Wednesday, August 30, 2006

Daripada...

Daripada pusing mikirin tugas,
daripada BT dg kemalasan diri sendiri,
daripada sedih timnas Indonesia kalah di Merdeka Games,
daripada bersungut-sungut gak bisa lihat EPL di layar kaca,
Lebih baik lihat aksi2 si Thiery 'Oong' Henry via video tepat di-bawah shoutbox blog-ku ini.
Aksi Oong keren abiss (apalagi kalo pas pake kostum Arsenal yang maroon), musiknya juga keren dan pas banget ama aksi2 Raja Arsenal tsb.
Enjoyy!!

Monday, August 28, 2006

Dari Mt. Bromo ke Mt. Buller

Sebuah perjalanan yang mengesankan, siapa sangka perjalanan dari Mt. Bromo berlanjut sampai ke Mt. Buller? Masa depan memang penuh dengan kejutan.
***
Kunjungan ke Mt. Bromo (gunung Bromo), alkisah dilakukan dalam rangka reuni dan syukuran para asisten PPA (Pusat Pengembangan Akuntansi) UGM generasi 1999-2001. Waktu itu, udara dingin Bromo sangat terasa menggigit tulang, namun itu semua dapat tertahankan, karena keindahan Bromo memang sangat mempesona.
Ada kejadian lucu waktu itu. Alih2 ingin menyaksikan mentari terbit di ufuk timur, 'hajat pagi'-ku tiba2 muncul. Malangnya, antrian di toilet lumayan panjang, membuatku harus menunggu lumayan lama. Karena kelamaan ngantri si mentari telah terlanjur terbit di ufuk timur dengan jayanya. Huhuhuhu....kelewatan jadinya.
Photobucket - Video and Image Hosting
Dikelilingi para asisten 'edun' PPA, tebak aku yg mana?
thx bt suaminya mbak Tari yg ngambil foto legendaris ini..:p

Yang ini foto di Mt. Buller, kira2 4 jam perjalanan dari Melben. Salah satu tempat di Oz yang ada saljunya (di sini walopun 4 musim, saljunya nihil). Di Mt. Buller, lumayan asyik buat jalan2 dan bermain salju, sayangnya karena gak bisa ski dan snowboarding, aku cuma main toboggan aja (yang diperuntukkan buat anak2 kecil doang sebenarnya, hihihi). Selain itu, yang penting nampang foto2 dong...jepret sana-sini (thx buat Yantul yg rela minjemin kameranya).
Photobucket - Video and Image Hosting
Diantara para turis yg main ski dan naik chair-lift. Cuaca gak dingin2 amat, krn mentari bersinar terang,
pdhal udah berkostum lengkap tuhh..:p

Friday, August 18, 2006

"Terlalu semangat sih.."

Jadi ingat cerita temen2ku dulu yang mau berangkat ke Bali via kereta Yogya-Surabaya, konon kabarnya, mereka menyetop kereta di tengah jalan, karena mereka sudah ketinggalan kereta....
***
Sebuah KA tujuan Solo segera akan berangkat dariStasiun Gambir. Ketika kereta sudah mulai berjalan,tiba-tiba ada 3 orang berlarian mengejar KA tersebut.Namun karena KA sudah mulai cepat berjalan, hanya 2orang yang dapat naik ke KA tersebut, sedangkan orangke 3 tertinggal.

Anehnya, orang ke 3 itu malah tertawa kerasterpingkal-pingkal sampai jatuh duduk.

Seorang petugas Stasiun yang dari tadi memperhatikanlalu bertanya : " Mas, ketinggalan kereta kok malahketawa ? "Orang itu menjawab : "

Bukan begitu, sebenarnya yang harus ke Solo itu Saya, teman saya yang naik kereta itu cuma mengantar saya ke stasiun."
----------------------------------
Met Wiken buat semua!!!

Wednesday, August 16, 2006

Masih (Selalu) Merah Putih

.......Tanah airku tidak kulupakan, kan terkenang selama hidupku,
Biarpun Saya, pergi jauh tidak kan hilang dari kalbu, tanahku yang kucintai......engkau kuhargai. (Tanah Airku-Ibu Soed).
***
Cerita negatif selalu mewarnai pemberitaan tentang bangsaku. Jika tidak negatif, pemberitaannya tentu seputar kesedihan anak2 bangsa yang ditimpa bencana alam. Lalu, seperti tak mau kalah dengan trend dunia secara keseluruhan, negeriku juga kerap dilanda ledakan bom dan terorisme. Anak2 bangsa juga kerap bertikai atas nama kepentingan sekelompok golongan yang ingin memerdekakan diri. Hasilnya sudah bisa ditebak, rakyat kecil yang jadi korban, ceceran darah mereka terus menggenang.

Nilai2 dasar bangsa yang dulu gemar gotong royong, musyawarah untuk mufakat, kemanusiaan yang adil dan beradab serta keadilan sosial telah tererosi oleh nilai2 pragmatisme, individualisme dan materialisme. Pranata2 sosial dan kepantasan umum yang biasa berlaku telah berganti dengan gaya barat yang permisif, hedonis dan asosial. Bisa dibilang bangsa kita krisis identitas dan nilai.

Keprihatinan kita tidak berhenti di situ saja. Di bidang ekonomi, eksplorasi mineral yang tdk memperhatikan lingkungan, memakan banyak korban. Penggundulan dan kebakaran hutan, banjir dan tanah longsor hingga 'Lula' (lumpur Lapindo) yang membuat Sidoarjo menjadi 'the truly Kuala Lumpur'. Pendidikan kita juga setali tiga uang, bopeng di-sana sini. Gedung sekolah ambruk, biaya sekolah membumbung tinggi, gaji guru yang minim sampai kegagalan anak didik di UN yang sebenarnya hanya mensyaratkan nilai minimal 4 untuk lulus!
***
Ironi di atas, akan tetapi, bukanlah sebuah cerita yang harus terus diratapi. Keprihatinan tersebut bukanlah sebuah tembok tinggi yang lantas menghambat jalan kita. Kita masih punya harapan! Harapan akan masa depan yang lebih baik. Harapan akan kepemimpinan Indonesia yang lebih bertanggung jawab dan memikirkan kepentingan rakyat banyak. Harapan itu terbentang dari sudut barat Aceh hingga pelosok timur Papua, dari mata hati dan nurani rakyat yang terdalam.

Harapan itu ada dipundak kita semua. Generasi yang mengalami manisnya perputaran roda modernisasi dan reformasi hingga getirnya krisis ekonomi dan rentetan bencana. Saatnya untuk kita menapak maju dan mengambil peran. Tidak perlu peran yang menyilaukan, peran kecil yag positif dan konsisten, sudahlah cukup untuk membawa bangsa kita menuju ke arah yang lebih baik. Mungkin kita bisa terinspirasi dari sosok Irvin Museng, yang kini sedang menimba ilmu di Ajax Amsterdam, atau tim TOFI yang mengharumkan nama bangsa di ajang fisika dunia, atau mungkin Anggun yang terus berkibar di dunia tarik suara Eropa. Siapa tahu kita bisa berbuat sesuatu kepada bangsa seperti mereka.

61 tahun negeriku. Aku masih (selalu) merah putih, masih tetap memendam hasrat untuk kemajuan negeri dan anak bangsa. Dirgahayu Republikku tercinta!

Saturday, August 12, 2006

Catatan Liburan (2): Kesan2 KL

Edisi kedua dari perjalanan liburan ke negeri jiran. Berpetualang bermodal nekat dan keberuntungan bersama istri.
***
Berikut beberapa tempat yang aku kunjungi di negeri jiran Malaysia.
1) Chinatown (Jalan Petaling)
Biasa aja lah, kampung Cina gitu, jelas banyak orang Cinanya. Banyak lapak2 kayak di-Glodok gitu, juga banyak warung2 tenda yang menjual makanan2. Di sekitar sini kami menginap untuk sementara waktu, menunggu fajar menyingsing (kayaknya itu hotel esek2 deh..:p).

