat..dia akan mendapatkan Akhirat...

  1. Berdoa, berdoa dan berdoa.

    Iya..berdoa..berdoa dan berdoa. Kalo orang "komunis" bilang..berdoa, menyembah dan meminta kepada Allah (Tuhan), itu merupakan sifat lahiriah manusia yang berusaha untuk mencari perlindungan kepada sesuatu yang abstrak. Tapi menurutku tidak...setelah daya upaya dan perjuangan kita lakukan...sekeras apapun...setegak apapun...Allah yang akan memberikan jalan dan kesempatannya. Dengan berdoa...kesulitan akan menjadi suatu hikmah, tantangan akan menjadi suatu tempaan kehidupan dan halangan hanya akan menjadi penunda kesuksesan kita saja.

Selamat melalui kesulitann...!!

Sunday, June 19, 2005

Aku, Kau dan Kereta

Maafkan aku untuk kesekian kali/kuraih hatimu dan kupatahkan lagi/kuharap kau bisa pahami/waktu aku berucap ini…./jalan hidupmu akan berubah nanti/dan kita simpan semua kenangan ini/kuminta jangan menangis/tegarlah sekuat karang…../dan aku tahu aku pasti merindukan/semua hal bodoh yang pernah kita lakukan/tersenyumlah…Legakan aku/yang merasa bersalah padamu…../ini saatnya kita harus mengerti kereta ini membawamu pergi…../dan bila kau sampai di sana…./tak pernah ada lagi KITA........

Damn for Jiksutik..for the fabulous lyrics!!

Saturday, May 28, 2005

.....di sudut lelah benakku...aku temukan syair lagu ini.....pass bangett....
KULDESAK..

Aku bagai buih di laut biru
Tersapu ombak terhempas badai
Aku bagai debu di padang pasir
Terseret angin terbakar panas

Aku bagai bintang di gelap malam
Di antara 1000 bintang
Terdampar di puing jagat raya
Terkapar tak berdaya

Menangis….Tertawa…semua tak bisa dihindari……….

Tolonglah Tuhan……………..Beri Petunjukmau
Jalan Yang Benar……………..Menuju Jalanmu
Agar Tak tersesat………………Di Persimpangan Jalan…..

* Apa yang akan terjadi…..Kuldesak ini harus mampu aku lewati….

Kasih Putih Sephia
(Tribute buat para kekasih gelap di manapun kalian berada....)

Sephia dalam istilah fotografi (sepengetahuanku) sesungguhnya bermakna gelap, remang dan temaram. Oleh Sheila On 7, Sephia dijadikan perlambang bagi seorang wanita yang rela menjadi kisah tersisa bagi seorang pria yang telah memiliki sebuah kisah cinta utama. Simpelnya, Sephia itu kekasih gelap, remang dan temaram.

Identik dengan gelap, kepalsuan, perselingkuhan dan pengkhianatan, Sephia menjadi cap hitam yang kerap dihindari para wanita. Keidentikan itu tak pelak juga menghinggapiku, hingga akhirnya aku tersadar, bahwa seorang Sephia pun juga manusia. Seorang Sephia juga memiliki kasih putih, bahkan menurutku lebih putih dari seorang kekasih sejati.

Sephia berkasih putih rela mendapati kenyataan bahwa dirinya hanya menjadi kisah tersisa…..rela dicinta dengan hanya setengah hati…..rela menjadi yang kesekian untuk disapa…..rela untuk selalu menunggu untuk dirindu…tabah untuk meyakinkan hatinya untuk mencari cinta sejati….tabah untuk menerima kenyataan bahwa cinta itu tak selalu memiliki…tegar dan kuat ia, menahan gejolak kebimbangan hatinya...

Jujur saja, Sephia berkasih putih itu kadang menjadikan seorang pria gila sekalipun berdecak kagum…air mata gembira dan sedihnya, sulit untuk dibedakan….isak tangis dan senyumnya sulit untuk dipisahkan, duka nestapa dan gembiranya terlampau sulit untuk dikenali…namun dengan semua itu...ia jalani hidupnya..bahkan ketika ia sadar hanya SETENGAH HATI yang mencintanya...kepalanya tetap tegak menatap hari..

Sephia berkasih putih, sesungguhnya hanya ingin mencari cinta sejati dari pria yang ia yakini bisa menerangi gelap harinya, menemani mimpi2nya, menyalakan bara asanya…sesungguhnya ia hanya ingin jujur pada dirinya, bahwa walaupun sang pria telah ada yang punya, setengah hatinya masih ia harapkan….

Di sudut bimbangnya sang Sephia berkasih putih kerap hanya dapat bertanya dalam hati….
“Bila rindu ini masih milikimu,………..Kuhadirkan Tanya untukmu…..Harus berapa lama aku menunggumu……….”

Namun...Di sudut keraguannya sang Pria pun berusaha untuk membunuh rasanya sambil bergumam dan merancang kata….”Maafkan aku Sephia….Lupakan Aku…jangan pernah kau harapkan cinta yang indah dariku…karena masih ada cinta lain yang tak bisa untuk aku tinggalkan…..”

***

Dari Mengawal Pemilu 2004, Kini Melindungi Anak-Anak

3 minggu sudah aku memasuki sebuah cerita pengabdian yang baru. Kalo dahulu aku bekerja di unit yang bertugas untuk mengawal dan mensukseskan Pemilu 2004, kini tugas yang tak kalah berat juga harus aku arungi, bekerja di lembaga yang memegang mandat untuk membantu perkembangan dan pertumbuhan anak2.

Tapi ternyata tugas di atas tidaklah mudah, banyak riak tantangan dan proses pembelajaran yang harus aku lalui. Gak janji sih untuk terus mengabdi, tapi setidaknya aku sudah mencoba dan berbuat yang terbaik…hohoho

Biarpun masih agak2 males di tempat yg sekarang, tapi kalo sekedar cerita mah, gpp dehh…
well...tempatku sekarang terdiri dari 2 section. Section yang pertama, program..dan section yang kedua bernama operation. Aku bernaung di bawah section program, sementara section operation seperti biasa berisi: Finance, Admin, IT, Supply dan HR. Nah di section program ada beberapa unit (hmm…kalo di swasta namanya divisi), Yaitu: CNSP (Children In Need Special Protection), BEFA (Basic Education For All), MECC (Maternity and Early Childhood Care), Emergency Unit (dibentuk sebagai respon Aceh dan Nias), Fighting HIV/AIDS, Health and Nutrition, dan PSD (Private Division Sector, salah satu unit yang di-create buat fund raising bagi kantorku, antara lain dengan jualan kartu dan pernak-pernik..) serta PME (Planning, Monitoring and Evaluation). Aku bergabung bersama CNSP atau disingkat CP Unit (Child Protection).

Ada beberapa program utama di CP unit, antara lain, combating child labour (program-program melawan perburuhan/tenaga kerja anak-anak), Juvenile Justice (peradilan dan hukum bagi anak-anak), Child Abuse (program-program untuk melawan pelecehan terhadap anak-anak), CSEC (Child Sexual Exploitation Care- program untuk melawan eksplotasi seksual anak-anak) dan terakhir Birth Certification (pendataan dan sosialisasi tentang pentingnya akta kelahiran).

Contoh konkret dari program2 itu antara lain, membentuk task force pengawasan buruh anak2 di level daerah, kampanye UU Perlindungan Anak, sampai seminar dan sosialisasi tentang hukuman bagi anak2 (juvenile justice), kemudahan akses pendaftaran dan pencatatan kelahiran anak di pencatatan sipil, sampai ke upaya untuk menggol-kan undang-undang pencatatan sipil.

Btw itu baru reguler program.

Kalo udah bicara mengenai Emergency Program (Aceh, Nias dan Maluku)..Gubrakk..lebih rumit, kompleks tapi seru, hehehe..

Jujur, gak mudah mengerjakan program-program tersebut, karena memang kami harus bekerja sama dengan banyak counterpart termasuk pemerintah dan LSM-LSM. Belum lagi peraturan kantorku yang rumit, kompleks dan birokratis. Semuanya membuat lebih sulit sekaligus juga menantang.

Oh ya, kantorku yang di Indonesia ini, punya duta keliling untuk kampanye program dan kebijakan2 tentang anak2.kemarin ketemu sih di kantor. Mau tahu gak siapa aja? Ferry Salim dan Christine Hakim..

Oya, sayangnya mereka berdua gak penting….kecuali kalo yang jadi duta kelilingnya itu Surya Saputra dan Dian Sastro……..huhuhuhu…..poto2 bareng dehh..

Hmm..karena lagi gak terlalu mood cerita tentang kantor, untuk lebih lengkapnya bisa baca-baca di link ini: www.unicef.org

“ For Every Child, Health, Education, Equality, Protection…ADVANCE HUMANITY”

Thursday, April 21, 2005

Antara KP(K), MW(K) dan BP(K):
Menengok Etika Seorang Auditor Dalam Penugasan Yang Berisiko*

Jangan bingung membaca judul diatas. Sungguh ketidaksengajaan yang sempurna, karena ketiga nama di atas terhubung dengan satu huruf yaitu K, yang nantinya banyak kita bicarakan. Berikut maksud judul di atas:
KP(K)= Komisi Pemberantasan (Korupsi);
MW(K)= Mulyana W (Kusumah);
BP(K)= Badan Pemeriksa (Keuangan);

Dan (K)= (Khairiansyah) Salman, auditor BPK yang menungkap percobaan penyuapan ini yang selanjutnya bekerjasama dengan KPK.

Kasus ini berawal dari penangkapan Mulyana W Kusumah, anggota KPU yang tercatat pernah menjadi Ketua Panitia Pengadaan Kotak Suara dan Ketua Panitia Pengadaan Jasa Cetak Surat Suara Pemilu Legislatif oleh KPK. Menurut versi KPK, melalui Wakil Ketuanya Erry Riyana Hardjapamekas, Mulyana tertangkap tangan oleh petugas KPK ketika sedang melakukan upaya penyuapan kepada pegawai negeri sipil (PNS) dalam hal ini auditor BPK. Peristiwa tersebut terjadi pada hari Jumat malam (8/4) sekitar pukul 21.00 di suatu tempat di Jakarta. Mulyana dikenai sangkaan pelanggaran Pasal 5 Ayat (1) UU Nomor 31 Tahun 1999 jo UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yaitu memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya. Kasus ini tentu saja mengejutkan berbagai pihak, sebab KPU yang sedari dulu terus “diserang “ berbagai tuduhan korupsi, namun tidak kunjung ada tindaklanjutnya dari aparat penegak hukum, akhirnya mampu ditembus oleh KPK.

3 Skenario

Ada 3 skenario utama yang menjadi bahan diskusi menarik bagi kita. Tentunya skenario-skenario ini berasal dari pernyataan pihak-pihak yang terlibat dalam proses ini. Berikut skenarionya:

(1) Skenario versi KPK

Dalam skenario ini KPK bekerja sama dengan auditor BPK melakukan upaya pengungkapan upaya suap yang dilakukan oleh salah seorang anggota KPU Pusat dalam hal ini Mulyana Kusuma kepada auditor BPK yang sedang mengaudit di KPU Pusat. Menurut KPK, Mulyana coba menyuap auditor BPK dengan sejumlah uang sebesar 300 juta rupiah. Di antara dana tersebut 150 juta rupiah, tertangkap tangan oleh KPK dibawa Mulyana dalam “pertemuan” dengan auditor BPK tersebut yang belakangan di ketahui bernama Khairiansyah Salman.
Dalam versi ini dinyatakan bahwa yang melakukan pendekatan untuk percobaaan penyuapan adalah Mulyana Kusuma terlebih dahulu. Berdasarkan bukti-bukti di atas, KPK melakukan penangkapan kepada Mulyana dengan tuduhan pelanggaran UU Anti Korupsi berupa percobaan penyuapan kepada penyelenggara negara.

(2) Skenario versi Mulyana

Skenario versi Mulyana ini disampaikan melalui pengacara Mulyana, Sirra Prayuna. Sirra mengatakan bahwa Mulyana “dijebak” oleh auditor BPK dan KPK. Jadi menurut pihak Mulyana pihak yang melakukan pendekatan terlebih dahulu adalah pihak BPK (untuk disuap). Bahkan (parahnya) pihak Mulyana mengaku uang 150 juta rupiah yang ada di “pertemuan” tersebut bukan dibawa oleh Mulyana. Sehingga dalam hal ini pihak Mulyana merasa tidak bersalah dan tidak patut untuk dikenai tuduhan melakukan korupsi melalui upaya penyuapan kepada penyelenggara negara.