Photobucket - Video and Image Hosting

2) Masjid Jamik
Menaiki LRT dari Chinatown, kami turun di St. Masjid Jamik untuk lanjut ke KLCC. Sekalian lewat, kami mengunjungi salah satu Masjid tua di KL ini. Foto2 bentar, terus cabut deh ke KLCC.

3) Golden Triangle
a. Surya KLCC + Petronas Twin Tower
Surya KLCC tuh sebenarnya sebuah mall yang nyambung dengan Petronas Twin Tower. Di bagian depan nyambung ke Petronas, bagian belakang nyambung ke taman2 yang luas. Pas malam minggu, suasananya ramai sekali dengan muda mudi yang berpacaran. Di Surya KLCC ini banyak banget turis2 Arab keluyuran sambil kalap berbelanja. Juga ada 2 orang turis dari Indonesia yang hilir mudik di sini, sekedar cari AC atau cari makan. Hehhe.

b. KL Tower dan Malaysia Tourism Center (MTC)
KL tower tuh mirip tower TVRI di Senayan, jadi gak ada yang istimewa. Sementara di Malaysia Tourism Center, waktu itu lagi ada festival makanan, jadi sempat nyicip2 masakan khas negara2 bagian Malaysia, termasuk durian...wuihh..lezaatttnyeee...:p. Oya, akhirnya aku tinggal di hotel sekitaran MTC, dengan view yang pas menghadap ke Petronas Tower, kalo gak salah nama hotelnya Renaissance hotel.

Photobucket - Video and Image Hosting Photobucket - Video and Image Hosting

4) Putrajaya
1 Jam perjalanan dari KL. Kami naik bus jurusan 68 dari mall Maedeen (baca Mayidin). Modal nekat dan tanya sana sini aja. Harga tiket pulang pergi total 8 Ringgit per-orang (mau pingsan aku, saking murahnya tikett...:p). Banyak yang bisa dilihat di Putrajaya. Terutama bangunan2nnya. Benar2 kota baru deh, sebagai usaha mereka memisahkan pusat pemerintahan dengan pusat perekonomian.

Photobucket - Video and Image Hosting Photobucket - Video and Image Hosting

5) Genting Highland
Selepas dari Putrajaya, aku langsung ngacir ke Genting. Bermodal pengetahuan dari internet, LRT jadi transportasi utama menuju stasiun terdekat ke Genting (namanya Gombak/Putra). Dari sana kami naik shuttle bus dengan waktu tempuh 1 jam menuju Genting. Sampai di-sana ramenya minta ampun (waktu itu hari Minggu). Intinya sih di sana tuh tempat orang main judi (kasino), tapi dilengkapi dengan banyak tempat hiburan (di sini kami sempat ke Ripley Believe it or Not dan Snow World).

Photobucket - Video and Image Hosting Photobucket - Video and Image Hosting

Kesan Pesan:
-Persis seperti Singapura, mereka bisa menjual pariwisatanya. Objek2 yang ada hanyalah buatan belaka, tapi itu semua mampu menyedot banyak wisatawan (terutama orang2 Arab boww)
- Keramahan warganya, masih sulit untuk dilupakan. Tadinya kami khawatir, karena mendengar orang Malaysia kurang respek terhadap orang Indonesia. Tapi bayangan tersebut sirna begitu saja.
- MurMer (Murah Meriahh...!!)
- Dengan transportasi umum, semua objek wisata di Malaysia, bisa kami gapai. Itu menandakan bahwa sistem transportasi mereka sudah cukup bagus. Intinya, PD aja lagii...^_^

Wednesday, August 09, 2006

-MYOB-

Mind your own business aka urus sono urusan elo sendiri!!
***
1) Kenapa sih sibuk ngurusin urusan orang? gak ada kerjaan po?
2) Gue bukan anak kecil lagi, jadi gak butuh caveat2 yang bisa gua temui di text book.
3) Setiap orang gak bisa disamain, elo begini, gua begitu, so what gitu loch?
4) Kenapa sih orang di-dunia ini gak mencoba hidup damai dengan berdampingan? gak perlu sibuk ngurusin sesuatu yang bukan urusannya dan tidak pula mengganggu kepentingannya?
5) Sudah banyak kebencian di-dunia, lebih baik bergandeng tangan daripada menghunus pedang
6) MYOB aja deh...

Wednesday, August 02, 2006

Catatan Liburan: Di Bawah Langit Spore

Catatan liburan yang tertunda. Impian untuk berada di bawah langit peradaban yang berbeda ternyata meluas. Kali ini aku berada di bawah langit Singapura.
***
Setelah menempuh perjalanan selama 7 jam dari Melben, akhirnya pesawat Austria Air yang aku tumpangi mendarat di Changi Airport. Senang sekali rasanya. Setelah dijemput istri tercinta, aku melanjutkan perjalanan ke apartemen istri dengan taksi. Kesan selama perjalanan singkat dari bandara ke apartemen tujuan adalah fakta lancarnya lalu lintas di Spore, di mana jalanan tolnya benar2 bebas hambatan dan pastinya gratis. Oya, sepanjang perjalanan tsb, aku juga melihat banyaknya gedung-gedung tinggi yang berjejer dengan meriah, menunjukkan siasat pemerintah Spore guna mengatasi keterbatasan lahan. Jadi gedung2 yang menjulang tinggi itu tidak melulu berupa perkantoran, tetapi juga banyak perumahan2.

Bicara mengenai gedung-gedung dan bangunan, hal menarik yang aku temui selanjutnya adalah begitu banyaknya bangunan mall di-negeri ini. Tidak hanya terpusat di kawasan Orchard, mall-mall mewah dan besar juga tersebar di-hampir semua sudut kawasan Spore, hal yang sangat jarang aku temui di Melben (paling2 adanya Myers and Coles doang). Mall2 tersebut kelihatannya niat banget dibangun oleh pemerintah setempat, ini bisa dilihat dari banyaknya mall-mall yang terhubung satu sama lain (kayak Suntec City Mall yang terhubung dengan Raffles Mall). Tambahan lagi, mall2 tersebut biasanya dapat dicapai dengan fasilitas transportasi umum (MRT), dengan kata lain, di-setiap mall2 tersebut pasti ada atau berdekatan dengan stasiun MRT. Bener2 negeri mall deh.

Nyinggung2 soal transportasi di Spore, pasti gak bisa lepas dari yang namanya MRT atau Mass Rapid Transport, yaitu sistem transport berupa kereta api cepat yang menghubungkan wilayah2 di-Spore. Awalnya sih aku gak terlalu percaya ama gembar-gembor tentang canggihnya MRT sini, karena menurutku sistem di Melben juga gak kalah canggih. Ternyata? buihh....MRT vs Connex Melben (plus Metlink sistemnya kalo perlu, yang mencakup tram dan bus), jauh kebedukkk. Alias MRT Spore jauh lebih canggih. Mulai dari kereta-nya yang lebih bagus (Connex Melben hampir mirip gerbong2 kereta di Indonesia gitu deh), ticketing system yang lebih fleksible dan simpel-di mana MRT memakai sistem biaya per jarak tempuh, sementara Metlink memakai sistem jam2an (waktu). Selain itu tiketnya MRT juga multifungsi di mana kita tetap memakai 1 kartu yang bisa diisi kembali sekaligus juga bisa berfungsi sebagai alat pembayaran di-beberapa outlet tertentu (spt McD misalnya). Fasilitas stasiun keretanya juga lebih canggih dan 'mewah', bahkan susunan rel-nya bisa 3 tingkat untuk beberapa stasiun interchange. Singkatnya, sistem transportasi di Spore lebih canggih dan teratur dibandingkan sistem transportasi di Melben. Gak heran, beberapa waktu lalu ada usulan untuk mereformasi sistem transportasi di Melben yang dituding sebagai salah satu faktor gagalnya Melben meraih gelar 'the most liveable city in the world'.