(3) Skenario lanjutan versi Ketua BPK Anwar Nasution

Ceritanya sedikit berbeda dengan dua skenario di atas, skenario versi Ketua BPK Anwar Nasution, menyoroti masalah kinerja anak buahnya. Dalam pernyataannya kepada para wartawan, Anwar menyatakan bahwa tindakan anak buahnya di BPK, adalah tindakan “pejabat yang kampungan” dan “pahlawan kesiangan”. Dalam siaran persnya (lihat Kompas, Selasa 19 April 2005), Anwar menyatakan bahwa tindakan Khairiansyah adalah tindakan yang nonprosedural. Sebab, Khairiansyah melapor kepada Hasan Bisri sebagai Anggota Pembina Utama III (bisa dikatakan sebagai senior auditor-nya Khairiansyah-Penulis) bukan kepada Djapiten Nainggolan (Ketua Tim Audit KPU) atau Harijanto (Penanggungjawab Tim Audit KPU). Sementara itu Hasan tidak memberitahukan apa yang telah dilaporkan Khairiansyah kepada Wakil Ketua BPK Abdullah Zainie atau kepada Djapiten Nainggolan.

Anwar selanjutnya menjelaskan berdasarkan prosedur BPK, Khairiansyah seharusnya melaporkan semua tindakan-yang akan dilakukan berkaitan dengan kasus Mulyana tesebut-setidaknya kepada Djapiten Nainggolan. Baru kemudian Djapiten Nainggolan memberitahukan kepada Harijanto dan Harijanto meminta persetujuan Wakil Kepala BPK atau Kepala BPK

Akan tetapi dalam hal ini Khairiansyah melapor kepada Hasan Bisri dan Hasan Bisri tidak memberitahukan kepada siapa pun. Sampai kemudian Khairiansyah melapor kepada KPK.

Mari kita bahas tiga skenario tersebut berdasarkan atas dasar hukum dan standar audit pemerintahan yang tentu saja menjadi landasan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam kasus ini.

Tinjauan skenario pertama,

Dalam skenario pertama, tindakan yang dilakukan oleh Khairiansyah untuk melaporkan percobaan penyuapan kepada dirinya sebagai pejabat penyelenggara negara, dalam hal ini BPK adalah tindakan yang sangat tepat. Tindakan yang dilakukan oleh Mulyana telah melanggar Pasal 5 Ayat (1) UU Nomor 31 Tahun 1999 jo UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yaitu memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya.

Tuntutan hukumnya adalah Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah).

Selanjutnya, apa yang dilakukan oleh Khairiansyah (dalam kapasitasnya sebagai seorang warga masyarakat), secara hukum juga dibenarkan, karena sudah sesuai pula dengan Pasal 41 Ayat (1) dan (2) butir (c) UU Nomor 31 Tahun 1999 jo UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang berbunyi:
(1) Masyarakat dapat berperan serta membantu upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi.
(2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diwujudkan dalam bentuk :
(c) hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab kepada penegak hukum yang menangani perkara tindak pidana korupsi;

Tinjauan skenario kedua

Bagaimanapun juga asas praduga tak bersalah (presumption of innocence) terhadap Mulyana haruslah tetap dijunjung tinggi. Untuk skenario kedua ini penulis memberi catatan khusus untuk ditinjau guna membuktikan bahwa skenario kedua ala pihak Mulyana ini adalah benar atau tidak, yaitu dengan menerapkan asas pembuktian terbalik. Karena memang UU Nomor 31 Tahun 1999 mengenai Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Antikorupsi) yang digunakan untuk menjerat Mulyana, memberikan tempat pada asas pembuktian terbalik. Sebagai catatan sistem pembuktian terbalik (omkering van de bewijslast) merupakan cara yang jitu untuk "mematikan" pelaku korupsi. Dalam pembuktian terbalik, orang yang dituduh melakukan tindak pidana itulah yang harus membuktikan di depan pengadilan, bahwa ia tidak bersalah. Berbeda dengan pembuktian biasa, di mana jaksa yang harus membuktikan seseorang bersalah atau tidak dalam hal terjadi tindak pidana (lihat di Kompas, Sabtu 14 April 2001).

Secara jelas, asas pembuktian terbalik ini disebut dalam Pasal 37 Ayat (1) UU Nomor 31/ 1999 yang berbunyi “terdakwa mempunyai hak untuk membuktikan bahwa ia tidak melakukan tindak pidana korupsi”.

Jika memang asas pembuktian terbalik ini diterapkan oleh Jaksa Penuntut Umum di persidangan nanti, tentunya akan episode baru dalam persidangan antikorupsi di Indonesia.

Tinjauan skenario ketiga

Skenario ini sangat cocok dikaitkan dengan etika seorang auditor dalam penugasan audit yang berisiko. Karena yang kita bicarakan adalah auditor eksternal pemerintah (BPK) maka mari kita tengok sudut pandang tersebut berdasar atas Standar Audit Pemerintahan yang dikeluarkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, tahun 1995 khususnya pada Bab 8 paragraf 30-33 tentang Pelaporan Secara Langsung Tentang Unsur Perbuatan Melanggar/Melawan Hukum. Pada paragraf 30 dinyatakan bahwa “Dalam keadaan tertenu, auditor bertanggung jawab untuk secara langsung melaporkan unsur perbuatan melanggar/melawan hukum kepada pihak di luar pihak yang diaudit (instansi kepolisian dan atau kejaksaaan). Auditor harus harus memenuhi tanggung jawabnya meskipun auditor telah mengundurkan diri atau diberhentikan dari penugasan auditnya.”

Artinya, secara standar audit pemerintahan…apa yang dilakukan oleh Khairiansyah adalah TEPAT! Sehingga tidak mengherankan memang, jika Khairiansyah dengan berani melaporkan usaha percobaan penyuapan tersebut kepada KPK, karena memang dalam standar audit yang menjadi pedoman dalam melakukan audit, memang memperbolehkan ia melakukan tindakan tersebut.

Penutup

Penulis memberikan rasa salut yang setinggi-tingginya kepada Khairiansyah (dan juga KPK) yang dengan sangat berani berusaha keras untuk mengungkapkan usaha percobaaan penyuapan tersebut. Dari uraian di atas, memang secara Undang-Undang (khusunya UU No 31 tahun 1991 tentan Anti Korupsi) dan Standar Audit Pemerintahan BPK, apa yang dilakukan oleh Khairiansyah memang dapat dibenarkan.

Namun demikian, apa yang dilakukan oleh Khairiansyah sebagai anggota tim audit KPU Pusat secara prosedural organisasi memang harus diakui sebagai kurang tepat. Karena memang secara jelas, urutan hirarkis tanggung jawab dalam penugasan audit tersebut telah ada dan harus dipatuhi. Akan tetapi, ada sebuah fakta yang tak terungkap yang mungkin menjadi pertimbangan Khairiansyah untuk tidak melaporkan masalah percobaan penyuapan ini kepada atasannya. Mungkin saja, Khairiansyah tidak percaya lagi pada atasannya, karena seperti yang terungkap kepada media massa bahwa Ketua BPK, Anwar Nasution dan Ketua KPU Nazaruddin Syamsudin telah mengadakan pertemuan tanggal 30 Maret 2005 yang kemudian ditengarai oleh beberapa pihak, telah menghasilkan deal-deal tertentu yang menguntungkan KPU.