Balik ke cerita liburan. Di Spore, aku puas diajak muter2 mengunjungi tempat2 wisata yang menarik. Tempat pertama yang aku kunjungi ada Pulau Sentosa. Pulau kecil di selatan Spore ini memang sengaja disulap menjadi sebuah kawasan wisata guna menyedot para wisatawan. Perjalanan ke pulau ini bisa ditempuh via MRT, sehingga memudahkan semua orang untuk mengunjunginya. Di Sentosa ada banyak tempat menarik yang bisa dikunjungi, antara lain Merlion (patung singa raksasa lambang negara Spore), Carlsberg tower (kita bisa melihat Spore dari kejauhan dan pemandangan Sentosa) , Images of Singapore (di-sini kita bisa melihat perjalanan sejarah Spore, ditunjang dengan kecanggihan teknologi cerita sejarah Spore jadi menarik untuk disimak), Fort Siloso (benteng peninggalan Inggris, tapi sayang aku gak sempat mengunjunginya) dan Magical Fountain Show (setiap hari pertunjukannya ada, mulai pukul 8 mlm).

Photobucket - Video and Image Hosting Photobucket - Video and Image Hosting
Di depan Images of Singapore (kiri)-Di bawah patung Merlion raksasa (kanan)

Tempat selanjutnya adalah Night Safari. Ide tempat wisata ini sih simpel saja, mengajak kita melihat kehidupan binatang di waktu malam. Pengunjungnya seabrek2 minta ampun (termasuk para bule2 geblek). Padahal kalo mau jujur, koleksi binatangnya tidak terlalu banyak dan biasa saja. Namun pengalaman berkeliling 'hutan' dan melihat binatang2 di waktu malam dengan menaiki tram, menjadikan tempat ini sebuah kawasan yang spesial. Selain menaiki trem, kita bisa juga memilih untuk berjalan kaki dan menyusuri trek di sekitar kawasan hutan tersebut, untuk secara langsung mengamati binatang2 yang ada. Jadi kalo ke-sini, kostumnya haruslah kostum tracking bukannya kostum ke mall, seperti beberapa pengunjung yang aku temui, hehehe. Ke hutan kok pake kostum hip-hop bling-bling...:p

Photobucket - Video and Image Hosting
Jane and Tarzan berpose bersama di Night Safari

Riverside Point dan Clark Quay adalah tempat yang aku tuju kemudian. Kedua tempat ini letaknya relatif berdekatan dan dipisahkan oleh Singapore river. Kedua tempat ini menawarkan tempat2 makan dan kongkow2 yang menyenangkan, karena sambil menyantap makanan kita bisa menikmati temaram lampu kota dan suasana Singapore river lengkap dengan boat2 nya yang lalu lalang. Mengunjungi tempat ini jelas mengingatkanku akan keberadaan Yarra River dan Docklands di Melben. Perbandingan ini menunjukkan bahwa sungai-pun jika dikelola dengan bijak dan cerdas, bisa menjadi sebuah aset wisata yang berharga.

Photobucket - Video and Image Hosting Photobucket - Video and Image Hosting
Di jembatan Riverside Point (kiri)-Di jembatan Spore River dkt Fullerton Hotel (kanan)

Menyusuri Singapore River akan mengantarkan aku ke patung Mother Lion (yang sering ditayangkan di tivi2 itu loo..). Disebut Mother Lion, karena patung singa-nya ini relatif jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan patung raksasa Merlion di Pulau Sentosa. Lagi2 pemandangan sudut kota dan Mother Lion-nya begitu luar biasa. Suasananya benar2 terasa mengasyikkan karena lokasi patung tersebut ada di-tepi pantai. Tiupan angin pantai dan percikan air mancur dari Mother Lion menambah romantis suasana kunjungan (halahh...:p).

Photobucket - Video and Image Hosting
Tumben2 hasil jepretan di mlm hari hasilnya bagus, biasanya sih gelepp..

Beberapa tempat lainnya yang aku kunjungi adalah Chinese Garden dan Lakeside, kedua tempat ini relatif dekat dengan lokasi apartemen istri di kawasan Jurong East. Tempatnya indah dan ditata dengan baik, namun masih kurang dieksploitasi dengan baik. Di Chinese Garden ini terdapat meuseum kura2 di mana kita bisa melihat ribuan koleksi kura2 hidup, termasuk kura2 berkepala 2. Masih banyak sebenarnya, tempat2 lain yang menarik untuk dikunjungi dan relatif mudah untuk dicapai, namun karena istriku ngantor di weekday dan aku males untuk jalan2 sendirian, jadinya cuma ngubek2 mall atau memilih bermalas2an di rumah, hehehe. Tapi tetap aja senang, karena bisa melihat dan belajar banyak hal dari negeri Singa ini. Lain waktu dan kesempatan, nanti cerita2 lagi.

Tuesday, August 01, 2006

Semester 2

Sempet libur nge-blog beberapa saat, sekarang saatnya buat sedikit bercerita. Cerita dimulai dengan kisah perkuliahan semester 2, hohohoh.
***
Setelah shopping mata kuliah selama seminggu, akhirnya di-minggu ketiga perkuliahan ini, aku sudah memutuskan mata kuliah apa aja yang akan diambil. Ada perbedaan yang sangat mencolok antara kuliah semester 1 dan semester 2. Di semester 1, genre yang aku anut adalah kuliah2 finance yang sangat praktikal, bombastis dan kadang sedikit fancy, di semester 2 ini genre yang aku pakai adalah theoritical and research based. Mata kuliahnya seharusnya seru, tapi gak tahu kenapa dosen yang ngajar alirannya memang aliran teoritis dan senang mendiskusikan research paper dibandingkan membedah praktik-praktik di-dunia akuntansi yang nyata.

Aku sih berpikir positif saja, mungkin ini saatnya aku untuk kecebur ke dunia riset dan teori2 ngawang2, setelah sebelumnya duduk nyaman di zona 'praktisi'. Lagian, kombinasi antara pengalaman di dunia praktik dan bacaan soal temuan-temuan riset terbaru akan membuat aku lebih 'bijak' dalam memandang fenomena dunia akuntansi dan bisnis. Satu yang pasti, semester 2 ini terasa lebih berbeda aja. Aku serasa menaiki rakit di sungai yang mengalir tenang, dibandingkan semester lalu yang serasa menaiki sebuah ban terapung di tengah gelombang laut yang ganas. Tapi, prinsip kewaspadaan juga tetap dijaga, siapa tahu saja di balik sungai yang mengalir tenang itu tersembunyi pusaran air yang besar atau mungkin juram yang dalam. Bottom line-nya adalah terus berdoa, bekerja dan berusaha.