Tidak mengherankan kemudian, jika pada akhirnya Khairiansyah mengambil tindakan sendiri untuk melaporkan percobaan penyuapan tersebut kepada KPK, karena jika hal tersebut dilaporkan harus terlebih dahulu ia laporkan kepada atasannya tentu saja akan memakan waktu yang panjang dan bukan mustahil hanya akan didiamkan saja.

Khairiansyah boleh diejek oleh atasannya di BPK sebagai “pahlawan kesiangan” atau “mencari popularitas”, tapi di mata rakyat dan orang-orang yang mendambakan keadilan dalam pemberantasan korupsi, ia ibarat tetesan air hujan di musim kemarau yang panjang. Apa yang dilakukan oleh Khairiansyah dan KPK dalam menangkap Mulyana atas tuduhan penyuapan telah menjadi titik awal pengungkapan korupsi lebih lanjut di tubuh KPU. Karena selanjutnya kalangan DPR telah meminta hasil laporan audit BPK di KPU sebagai fungsi kontrol terhadap proses penyelidikan korupsi di KPU.

Selain itu usaha KPK dan Khairiansyah telah memberikan efek politik dan pemberitaan yang sangatlah luar biasa, sehingga mampu memberikan semangat bagi kalangan masyarakat anti korupsi untuk terus mengungkap praktik-praktik kejahatan yang tergolong extraordinary ini.

***

*Tulisan ini atas permintaan salah seoarng dosen di kampusku untuk tujuan case study di kelasnya..semoga bermanfaat....


Thursday, April 07, 2005

NICE GUY FINISH LAST
Renungan Seorang Lelaki di Usianya yang ke-25

“Masa Depan adalah Milik Mereka Yang Percaya Pada Indahnya Mimpi-Mimpi Mereka”
Eleanor Roosevelt

Menatap senja ini seakan menatap hari yang biasa, tanpa ada perbedaan.
Namun segera aku tersadar, tepat puku 12 nanti, aku segera menjelang usia 25 tahun. Hmmm…tanpa terasa tanpa berbinar…Aku sangat bersyukur, di usia seperempat abad ini aku masih memiliki waktu untuk sekedar menapaki ingatan masa lalu.
Masih memiliki kesempatan untuk menggoreskan segala harapan dan pikiran di benakku. Menatap perjalanan sepanjang 25 tahun ini adalah menatapi sebuah rangkaian tulisan yang penuh makna dan siratan. Rentetan tulisan itu memuaikan rasa syukur yang mendalam terhadap semua kebaikan-Nya, semua kasih sayang-Nya dan semua petunjuk serta ampunan-Nya.

Di usia seperempat abad ini, aku bersimpuh sujud syukur kepada-Nya…atas semua keindahan dan kebaikannya yang ia berikan kepadaku..
Walau perjalanan hariku terus tertatih-tatih pada duri-duri ketidaksabaran dan kebimbangan…
Aku tak harus berharap seperti Gibraltar yang seusiaku mampu memimpin pasukan muslim memerangi Romawi di Spanyol, sampai namanya hingga kini diabadikan menjadi sebuah nama terkenal bernama Selat Gibraltar,
Aku juga tak mau berharap seperti Joseph Broz Tito yang kala seusiaku sudah mampu memobilisasi kaum Partizan Yugoslavia guna memerangi pendudukan Jerman,
Aku juga tak pernah bermimpi seperti John Terry yang tepat seusiaku dengan penuh percaya diri memimpin rekan-rekannya di Chelsea untuk menaklukkan daratan sepakbola Eropa.
Biar-biarlah..bila jendela waktu dan takdir membawa rekan2ku ke perjalanan yang makin menuju kemapanan..
Syukur-syukurlah..bila pintu-pintu lorong waktu telah membawa mereka ke peran yang baru dalam hidupnya…

Biarlah aku terus pula berjalan perlahan…karena;
Aku hanya ingin menjadi seseorang yang lebih baik dari hari ke hari mulai detik ini…
Aku hanya ingin menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain walau hanya dengan sedikit mulai menit ini..
Aku hanya ingin menjadi seseorang yang mampu menginsipirasikan sebuah perubahan ke arah yang lebih baik walau sekecil apa..mulai jam ini..
Aku hanya ingin menjadi seseorang yang lebih dekat dan menyayangi-Nya mulai hari ini….

Perjalanan menyusuri dimensi waktu yang baru akan aku mulai beberapa jam lagi..
Terus menapak dan menapak..
Lalu kemudian menyerahkan semuanya pada sang waktu yang pongah
Untuk apakah aku tertulis di buku sejarah atau tidak,
Apakah aku tertulis dibagian muka, tengah atau bab penutup buku tebal peradaban
Untuk apakah aku tertulis di batu nisan dengan nama yang kemilau atau kusam,
Apakah aku ada di sudut makam yang menebarkan pesona keberanian..atau di sudut makam yang menyiratkan kegelapan….

Lebih Peduli pada karakter Anda daripada reputasi Anda. Karakter Anda adalah siapa Anda sebenarnya, sementara reputasi hanyalah apa yang orang lain pikirikan tentang Anda.
-John Wooden

Semangat ini aku dedikasikan untuk mereka yang telah akan dan selalu berdiri rapat di-sekitarku, yang dengan jalannya masing-masing membentuk karakter-ku menjadi orang yang lebih baik..
Terima kasih untuk kalian yang mau bertahan di kala amukan badai, terpaan dingin dan angkuhnya gelombang pasang perjalanan hari..

Selamat Ulang Tahun Gaizka..
Nice Guy Finish Last….



Tuesday, April 05, 2005

#PERAWAN YANG TERLUKA#

Engkau mencoba menahan isak tangis yang dalam
Dengan sisa-sisa ketegaran yang masih kausimpan
Beranjak pergi menyongsong matahari senja

Perawan yang terluka….
Mungkin yang terbaik tak bisa teraih
Mungkin yang terindah tak harus terjadi
Mungkin angan tak dapat menjadi nyata

Perawan yang terluka…..
Saat persimpangan berbeda tujuan
Dan kenyataan bahwa jalan hidup tak mesti sama
Perpisahan adalah jalan terbaik

Perawan yang terluka…..
Dia tak kan pernah jadi sempurna
Karena ia ingin tetap apa adanya
Hingga jangan salahkan dirinya bila mengabaikanmu
Sebuah alasan yang sungguh sempurna untuk pergi darimu

Perawan yang terluka…..
Ketika selamanya harus berakhir, cobalah untuk memulainya kembali
Ketika pelukannya tak lagi bisa menenangkan hatimu yang sedih, cobalah untuk melupakannya
Relakan-relakan saja ia pergi seraya membawa kebimbangannya

Perawan yang terluka…..
Dengan perasaan apapun
Engkau harus bisa merajut dirimu yang sempat terkoyak
Melupakan setiap kepingan waktu dan kenangan lama

Perawan yang terluka…..
Aku hanyalah bayangan hitam di kala terik siang
Namun bayangan itu dengan segala kekurangannya
Mungkin bisa menaungimu barang sedikit
Demi membantumu merajut yang terkoyak…..

Di malam penuh kepenatan…
Untuk Para Perawan yang Pernah Terluka....^_^

Monday, April 04, 2005

>>Aku Menjawab Dengan Diam<<

Seminggu yang lalu dalam suatu diskusi “mendadak” di dunia maya aku ditanyai oleh seorang rekanku..Pertanyaan yang simpel, tapi dalam makna jawabannya..
Apa sih tujuan hidupmu??

Aku sempat terdiam beberapa saat..karena memang itu bukan pertanyaan yang mudah untuk orang serumit aku…lalu dengan sekenanya aku jawab saja bahwa aku ingin menjadi manusia yang berguna bagi nusa bangsa dan agama. Huhuhuuh…masih ditambah lagi dengan kata-kata bahwa aku ingin bahagia dunia dan akhirat…hihihihi..kenapa gak ditambahin aja sekalian, bahwa tujuan hidupku adalah, “kecil di suka dan muda terkenal, tua kaya raya lalu mati masuk surga??

Sementara itu Duri, rekanku diskusiku yang lain, menjawab pertanyaan tadi dengan sigap… tujuan hidupku adalah untuk beribadah…

Sejurus kemudian Anggi si penanya menjawab paling akhir…aku ingin jadi seorang ibu yang baik..


Di dua dan tiga malam berikutnya, pertanyaan itu masih menggelayut dibenakku. Bukan..bukan karena aku tidak punya tujuan hidup dan bukan juga oleh karena jawabanku atas pertanyaan si Anggi yang asal jawab..bukan-bukan itu. Yang membuat aku bertanya adalah,

Apakah aku sudah berada dalam jalur yang tepat di jalan tujuan hidupku?

Apakah aku sudah separuh jalan untuk menggapai tujuan hidupku??

Atau bahkan aku terlempar jauh dari tujuan hidupku?

Atau malahan aku sudah lupa dengan tujuan dan makna hidupku? Karena terasing dalam noda materialisme dan pragamatisme sehari-hari?


Lagi-lagi aku tidak dapat menjawab dengan pasti..aku tidak bisa menjawab dalam segala kerumitan diriku…aku hanya bisa (sementara ini) menjawab dengan diam…dalam bisu dan sepi…layaknya bait-bait tulisan ini:


Ketika aku masih muda dan bebas berkhayal,
Aku bermimpi ingin mengubah dunia.

Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku,
Kudapati bahwa dunia tidak kunjung berubah.

Maka cita-citaku itu pun agak kupersempit,
Lalu kuputuskan untuk hanya mengubah negeriku.

Namun tampaknya,
Hasrat itupun tidak ada hasilnya.

Ketika usiaku makin senja,
Dengan semangatku yang masih tersisa,

Kuputuskan untuk mengubah keluargaku,
Orang-orang yang paling dekat dengan-ku.

Tapi celakanya,
Mereka pun tidak mau berubah!

Dan kini,
Sementara aku berbaring saat ajal menjelang,

Tiba-tiba kusadari:

“Andaikan yang pertama-tama ku ubah adalah diriku,
Maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan,
Mungkin aku bisa mengubah keluargaku.
Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka,
Bisa jadi aku pun mampu memperbaiki negeriku;
Kemudian siapa tahu, aku bahkan bisa merubah dunia!”

***

Hasrat Mengubah Dunia,

Terukir di sebuah makam di Westminster Abbey, Inggris, 1100 M.

Monday, March 21, 2005

Pemburu Hantu, Fenomena, Sisi Lain dan Midnight Live

**Pemburu Hantu, Fenomena, Sisi Lain dan Midnight Live**

Setelah lewat 5 hari bekerjakeras.... jelas akhir pekan adalah waktu yang sangat ditunggu-tunggu. Begitu juga dengan aku, sepulang dari kantor aku langsung ingin segera pulang, -bristirahat, membaca buku atau sekedar menonton acara-acara sepakbola di TV.


Yupss..acara-acara di TV. Tapi ternyata ini kan hari Jumat, jadi acara sepakbola tidak terlalu banyak, karena matchday baru dimulai di hari Sabtu dan Minggu.
Tapi tak apalah kataku dalam hati, yang penting bisa merebahkan badan sambil membunuh kantuk dengan menonton acara TV.

Well, tepat pukul 10 malam, remote TV di tanganku mulai mencari-cari acara yang layak di tonton. Sejuru kemudian aku berhenti di channel No. 11.Yups..itu channel-nya Lativi. Ternyata di televisi milik juragan Pasaraya ini sedang ada acara Pemburu Hantu. Sebuah acara yang berisi tentang perburuan makhluk2 halus di rumah-rumah oleh beberapa kiyai/paranormal. Alur ceritanya macam-macam, mulai dari pegusiran mahluk2 halus tersebut, pengenalan makhluk halus via medium manusia (yang biasanya diambil dari para penonton di lokasi syuting), sampai dengan lukisan makhluk gaib tersebut yang dikerjakan secara gaib pula. Dan jangan lupa, ada bintang tamunya dari kalangan selebritis lho...

Jarum jam ada di pukul 10.30 malam. saat aku behenti di channel Trans TV yang sedang ada acara bertitel Fenomena.

Acara ini berisi tentang cerita-cerita seputar kehidupan malam diberbagai kota besar. Dan ternyata malam ini tema yang diambil adalah tentang para “kucing”. Kok kucing dibahas di kehidupan malam sih? Kucing yang ini lain, dia gak bisa meong2 kayak kucing di rumah. Karena yang dimaksud dengan "kucing" adalah para penjaja cinta yang homo/gay. Artinya mereka khusus melayani hubungan cinta dengan sesama lelaki. Lalu secara gamblang, mengalirlah cerita dari para penikmat kehidupan tersebut. Herannya semua disorot dengan jelas (tanpa remang2, apalagi sepotong2), pengakuan orang2 yang memakai jasa para kucing tadi. Mereka bercerita dengan penuh semangat berbagai istilah seperti mandi kucing, gigit kucing, “nembak” sampai dengan pesta para kucing.