Mata kuliah yang diambil semester ini adalah Advanced Management Accounting, Advanced Auditing and Professional Practice, Financial Reporting Issues dan Instiutional Assets and Liabilities Management. Kuliah yang terakhir sama sekali bukan mata kuliah akuntansi, tetapi lebih kepada risk management di bank. Aku ambil mata kuliah itu, karena aku sangat awam sama bank dan sejenisnya. Soalnya siapa tahu nanti aku diminta jadi Komisaris bank, hehehe, jadi kan harus tahu seluk beluknya...:p. Advanced Auditing bicara banyak soal audit dari sisi temuan-temuan riset terbaru, sekaligus menguak fenomena2 audit supply and demand, audit quality, fraud, internal control, human judgement in auditing sampai ke industry specialist in audit. Financial reporting issues lebih fokus ke issue earning management di mana kita akan diberi sebuah project untuk mendesain model yang bisa digunakan untuk mendeteksi earning management. Advanced management accounting, lebih teoritis dan ngawang2. Yang bikin asik karena dosennya baik dan senang menabung, makanya aku ambil semester ini, heehhe.

Itu aja, detail cerita soal kuliahnya, nanti bakal aku tuangkan di blog terpisah, moga2 sempat bikinnya, soalnya kadang masih sering asik main Hattrick, hehehe. Oya satu lagi, untuk kuliah yang audit, aku diminta presentasi paper punya dosen-ku yang pernah ia presentasikan di konferensi American Accountant Association tahun lalu. Hehheh, bangga juga sih diminta gitu (padahal dipilihnya random..:p), doain aku bisa mempresentasikan kembali model2 risetnya dengan baik. Ayo...ayo teman2, kuliah lagi, biar tambah pintar bangsa kita..:D.

Saturday, July 22, 2006

Hello Goodbye!

Ruang dan Waktu; 2 hal yang manusia belum dapat menaklukkannya, kita hanya bisa menjinakkannya untuk sesaat.
***
Setelah kurang lebih 25 hari berduaan, kini saatnya kami harus berpisah. Berat rasa memang, tapi penggalan jalan ini memang harus dilalui dengan sabar dan tabah. Indahnya kebersamaan yang kami lalui, menjadi bara semangat untuk membakar asa guna menghadapi waktu-waktu ke depan.

Semaju apapun peradaban umat, hingga saat ini manusia tak kunjung mampu menaklukkan perbedaan ruang dan waktu. Mereka hanya bisa menjinakkannya lewat fasilitas canggih yang terus diperbarui. Tak mungkin rasanya kita berada di ruang dan waktu yang berbeda secara bersamaan. Terima kasih banyak untuk benda canggih bernama pesawat terbang, teknologi luar biasa bernama internet dan telefon, serta secarik kertas bernama paspor. Dengan itu semua, aku bisa sekedar melepas rindu dengan istri tersayang, berbagi cerita, doa dan harapan.

Keterpisahan ini hanyalah sebuah rangakaian cerita indah, bukan sebuah cerita sedih macam lagu 'bad day'-nya Daniel Powter yang kerap kau dendangkan. Perbedaan ruang dan waktu ini pasti kaya akan hikmah. Mungkin dengan ini, kita bisa menjadi pribadi yang kuat dan sabar. Tambahan lagi kalo sudah lama berpisah terus kemudian bertemu, tentunya rasa kasih dan sayangnya akan beda...jadi gimana gitu, hehehe. Intinya, teruslah bersykur dan memahami hikmah ini semua.

Kelak, guratan cerita ini akan bisa kita bagi dengan senyuman tulus. Bercerita bahwa di ujung horizon sana terbentang sebuah kebudayaan yang bisa kita pelajari, bahwa di atas batasan langit biru terbentang kisah peradaban yang bisa kita nikmati.
Saat mentari merayap pulang atau saat pagi menjelang, akan selalu kuingat hangat senyumanmu yang selalu membuat bintang-bintang menari-nari indah. Walau dalam imaji, semua itu cukup mengobati rindu ini. Untuk sesaat, mari kuatkan hati...sambil mengucap.."Hello Goodbye..."

Friday, July 21, 2006

Siap 'Perang'

Barusan baca artikel Jose Mourinho si manajer Chelsea di detik yang menyatakan bahwa timnya siap 'perang' di musim liga yang baru. Dengan PD-nya si Mourinho sekalian berkata bahwa gaya model rambutnya yang baru (cepak ala tentara) adalah 'bagian' dari kesiapan dalam 'perang' di semua ajang kompetisi yang diikuti Chelsea.


Secara kebetulan, kemarin baru aja aku potong rambut, lepas dari gaya 'gondes' yang selama ini dianut. Untuk pertama kalinya, gaya rambut pendek 1 cm aku pilih sebagai bagian dari 'kaul' atas suksesnya semester 1 kuliahku. Dan kalo diperhatikan, potongan rambutku sekarang jelas2 mirip banget sama potongannya si Mourinho. Jadi, siap 'perang' juga nih menghadapi semester 2 perkuliahan? hehehe. Gak tahu ahh..soalnya aku masih sering males buat belajar..:p


Photobucket - Video and Image HostingPhotobucket - Video and Image Hosting

Manajer Sadigol FC di hattrick.org vs Manajer Chelsea di English Priemer League

Tempat Yang Paling Indah

Di manakah tempat yang paling indah? sebuah pertanyaan yang sulit untuk dijawab sekaligus sulit untuk menggapainya.
***
Apakah Brastagi, tempat nan elok dan sejuk di Sumatera Utara yang pernah aku kunjungi tahun 2002 lampau? apakah Gorontalo dan Manado yang aku datangi di akhir tahun 2003? Goronto-Manado sendiri aku digapai melalui jalan Trans Sulawesi nan spektakuler, karena diapit oleh pegunungan dan laut Sulawesi. Apakah Pontianak, kota sungai yang memiliki monumen Equator yang aku kunjungi tahun 2004 lalu? Apakah Nabire yang juga aku kunjungi di tahun 2004? kota di tanah Papua yang sempat terguncang gempa dengan segala kesederahanaan dan keterbatasan fasilitasnya?

Atau Bali? yang aku kunjungi tepat di-saat Tsunami Aceh 26 Desember 2004? Atau Tana Toraja? dengan bukit-bukit yang mengapit hijau tanah persawahan plus pemakaman kuno Londa nan legendaris itu? Atau mungkin kota Makassar yang terlihat anggun dengan penataan ulang Pantai Losari di pusat kotanya? Hmm..atau mungkin Yogyakarta? dengan segala romantisme, keunikana spiritual dan senyum ramah warganya?

Atau mungkin Pulau Sentosa Singapura dengan magical fountains dan keangkuhan tower Merlion-nya? Atau Petronas Twin Tower KL? atau kawasan pemerintahan megah Malaysia bernama Putrajaya? mungkin Melbourne? dengan sapaan angin dingin khas pesisir selatan Australia? dengan gemerlap cahaya lampu disekitaran Yarra River dan Dock Land di kala senja?

Sayangnya tempat2 di atas bukanlah tempat yang paling indah bagiku. Dengan apa yang kita miliki sebagai mahluk yang bernyawa, tempat yang paling indah bagiku adalah tempat di mana manusianya memiliki HATI yang bersih, JIWA yang tenang dan SENYUM yang tulus. Hati yang bersih, jauh dari kebencian dan niatan tercela. Jiwa yang tenang adalah jiwa yang senantiasa bersyukur atas segala apa yang didapat jauh, dari ambisi buta dan kenikmatan semu duniawi. Senyum yang tulus adalah wakil dari nurani penuh kasih yang mendambakan persahabatan tanpa pamrih.

Tempat paling indah itu bukan di-peta wisata, bukan pula di sudut dunia yang aku kunjungi. Tempat yang paling indah itu ada di diri kita sendiri. Akh, ingin sekali aku mencapai tempat paling indah itu. Meminjam perkataan Homer Simpson di salah satu episode The Simpson: "...dengan hati yang bersih dan jiwa yang tulus, kita tidak membutuhkan surga, karena kita sendiri sudah berada di dalamnya...".

* Tulisan ini untuk keangkuhan dan pragmatisme Singapura serta untuk keramahan KL .

Wednesday, July 19, 2006

Virus

Banyak cerita di kepala, segudang kisah di lidah dan luapan pengalaman di hati. Tapi apa daya 'virus' malas tampaknya makin deras saja menggelayut di tubuhku. Tapi kalo dipikir2 ya masih wajar karena aku masih dalam suasana liburan, walaupun di kampus masa perkuliahan telah dimulai, hehehe.

Ya inilah salah satu kelemahanku, sering tak kuasa melawan rasa malas. Sebelum bercerita tentang banyaknya tantangan yang dihadapi, lagi2 tantangan terbesar adalah menaklukkan diri sendiri. Ughh...

Kalo saja 'virus' malas ini bisa mendengar...ingin aku berteriak...pergi jauh kau dari tubuhku, aku ingin berbuat sesuatu selain berkompromi dengan kemalasan ini.

Wednesday, July 12, 2006

Lolos dari Lubang Jarum

Nilai akademik di Aussie terdiri dari 5 grades: N Fail (0-49), P Pass (50-59), C Credit (60-69), D Distinction (70-79) dan HD High Distinction (80-100). Aku tidak butuh D atau HD, yang aku butuh adalah P untuk 4 subject yang aku ambil semester ini, alias lulus semuanya!
***
SMS yang aku tunggu2 dari kampus akhirnya datang juga ke handphone-ku.
+61427042290: my.monash: S1 result: AFF4013 HD 85; AFF4040 P 59; AFF4230 C 67; AFF4271 D 72.

Alhamdulillah, perjuangan belajar 6 bulan full di semester satu kuliahku terbayar dengan harga yang pantas. 'Momok' yang aku takuti yaitu AF 4040 atau Advanced Investment subject, akhirnya berhasil aku lewati (dapat P dengan skor 'cuma' 59). Ya Allah, terima kasih atas segala kemudahan dan kebaikan yang engkau curahkan. Dengan demikian aku boleh lanjut minimal 1 semester lagi. Subhanallah....
Kalo diperhatikan, nilai ujianku lumayan unik. Hasilnya lengkap semua; ada 1 HD, 1 D, 1 C dan 1 P, what a coincidence! Ngomong2, ehemm, untuk subject Financial Reporting and Statement Analysis, aku dapat HD lohh, lumayanlah untuk anak debutan semester 1...:p

Namun demikian beberapa rekanku ternyata, tidaklah seberuntung aku. Minimal 1 rekan AusAid dan 1 rekan private student dari Indonesia, failed di salah satu subject di-atas. Bener2, aku lolos dari lubang jarum..gak bisa berkata-kata, degup jantung masih berdetak cepat.

Terima kasih buat istriku yang terus berdoa dan tak henti-hentinya memompa semangatku. Buat keluargaku di Indonesia dan tentunya buat sahabat2ku yang selalu setia berbagi doa denganku atau sekedar berkomentar di-blog ini. Aku cuma lelaki kecil yang menenteng impian di pundak-ku. Kalian semualah yang membuatku mampu melewati semuanya. Terima kasih dan sampai jumpa di semester 2,heheh.

Saturday, July 08, 2006

Superman balik lagi

Fantastic Four, X-men, Spiderman, Wonder Woman, Cat Woman dan Batman sudah beraksi memikat perhatian para moviegoers. Nah, sekarang si superhero dari planet Kripton datang mengunjungi kita. Saat tiket seharga S$8 sudah ditangan dan jam menunjukan saatnya waktu pertunjukan dimulai, setidaknya aku punya 2 pertanyaanku yang inginnya bisa dijawab oleh film produksi WB ini, pertama masihkah aksi-aksi si jagoan membosankan dan yang kedua, apa kabar hubungan cinta si pahlawan Marvel komik itu dengan si Louis Lane.
***
Untuk pertanyaan yang pertama, jawabannya adalah masih membosankan. Maksudnya si jagoan ini masihlah terlalu tangguh bagi lawan-lawannya. Kecepatan terbangnya (selayaknya meteor jatuh), kekuatannya yang luar biasa (kapal terbang 'nyungsep' bisa ditahan oleh doi), kekebalan tubuhnya (peluru aja rontok) sampai ke tiupan hawa dinginnya (guna menjinakkan api), masih terhitung luar biasa buat ditandingi oleh kriminal2 kelas teri. Lawannya kali inipun 'cuma' Lex Luthor yang notabene hanya manusia biasa yang bermodalkan pengetahuan akan kelemahan si manusia besi pada cryptonite.

Untuk pertanyaan kedua, sedikit banyak lebih bisa dijawab dengan jawaban yang memuaskan, kendati hubungan kedua rekan kerja ini tetaplah tarik ulur. Di sequel ini, Louis Lane diceritakan sudah menikah dan telah memiliki anak, tapi tetep aja si Superman (juga Clark tentunya) tak bisa memendam memendam hasrat cintanya pada si Louis. Di setting ini, sangat terlihat sisi manusiawi si jagoan kolor merah, yang tak melulu berperang melawan kejahatan tetapi juga mulai sibuk dengan perjuangannya mendapatkan cinta Louis dan berusaha beradaptasi dengan perubahan yang ada. Kalo dilihat2 konflik ini mirip dengan konflik yang dihadapi si jagoan bertopeng laba-laba (Spiderman), yang sejatinya adalah pecundang di sisi kehidupan 'manusianya'. Sebagai catatan, 'pecundangnya' Spiderman di dunia manusia-nya ini, dinilai sebagai kunci larisnya jualan film Spiderman where a savior can be hero or a zero in the same direction.

Kalo 2 pertanyaanku sudah terjawab, lalu masihkah film ini menyimpan kejutan, untuk sekedar membuat kita tidak menyesal untuk memelototinya?. Jawabannya YA! (menurutku) film ini memuat sebuah kejutan besar bagi Anda! Sepanjang 154 menit Anda akan dibawa kepada sebuah plot cerita yang mengejutkan. Sebuah kejutan yang sangat berani menurutku, karena (mungkin) akan mempengaruhi jalan cerita si sayap merah ini dikemudian hari. Note: sebagai tambahan, istriku dan temannya tidak habis2nya membahas 'kejutan' ini; dasar wanita..:p

Jadi?
Menurutku, Superman edisi kali ini hanyalah sekedar sebuah nostalgia di mana Superman yang telah lama menghilang kembali datang lagi ke bumi. Sesuai judulnya, Superman Returns, sequel kali ini menurutku hanya sebagai sebuah umpan kecil untuk seri berikutnya yang (dipercaya) lebih heboh dan menjanjikan. Nah, jika Anda yang ingin bernostalgia bersama si kolor merah plus mengetahui kejutan besar yang aku sebutkan sebelumnya, bisa dikatakan OKElah untuk menengok film ini. Tambahan lagi, tampang Superman kali ini gak kalah keren dengan pemeran seri2 sebelumnya (apalagi waktu jadi Clark, kyk di foto). So, segera buruan ngantri dan siap2lah 'terbang' bersama si 'bapak' superhero (!).

Photobucket - Video and Image Hosting

The World Diving Championship

Kombinasi dari kesedihan akan tersingkirnya jagoan2ku di Piala Dunia, banyaknya keputusan wasit yang kontroversial plus aksi diving pemain2 yang makin merajalela, menyadarkan aku bahwa sepakbola HANYALAH sebuah permainan!
***
Australia tersingkir karena penalti Francesco Totti di menit 92(!), hasil dari 'jatuhnya' Fabio Grosso yang menabrakkan dirinya ke Lucas Neill saat sedang sliding mencoba menahan pergerakan bek kiri Italia tersebut. Spanyol tersingkir karena gol Patrick Viera via tendangan bebas Zidane hasil dari 'pelanggaran' Puyol yang 'dituduh' mengahadang pergerakan Henry (Puyol 'melabrak' dada Henry, tapi secara dramatis Henry memegangi mukanya). Portugal tersingkir dari penalti Zidane hasil dari 'jatuhnya' Henry yang secara minimalis disentuh ujung sepatu Carvalho di dalam kotak penalti. Di babak penyisihan grup, Tunisia 'terbunuh' peluangnya oleh penalti Shevachenko, hasil dari apa yang disebut pelanggaran terhadap yang bersangkutan. Padahal terlihat jelas ditayangan ulang, kalo Sheva, terjatuh karena 'keserimpet' kakinya sendiri!