Semuanya diceritakan secara jelas, lengkap dengan gambar2 pesta tari menari dari para homo-homo tersebut. Dan secara kebetulan sudut kota yang diambil ceritanya adalah kota Surabaya. Hohoohoho..si kota Pahlawan ternyata sekarang sudah menjadi Kota Para Homo…hmmm

Pukul 11.30 malam. Trans TV….menyusul acara fenomena adalah acara Sisi Lain (atau Sisi apa gitu, saya lupa nama acaranya). <>Tidak beda dengan fenomena, acara ini juga menceritakan tentang kehidupan malam penikmat dunia. Jika sebelumnya yang menjadi fokus adalah kehidupan para “kucing”, maka di acara ini yang diangkat adalah “kafe dangdut”.

Kafe dangdut ini ada di daerah-daerah sub urban dan mayoritas penikmatnya adalah masyarakat kelas menengah-kebawah. Hampir sama dengan kafe-kafe di kota2 besar, kafe dangdut juga menawarkan sensasi kehidupan malam ala kalangan menengah bawah. Di balik goyangan dangdut, dijelaskan dengan detail apa-apa saja yang bisa ditawarkan kepada para tamu di kafe tersebut termasuk jasa para pramuwismanya yang bisa diajak kencan.... saat ini kafe dangdut dengan pelayanan plus, sudah mulai banyak berkembang di daerah2 sub-urban di pinggiran pantai Laut Jawa. Ternyata, demam dunia gemerlap, tidak hanya menimpa kota-kota besar, daerah-daerah sub urban pun sudah terkena gejalanya....wewww...


Pukul 12 malam. Metro TV. Acara Midnight Live,

Dipandu Helmy Yohanes, dengan duduk membelakangi kamera, seorang wanita sedang menceritakan kisahnya. Saya pikir ini tema kisah2 para TKW malang di negeri seberang. Eh, ternyata saya salah besar. Tema acara MIdnight Live tersebut adalah “Cewek Tender”.

What? Iya, itu tentang kisah para wanita2 baik yang berkeja di perusahaan atau yang sengaha disewa untuk melobi pejabat atau bos-bos perusahaan tertentu demi memenangkan tender.

Menurut keterangan seorang nara sumber, proyek yang menggunakan jasa lobi para cewek tersebut dimulai dari angka 6 miyar ke atas. Para cewek tadi ada yang dipekerjakan di perusahaan-perusahaan yang ikut tender (mereka diperintahkan bosnya untuk melobi) atau dari pihak luar. Untuk yang dari perusahaan ikut tender, biasanya mereka mendapat komisi 10% dari nilai tender (Wowww…) sementara untuk cewek2 yang direkrut dari luar, tarif mereka adalah 2 jut rupiah perhari (Hmmm….). Servis mereka macam2...mulai dari menemani jalan-jalan, clubbing, sampai menemani mereka bobo2an....:p

Pukul 01.00 dini hari....
mataku menerawang ke langit2 di balik kaca jendela kamarku. Di mana terlihat jelas temaram lampu gedung2 tinggi Jakarta...serentetan cerita2 bernuansa mistis dan maksiat di televisi tadi sedikit banyak membuat kepalaku berpikir...

Pemburu hantu dan dedemit, para pria homo, wanita penghibur di kafe dangdut, cewek tender……………lalu apa lagi?? Itu suguhan yang aku dapat di Jumat malam. Semuanya tanpa perlu riset langsung layaknya Moamar Emka penulis Jakarta Under Cover, tetapi langsung disuguhkan di layar Digitec Ninja 14 inchi di kamarku. Apa yang salah?? jelas ada yang salah........Bangsa ini sudah semakin gila, buas dan semakin jauh dari peradaban manusia yang beragama dan bermoral...

Ditengah kantukku....seketika itu membayang, kisah kaum nabi Luth yang dibinasakan oleh Allah dengan hujan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi (QS 11:82) karena kaumnya senang melakukan liwath (homosexual).
Aku teringat kisah kaum Nabi Shaleh (bangsa Tsamud) yang dibinaskan Allah dengan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim (QS 11:67) karena perbuatan mereka menusuk unta yang dijadikan larangan oleh nabi Shaleh AS.

Aku juga terngiang cerita kaum ‘Ad (kaum Nabi Huud) yang diazab oleh Allah karena mereka tidak percaya dengan ajakan Nabi Huud untuk menyembah Allah....aku teringat kaum nabi Nuh...yang diazab Allah dengan banjir besarrrr..
Akhhh...
a
ku jadi merinding, bagaimana jika bangsa ini juga kelak juga dibinasakan oleh Allah, karena manusianya sudah terlanjur bebal untuk mendengar kebenaran?? bagaimana jika bangsa ini ditamatkan Allah karena kita semua sudah teramat gila dalam membuat kerusakan??

Lebih merinding lagi aku, jika memang kita tidak diberikan kesempatan untuk bertaubat barang sedikit. Jika kaum2 yang beriman dari para Nabi di atas, diselamatkan oleh sang Nabi terlebih dahulu, bagaimana dengan kita?? iman tidak beriman, salah tidak bersalah, dosa tidak berdosa...semua akan dimusnahkan..karena kita satu bangsa yang tidak perduli untuk mengingatkan satu sama lain...

Aku lalu teringat dahsyatnya Tsunami di Aceh….akankah itu peringatan awal…???
Masya Allah, segera aku bergegas tidur...dan sekali ini akan bangun pagi untuk berdoa dan menyongosong fajar..


Tuesday, March 01, 2005

BINTANG YANG (TAK) TERPILIH...