Sebagian aksi diving atau simulation (aksi berpura2 terkena pelanggaran demi mendapatkan tendangan bebas/penalti) di atas, membuat John Dykes, pembawa acara sepakbola ESPN Asia menyebut Piala Dunia 2006 sebagai The World Diving Championship. Ia berkomentar bahwa para pemain memanfaatkan keterbatasan wasit dalam mengawasi pertandingan dengan cara 'berakting' di lapangan demi mendapatkan keuntungan bagi timnya. Kelakuan para pemain tersebut jelas bertentangan dengan semangat FIFA yang selalu mengkampanyekan slogan My game is fair play plus usungan bendera kuning di setiap awal laga yang bertuliskan Fair Play.

Teriakan keras dari para pengamat pun bermunculan, salah satunya dari Franz Beckenbauer, ketua penyelenggara Piala Dunia 2006, yang mengusulkan diadakannya suatu pertemuan khusus untuk membahas aksi diving para pemain tersebut. Entah, apa yang akan mereka bahas, tapi yang pasti diving sudah jadi satu masalah yang menggangu the beautiful game ini. Diving membuat sebuah pertandingan jadi tidak enak ditonton, karena wasit sibuk meniup pluitnya tiap ada aksi pelanggaran pura-pura tersebut. Belum lagi kesedihan tiada tara atau emosi meluap2 karena kekalahan akibat diving seperti contoh2 yang aku paparkan di-atas.

Mungkin tidak ada salahnya jika kita sedikit menengok kultur Liga Primer Inggris yang terbiasa bermain fair, antara lain dengan mengharamkan diving dan menjadikan body charge sebagai bagian dari sepakbola. Liga Inggris, para pemain akan dicemooh jika mereka kerap melakukan diving, bahkan oleh supporternya sendiri. Contoh ini bisa dilihat pada diri Didier Drogba yang sering di-boo oleh supporter Chelsea karena sering diving dan gampang jatuh. Bahkan di sekitar 1990an Klinsmann (pelatih timnas Jerman sekarang) sempat ditolak supporter Tottenham Hotspur untuk bergabung ke tim kota London tersebut, gara2 kegemaran-nya diving (salah satunya penyebab penalti Jerman ke gawang Argentina di Final Piala Dunia 1990).

Kembali ke Piala Dunia 2006. Kecerdasan Argentina dalam bermain passing game, permainan speed & power Ghana dan Pantai Gading, sepakbola era baru Jerman dan lenggak lenggok si legenda hidup Zidane, tak mampu menolong Piala Dunia, yang aku sebut sebagai Piala Dunia terburuk sepanjang 5 Piala Dunia yang aku tonton (mulai 1990). Final belum lagi digelar. Tapi bagiku, Piala Dunia ini sudah berakhir dan menjadi sesuatu yang harus segera dihapus dari ingatan. Sekarang saatnya kembali menjalani hidup yang normal. No more football, at least for the next 6 months.

Photobucket - Video and Image Hosting

Belacan

Salah satu kelemahan orang Indonesia di perantauan negeri orang adalah tak tahan akan rindunya masakan kampung halaman. Dan itu terjadi padaku.
***
Perbedaan antara Melbourne dan Singapore dari segi 'keberadaan' bahan2 masak adalah: di Melben gampang dapat bumbu2 masakan termasuk bumbu2 jadi (krn banyak Indo groceries kyk Mix atau Laguna) TAPI sangat sulit buat cari bahan2 masakan ala Indonesia (kalopun ada harganya selangit), seperti: rampai, terong, pare, tempe, sawi2an, kacang panjang dll. Sementara di Spore, segala macam bahan2 masakan, gampang didapat (krn itu kan makanan orang Asia), TAPI, cari bumbu2 ala Indonesia, sulitnya setengah modar.

Dalam rangka membangkitkan selera makanku dan juga membahagiakan istri, sesampainya di Spore, pengen rasanya bikin sambel2an (sambel mentah dan sambel goang). Dan tentu saja bahan yang terpenting dalam bikin sambel2 itu adalah terasi bukan? iya, yang baunya sedap luar biasa itu lohh, heheh. Dengan semangat aku hunting bumbu 'maut' bernama terasi itu, yang dalam bahasa Inggris beristilah shrimp paste. Di sebuah supermarket, akhirnya aku dapatkan shrimp paste tsb dalam kemasan botol plastik.

Saat ingin beraksi membikin sambal mentah (plus ayam goreng, nyamm2..), ternyata 'performa" shrimp paste tersebut sangat mengecewakan. Karena terasi dalam botol plastik itu lebih berbentuk pasta cair bukan terasi tradisional yang biasanya berbentuk batangan lembut (?). Akhirnya harapan untuk membikin sambah mentah pake terasi nan lezat pun sirna, karena terasi yang aku beli tidak sesuai harapan.

Pantang menyerah, keesokan hari, akhirnya aku berusaha mendapatkan terasi yang cocok. Aku hunting ke wet market dekat apartemen. Di sana, setelah menjelaskan ngalor ngidul (plus bahasa tarzan) soal terasi yang aku inginkan kepada penjaga toko, akhirnya sampailah kami pada satu kata Melayu yang merujuk pada terasi: BELACAN!. Yess, akhirnya bahan penting yang aku cari2 itu pun aku dapatkan. Belacan a.k.a shrimp paste a.k.a terasi, itu pun segera aku campur untuk bikin sambel goang nan lezat buat sarapan pagi. Hasilnya? luar biasaaa lezaat...istri tambah sayang, perut kenyang, rindu kampung halaman terobati.
Salam sambal belacan.

* Setelah itu aku jadi doyan masak bersama belacan, salah satunya adalah beli bumbu tumis kangkung belacan. Seger sih terutama buat tumis2an gitu, tapi lama2 istri jadi protes karena bosen semua serba belacan, termasuk dapur yang jadi bau belacan kalo bikin tumis dan sambel. Halahhh, padahal cuek aja, asal jangan badan kita jadi bau belacan aja..:p