"Kamu yang sekarang adalah hasil dari pilihan-pilihan kamu di masa lalu"

Wew..kata2 itu terus mengiang di benak Gaizka sampai sekarang. Bukannya apa2, di usia2 kritis seperti sekarang ini (remaja enggak, dewasa-berkeluarga juga belum), setiap pilihan yang diambil, sangat menentukan jalan kita ke masa yang akan datang.
*So what gitu loo??*
Bukannya gitu, kalo soal pilihan karier, Gaizka memiliki pilihan karier yang cukup jelas...pilihan jalan yang memang berbeda dengan orang kebanyakan. Gaizka gak mau jadi orang yang berada di gedung2 tinggi dan berdasi tetapi setiap hari mencari cara untuk korupsi dan manipulasi. Gaizka tidak mau menjadi orang yang setiap hari datang pergi hanya demi materi dan dunia. Gaizka memang memilih untuk berbeda dengan yang lain, ia memilih untuk mengabdikan dirinya bagi kemajuan peradaban. Mulai dari peradaban sekelas kampung RW sampai peradaban dunia kelak...
*Tapi itu untuk karier....untuk percintaan???*
Itu masalahnya. Meminjam istilah Gaizka..baginya pendamping hidup itu haruslah seperti bintang di langit malam. Maksudnya? bahwa pendamping hidup tak harus se indah bunga mawar apalagi seterang cahaya bulan. Pendamping hidup juga tak harus seperti matahari yang bersinar terang dan angkuh di kala siang. Pendamping hidup juga tak harus seperti permata yang mahal dan eksotik. Cukuplah pendamping hidup seperti cahaya bintang redup yang menerangi diri di saat gelap malam, cukuplah bintang waluku menjadi penunjuk arah di kala tersesat, cukuplah tatapan bintang nun jauh di sana menyejukkan perjalanan walau tak harus bersama setiap waktu...cukuplah sang bintang yang rendah hati memantulkan sinarnya ke bulan demi ia terlihat lebih terang........
*Oke, kalo bintang..terus kenapa??*
Masalahnya, bintang itu bertaburan di seluruh jagat langit dengan acak. Bagaimana memilihnya yang cocok itu yang jadi pertimbangan berat. Tak mudah loh, menunjuk satu bintang di antara jutaan bintang di langit gelap. Fiuhh...aku semakin gak ngerti ama anak ini...jadi bingung juga mengikuti jalan pikirannya.
Tapi sebenarnya saat ini aku sudah ada sih Bintang yang Terpilih...tiba2 Gaizka memecah kebingunganku. Wah, kalo gitu, sudah jelas dong..tinggal digenggam aja bintang-nya, candaku.
*Iya, kenapa gak digenggam langsung bintang-nya??*
Hahahahah...life is not that easy bro...
apa yang harus digenggam jika bintang itu sinarnya berbeda dengan sinar bintang yang seharusnya?? apa yang harus aku genggam jika perbedaan sinar itu adalah perbedaan yang hakiki? apa yang harus aku peluk jika beda sinar itu tak mungkin menyatu? Apa yang harus aku lakukan jika sinar itu harus berjalan sendiri-sendiri?
Itulah bintang yang terpilih...bintang yang aku yakini mampu menerangi malamku, membantu menunjuk jalanku, bintang yang rendah hati dan bintang yang berbeda terangnya dengan bintang yang lain??
*Segera ambil keputusan dong...genggam atau lepas...*
bah..semua orang seluruh dunia rasanya bilang seperti itu. iya..iya...aku selalu berusaha untuk mencari keputusan yang terbaik...aku sedang berusaha...seperti usaha yang tak kenal henti dari Sekutu untuk melakukan pendaratan di Sicilia dan Normandia kala Perang Dunia II.
Aku juga tak pernah berhenti berdoa, layaknya Nelson Mandela, kala ia di-penjara puluhan tahun di penjara Capetown...aku juga tak pernah berhenti berharap layaknya Yasser Arafat yang selalu ingin ada nya perdamaian di Jalur Gaza hingga hembusan nafas terakhir...
Gai
zka...sedang dan selalu mencari yang yang terbaik...demi Bintang Yang (Tak) Terpilih....
Hmm..kalo begitu, selamat mencari jalan yang terbaik sahabat...semoga jalan terbaik itu segera terbuka....


Tuesday, February 22, 2005

Antara Ada Dan Tiada...

Antara Ada dan Tiada...(Risiko Tanggung Sendiri...)

Setiap ku melihatmu, aku melihat bayang hampa di belakang pijar aura-mu yang biru...
setiap aku memeluk rindumu, aku melihat ada hentakan lepas dari tanganmu yang polos..
di kala aku memujamu, aku melihat ada kabut takdir yang menghalangi..
ketika aku mengagumi tegarmu, aku dihalangi siluet gelap perbedaan kita
di saat kau memintaku aku untuk TIDAK BERHENTI BERHARAP, aku paham ada belenggu nestapa menantiku
*
saat aku berujar perih, aku tahu ini luka kelak...
yang tetesannya tak akan mengalir kecuali aku yang memulainya...
lebih dari itu...aku sangat mencintainya...sampai aku tersadar...
*
(mungkin) Ku tak bisa menggapaimu..tak kan pernah bisa
walau sulit tapi aku, tak mau lepas lari
kau hanya mimpi bagiku, tak mungkin jadi nyata...segala rasa untukmu, kukhawatirkan akan lenyap dan berakhir....
*
Di waktu-waktu terakhir penghabisan, di penghujung paruh doa dan pintaku..
aku masih berharap mendapatkan hal yang terbaik....
*
Terima kasih atas perjalanan ini...........

Tersenyum Lebih Lebar...

**TERSENYUM LEBIH LEBAR...**

Wuihhh...dah lama banget gak nulis di-blog..
maklum, selain sibuk...game online bernama Hattrick, lebih membuatku sibuk dibanding harus corat-coret di blog tercintaku ini...
Hari ini ada yang sedikit berbeda...
aku bangun pagi..mandi pagi..ngantor pagi...bekerja dengan penuh semangat dan energi..sampai2 saking semangatnya, aku marah2in grantee yang gak ngerti2 ngerjain follow-up data, wheeheheheh....kebanyakan energi jadinya, malah marah2...

Iya...hari ini memang beda...
gak tahu kenapa, aku lebih nothing to loose dalam menghadapi hari dan tantangan hidup. Kayaknya lebih lepas aja...
Oh, aku tahu....ini hari kedua aku memakai kacamata baru, hueheheheh...jadi mungkin dengan itu, aku jadi lebih optimis dan ceria...
buseytt...kok jadi kayak diary begini yahh??
--------------------------->>>
Tersenyum lebih lebar....karena memang hidup bukanlah suatu kesusahan dan kepenatan. Hidup adalah kesempatan untuk memberikan yang kita punya bagi dunia.
Tersenyum lebih lebar...karena memang perjalanan waktu bukan untuk diisi dengan tangisan kesedihan dan kesia-siaan...waktu adalah peluang untuk mengisi lembaran sejarah dunia dan bangsa...
Tersenyum lebih lebar......karena memang kita harus bisa menik mati setiap ketukan langkah dengan irama yang berdayun gembira, bukan dengan duka dan ketakutan akan masa lalu yang jera...
Tersenyum lebih lebarr....demi menggapai cita, harapan dan impian...
dirimu esok hari adalah rencana dirimu yang sekarang....