Monday, July 03, 2006

Orchard, Dago dan Malioboro

Tempat yang pertama kali dituju setelah Saya mendarat di negeri Singa ini, tidak lain dan tidak bukan adalah Orchard road. Di jalan ini banyak sekali tempat belanja, super mall, coffee shop, hotel, sampai gedung perkantoran yang membuat kita punya banyak pilihan untuk memuaskan kesenangan kita. Orchard sudah menjadi sebuah mantra bagi warga Singapore dan para turis pendatang yang ingin mendapatkan sensasi belanja, window shopping, strolling, sampai sekedar kongkow2 biasa.
***
Jika Orchard adalah jalan yang penuh mall plus segala pernak-perniknya, yang intinya kita bisa mendapatkan sensasi belanja dan cuci mata, maka jangan salahkan Saya jika lantas membandingkan jalan legendaris Singapore ini dengan jalan Dago (Bandung) dan jalan Malioboro (Yogya). Menurut saya, ketiganya memiliki kesamaan baik dari segi fungsi dan penataannya (yang sepakat tunjuk tangan..??). Bahkan menurut otak tempe saya, Dago dan Malioboro memiliki sentuhan kekhasan yang magical dibandingkan Orchard. Apa itu? nuansa tradisional yang tidak tergerus oleh modernitas mall2 dan pusat perbelanjaan yang ada. Di Dago, kita masih menjumpai orang jual jagung rebus asam manis plus rumah makan Sunda dengan alunan musik Supis (Sunda pisan..:p). Lebih2 lagi di Malioboro, di mana kita bisa menikmati ajlug2an naik delman (yangg ternyata Melbourne juga meniru gaya ini, makanya di sekitaran Elizabeth & Bourke St. ada kereta kuda mirip delman, cuma kudanya memang segede2 gajah, dibanding kuda jawa yang kurus kurang makan), plus lesehan "mahal"-nya. Di Dago malahan, kita bisa mendapatkan barang2 kualitas oke+orisinil produksi dalam negeri, sementara di Maliboro, kita bisa mendapatkan barang2 etnik yang cute dan berkualitas tinggi. Maka sudah sepantasnya kita juga bangga bahwa kita pernah pergi ke Dago dan Malioboro yang notabene kurang lebih sama sensasinya dengan tempat wisata belanja legendaris bernama Orchard road. Kalo ada perbedaan, paling hanya beda tipis, karena Dago dan Malioboro di negeri Nusantara, sementara Orchard ada di negeri Singa galak.
***
Pesan dari cerita ini, dan juga banyak cerita lain2nya tentang Singapura adalah tentang seberapa pintar kita menjual barang dagangan. Seperti komentar ayah yang kaya di buku "Rich Dad Poor Dad" karya RT Kiyosaki, tentang Mc. Donald...
"Banyak orang di dunia ini, orang yang mampu membuat burger jauh lebih enak dari Mc. Donald, tetapi tidak ada orang di dunia ini yang mampu menjualnya lebih baik dari Mc. Donald."
Dalam konteks Orchard (dan juga Singapura), pemerintahnya mampu "menjajakan"pulau kecil dan nyempil ini menjadi sebuah kawasan punya magnet luar biasa bagi warga seluruh dunia. Well, sambil menjinjing tas belanjaan, saya menggumam.."Duh senangnya, sambil berlibur Saya tetap bisa memetik pelajaran berharga.."
Salam jualan!

Friday, June 30, 2006

She(Au)lia on 5o7

Setelah menanti beberapa waktu, akhirnya kesampaian juga hasratku buat dengerin album baru Sheila on 7. Aktor (tepatnya aktris) dibalik itu tak lain dan tak bukan adalah ibu Aulia!! suit..suitt... Doi aku teror terus menerus buat dapetin MP3 or CD-nya Sheila terbaru tersebut. Lewat 5 kali pengiriman, akhirnya 10 lagu bisa aku nikmati, hehehe. Buat para Sheilaganks yang belum sempet dengerin, berikut sebagian resensi-nya, cielee..
***
Total track di lagu ini ada 10 plus 1 intro, bertajuk 5o7 dan diklaim sebagai album paling personal mereka, karena lagu2nya banyak bercerita soal pasang surut perjalanan band mereka. Selain itu album ini juga menandai 10 tahun keberadaan So7 di kancah musik Indonesia. Hal yang patut dicatat adalah, setelah sempat banyak berimprovisasi di album "Pejantan Tangguh" (antara lain via brass section dan gaya lagu nge-rap) dan 07 Des (via musik country), di album baru ini So7 coba balik kanan ke arah gaya aransemen sederhana plus string section dan permainan conga yang "mencabik-cabik" perasaan pendengarnya. Tambahan lagi, di-album ini, S07 tetap mempertahankan permainan denting pianonya, demi menambah kesegaran lagu-lagu mereka. Sekedar pengingat, denting piano ala So7 ini sempat melambungkan mereka via lagu "Berhenti Berharap" di OST-nya 30 hari Mencari Cinta. In short, S07 terasa lebih dewasa terutama dalam menggarap detail aransemen musik. Untuk syair, masih tetep romantis, penuh luka-luka kadang dan jauh lebih sederhana, tapi jujur aja, cukup banyak pengulangan kata-kata "indah" yang diproduksi Eros, but its OK lah. Untuk suara Duta, ya memang cuma segitu aja...gak bisa diharap yang lebih-lebih, heheh. Yang pasti, tetep aja album S07 selalu punya daya imajinasi yang kuat, yang bisa mengiringi tonggak perjalanan hidup kita-kita (err...perjalanan aku at least..:p)
***
Berikut comment singkatku atas lagu2 mereka.
1) Mantan Kekasih
Lagu ini jadi jagoan di album 507. Bercerita soal mantan kekasih yang pengen balik lagi, setelah sempat meluluh lantakkan hati sang pria. Bagus sih, tapi agak garing di-akhir2 (pake backsound cowok2, setengah teriak2), dan juga ada beberapa nada syair yang dipaksakan, jadi kedengarannya agak2 aneh. Tapi tetep aja ada syair ini bisa menyayat hati: "Relakan semua...berakhirlah sudah...Dan biarkan bintang menuntunmu pulang..." Glegg...
2) Radio
Salah satu single andalan mereka juga. Aransemen-nya agak modern dan keren dengan sentuhan new wave dan sedikit nge-dance (kata Sony BMG). Ceritanya tentang seseorang yang rindu akan kekasihnya yang jauh. Untuk melampiaskan rasa rindunya, maka ia mengekpresikan rasa cinta dan rindunya via Radio. Yah, agak2 jadul gitu sih, tapi lumayan keren lah lagu ini. Terasa segar dan Sheila banget musiknya. 'Lewat radio aku sampaikan, kerinduan yang lama terpendam...terus mencari hingga musim berganti...Radio cerahkan hidupnya..."
3) Cahaya Terang
Lagu yang paling aku suka!! Lagu ini dibuat oleh Sakti, sebagai lagu perpisahan dengan band-nya. Bercerita tentang pengalaman spiritual Sakti mencari "kebenaran" dalam mempelajari agama. Lagunya dibuat dengan gaya riang gembira dan bukan dengan kesedihan, juga tanpa syair2 spiritual sehingga sepintas seperti lagu cinta biasa. Permainan Gitar Eross terasa segar, gak seperti style2 lama yang gitu2 aja. "Ketika aku, lihat cahaya terang, aku dapat merasakan ke mana kan pergi...Tak kan pernah aku takut...Tak kan pernah aku sedih...".
4) Kini Kau Ada
Lumayan asik juga, segar dan variatif, diciptakan oleh Duta. Lagu ini menceritakan tentang orang yang mengeluh dan bosan akan kesehariannya sebagai seorang bujangan. Hingga akhirnya ia menemukan seorang yang setia menyeduhkan teh hangat di pagi hari dan membuat dunianya terasa lebih terang...suit..suitt...
5) Pemenang
Liriknya untuk acuan Piala Dunia 2006. Inti lagu ini adalah selalu pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan, tantangan dan kompetisi. Pada akhirnya, jika kita bisa melakukan yang terbaik, kita bisa jadi pemenang, hohoho. "Bersiaplahh....untuk jadi pemenang, Bersiaplah...persaingan semakin berat.."
6) Ingin Pulang
Lagu ini bercerita tentang kondisi ketika sedang diluar rumah -sedang tour, dan disela-sela perjalanan tersebut ada rasa benar-benar rindu dengan rumah dan semua yang ada di rumah. Lagu ini diciptakan oleh Adam. Aransemen-nya asik juga kok.
7) Terlalu Singkat
Lagu ini ditingkahi dengan dentingan piano, membuat lagunya sedikit berbeda dengan yang lain. Bercerita tentang "tawaran" seorang pria pada wanita yang dicintai-nya untuk mau menjadi kekasihnya, karena ia yakin bahwa hidup terlalu singkat untuk dilewati tanpa cintanya. Ada beberapa kemiripan di lagu ini dengan lagu dan syair2 S07 sebelumnya, tp keseluruhan, tetep OK buat didengerin.
8) Bingkisan dari Tuhan
Lagu ini ciptaan Adam, kental dengan permainan bass sang pencita lagunya. Bercerita tentang suara hati seorang pria yang "memuja" keberadaan wanita di dunia ini. Wanita adalah bingkisan dari Tuhan, begitu kurang lebih.
9) Last Pretence
Bercerita tentang "perpisahan" So7 dengan para personilnya. Cukup menyentuh. Dengan jujur dikatakan bahwa di antara mereka memang ada perbedaan2. Diungkapkan juga pengharapan mereka agar hendaknya perbedaan itu dilupakan demi sebuah keutuhan. "...berpura-puralah Kau masih sehati, karena...selama ini...kaulah yang aku cari...". Permainan orkestra-nya bikin lagu ini jadi tambah manis.
10) Terjamah yang Lain
Last but not least! Lagu ballad tentang kesedihan kasih tak sampai seorang pria pada seorang wanita. Lukanya bertambah perih, saat ia harus menerima kenyataan bahwa sang wanita telah mendapatkan pujaan hatinya (terjamah yang lain). Permainan flute dan string-nya keren abis. Sayang seribu sayang, puncak lagunya gak muncul2 juga, reff-nya juga gak jelas...jadi gak tahu harus mengingat atau menyanyikan bait yang mana. Ditambah penggalan nada syair yang tercecer2 membuat lagu ini jadi antiklimaks. Note: Ibu Aulia, merasa "tertampar" dengan lagu ini, aku gak tahu, bagian mana yang membuat dia tertampar, huhuhuhuh..pisss..
***
Walaupun Samsons, Peter Pan, Radja, Dewa, Ungu atau apa aja band2 di Indonesia hilir mudik, daya magis So7 tetep gak ada yang bisa ngalahain. Album mereka tuh seolah2 membingkai perjalanan dan cerita hidup kita, ceillee...jadi So7 rock!! Aulia lebih rock! karena mau susah2 kirim lagunya ke aku, hehe..thanks ya bu..

Wednesday, June 28, 2006

Bertanggung Jawab

Badai sempurna (exam di Monash) telah genap seminggu aku lalui, perasaanku pun campur aduk dibuatnya. Exam kali ini memang sunggu berbeda, begitu banyak tekanan yang aku dapatkan, tak heran, 3 minggu masa ujian kemarin, aku benar2 stress dan tegang menghadapinya. Ada beberapa faktor yang buat aku kemarin luar biasa stress. Yang pertama, sistem di Monash mewajibkan kita untuk lulus di Exam, yaitu mendapatkan minimal 50% dari total nilai di Exam. Konsekuensinya, walaupun kita mendapatkan nilai yang bagus di assignments kita, tapi gagal mendapatkan nilai minimal 50% di Exam, maka jelas, kita bakalan failed. Faktor kedua adalah masalah bahasa. 3 dari 4 ujian yang aku hadapi adalah ujian non hitungan, alias kualitatif. Jenis ujiannya pun berupa analisis argumentatif bukan sekedar pertanyaan 'datar', dengan kata lain, pertanyaannya berupa how dan why bukan what, when atau who. Konsekuensinya, aku gak cuma harus paham masalah di subject tersebut, tapi juga harus bisa mengemukakan argumenku, bisa ditebak masalahnya adalah BAHASA! Dalam waktu 3 jam ujian, mana sempet mikir pilihan kata yang baik, struktur jawaban yang logis dan tepat. Yang ada panik, pusing dan gak PD. Faktor ketiga yang bikin stress adalah faktor diri sendiri. Kelelahan mental jelas jadi faktornya. Kecapekan karena udah habis2an ngerjain assignments beberapa minggu yang lalu. Selain itu, ada 1 faktor lagi, Piala Dunia 2006, mengganggu konsentrasiku, hehhe.
***
Dari 4 ujian itu, jujur aja kualitasnya gak ada yang memuaskan. Aku benar2 gak puas dan merasa gak bisa mengerjakan dengan baik. Banyak sebabnya, salah satunya, karena aku sangat bergantung pada hints/kisi-kisi yang diberikan dosen. Saatnya hints itu sedikit berbeda, aku jadi bingung dan gak ngerti, selain juga faktor keberuntungan (aku baca A dalam topik tertentu ternyata yang keluar B atau C, plus soal2 yang dibuat tricky dan menjebak). Singkatnya, ujian semeseter pertamaku ini benar2 amburadul, berbeda 180 derajat dengan nilai2 assignmentku.
***
Perasaan khawatir akan kegagalan di-semester awal ini begitu menghantuiku. Namun, lewat sebuah perenungan singkat, aku menemukan sebuah kata kunci menghadapi ini semua: tanggung jawab!. Dengan kata lain, aku siap bertanggung jawab atas hasil-hasil yang aku raih nanti di semester ini, entah dapat nilai bagus, biasa saja atau mungkin gak lulus (amit-amit deh). Bertanggung jawab untuk mengevaluasi apa yang sudah aku lakukan untuk kemudian mencoba bangkit kembali dengan lebih baik. Kegagalan (kalo memang harus aku hadapi), bukan akhir dari segalanya. Aku sudah sering menghadapi tekanan dan kesulitan, jadi ini kesempatan yang baik untuk membuktikan seberapa hebat aku bertahan dalam belitan perjuangan ini. "Failure is simply the opportunity to begin again, this time more intelligently. "

Tuesday, June 27, 2006

(Kadang) Sepakbola Bisa Sangat Kejam

Kesedihan mana yang bisa menandingi kekalahan sebuah tim sepakbola di Piala Dunia, di-babak knock out, saat waktu tersisa tinggal 5 detik lagi? Untuk menambah kesan kesedihan, Anda kalah dengan tim yang bermain dengan sepuluh orang, dan kekalahan itu terjadi karena tendangan penalti akibat acting pemain yang banci?
***
Kesedihan itu menimpa Australia, yang telah menunggu 32 tahun untuk tampil lagi di Piala Dunia dan disaat harapan 20 juta orang warga negaranya sedang membumbung tinggi agar sepakbola bisa memberkan kebanggaan baru bagi the Down Under.
Sepakbola memang bisa jadi sangat kejam, seperti halnya Italia yang tersingkir oleh Korea Selatan di perempat final Piala Dunia 4 tahun lalu. Sepakbola bisa jadi sangat sama halnya dengan kalahnya Inggris dari Jerman dan Argentina di Piala Dunia 1990 dan 1998 dengan adu penalti. Sepakbola juga sangat kejam, saat Anda, setelah menunggu kesempatan yang panjang, kemudian tertimpa cidera sangat parah di masa menjelang dan saat Piala Dunia, seperti yang menimpa Djibril Cisse (patah kaki 9 bulan) dan Michael Owen (rusak jaringan lutut 8 bulan). Atau betapa sadisnya sepakbola saat Andres Escobar, bek Kolombia dibunuh oleh geng mafia di-negaranya, gara2 membuat gol bunuh diri saat melawan Rumania di Piala Dunia 1994.
***
Tapi itulah sepakbola, kendati drama dan kenyataan yang dihasilkannya terkadang sangat kejam dan menyedihkan, tak kunjung padam hasrat orang untuk kembali menyaksikannya. Football can be very cruel, but football is just more than a game!
-Masih BT, sedih dan kecewa, saat Socceroos kalah tragis dari tim "banci" Italia-