Aku takut aku akan bingung kelakk jika ditanya..
^^GATOT^^....sudah kaugunakan untuk apa waktumu di dunia ini???
Wuihhhhhhhh....

Monday, January 10, 2005

Ketika Allah Mengatakan Tidak...


Ketika manusia berdo'a, "Ya Allah ambillah kesombonganku dariku."
Allah berkata, "Tidak. Bukan Aku yang mengambil, tapi kau yang harus
menyerahkannya."
Ketika manusia berdo'a, "Ya Allah sempurnakanlah kekurangan anakku yang
cacat."
Allah berkata, "Tidak. Jiwanya telah sempurna, tubuhnya hanyalah
sementara."
Ketika manusia berdo'a, "Ya Allah beri aku kesabaran."
Allah berkata, "Tidak. Kesabaran didapat dari ketabahan dalam
menghadapi cobaan, tidak diberikan, kau harus meraihnya sendiri."
Ketika manusia berdo'a, "Ya Allah beri aku kebahagiaan."
Allah berkata, "Tidak. Kuberi keberkahan, kebahagiaan tergantung
kepadamu sendiri untuk menghargai keberkahan itu."
Ketika manusia berdo'a, "Ya Allah jauhkan aku dari kesusahan."
Allah berkata, "Tidak. Penderitaan menjauhkanmu dari jerat duniawi dan
mendekatkanmu pada-Ku."
Ketika manusia berdo'a, "Ya Allah beri aku segala hal yang
menjadikan hidup ini nikmat." Allah berkata, "Tidak. Aku beri kau
kehidupan supaya kau menikmati segala hal."
Ketika manusia berdo'a, "Ya Allah bantu aku MENCINTAI orang lain,
Sebesar cinta-Mu padaku.
Allah berkata... "Akhirnya kau mengerti .!!"
Kadang kala kita berpikir bahwa Allah tidak adil, kita telah susah
payah memanjatkan doa, meminta dan berusaha, pagi-siang-malam, tapi tak
ada
hasilnya. Kita mengharapkan diberi pekerjaan, puluhan-bahkan ratusan
lamaran telah kita kirimkan tak ada jawaban sama sekali, sementara orang
lain
dengan mudahnya mendapatkan pekerjaan. Kita sudah bekerja keras dalam
pekerjaan mengharapkan jabatan, tapi justru orang lain yang
mendapatkannya-tanpa
susah payah.
Kita mengharapkan diberi pasangan hidup yang baik dan sesuai, berakhir
dengan penolakkan dan kegagalan, orang lain dengan mudah berganti
pasangan.
Kita menginginkan harta yang berkecukupan, namun kebutuhanlah yang
terus meningkat. Coba kita bayangkan diri kita seperti anak kecil yang
sedang
demam dan pilek lalu kita melihat tukang es. Kita yang sedang panas
badannya merasa haus dan merasa dengan minum es dapat mengobati rasa
demam
(maklum anak kecil). Lalu kita meminta pada orang tua kita (seperti kita
berdoa
memohon pada Allah) dan merengek agar dibelikan es. Orangtua kita tentu
  lebih tahu kalau es dapat memperparah penyakit kita. Tentu dengan segala
  dalih kita tidak dibelikan es. Orangtua kita tentu ingin kita sembuh
  dulu
  baru boleh minum es yang lezat itu. Begitu pula dengan Allah, segala
  yang
  kita minta Allah tahu apa yang paling baik bagi kita. Mungkin tidak
  sekarang, atau tidak di dunia ini Allah mengabulkannya. Karena Allah
  tahu yang terbaik yang kita tidak tahu. Kita sembuhkan dulu diri kita
  sendiri dari "pilek" dan "demam".... dan terus berdoa.


* Dari sebuah email berantai rekan2ku...
** Saat Lelah Mulai Melandaa...

Tuesday, January 04, 2005

Tuhan, Apakah ini Hukuman...?

Tuhan, Apakah ini Hukuman...?
Manusia selalu merasa menguasai alam.
Manusia melihat alam ini sebagai tantangan untuk ditaklukkan.
Walau betapa kecil ukuran manusia dibandingkan dengan luasnya alam, kerakusan dan ketamakan manusia telah membuat kerusakan alam di mana-mana, sedikit demi sedikit, tetapi makin lama makin cepat.

Bumi dilubangi untuk diambil isinya, hewan dibunuhi untuk kesenangan atau ditangkap untuk tontonan. Tanaman dibabat untuk digantikan dengan barang-barang buatan manusia.
Langit-sungai dan samudra secara perlahan ikut dirusak oleh senyawa-senyawa ciptaan.
Bahkan saut manusia MENIADAKAN manusia yang lain demi sebuah kejayaan yang tidak jelas bentuknya.
Dan hasil dari itu adalah semua juga lahir berhala-berhala baru...
Sampai kapankah manusia sadar akan kesalahan yang terus berjalan ini?

Alam nan bijaksana sudah memperingatkan dengan berbagai tanda, dari yang kecil sampai yang besar. Namun berapa gelintirkah manusia yang tahu BAHASA ALAM??
Sampai kapankah ketamakan dan kebebalan masih harus berlangsung?

Lewat bencana, alam mencoba berbicara dan memberi tanda.
Namun bencana itu bisa jadi bukan apa-apa bagi yang bebal dan buta..
Ya Tuhan..
semoga bencana ini hanya sekedar peringatan. Betapa kami takut akan hukuman dari-Mu....

* Dari KOMPAS, Selasa 28 Desember 2004 Halaman 9...

** Turut berduka cita yang sangat dalam atas musibah Tsunami di Aceh dan Sumut...
Allah sesungguhnya tengah memperingatkan kita semua....
Semoga saudara-saudaraku di Aceh dan Sumut diberi ketabahan dan ganjaran surga kelak...

Wednesday, December 15, 2004

Dimana harus berlabuhhh???

Sepenggal jalan telah berakhir,
walau setapak perjalanan sedikit terbentang..
pengalaman indah masihlah terkenang..
ada datang ada pergi..
ada awal ada akhir..
terima kasih atas 9 bulan yang menakjubkan,
bersama orang2 berbeda bangsa..berbeda karakter..berbeda kisah..
semua bahu membahu
demi satu tujuan...tegaknya demokrasi di bumi pertiwi..
Semoga masa depan yang lebih baik bersama kalian..


** Salute to UNDP Election Programme Staffs 2004- Indonesia